Posts from the ‘GLOBALISASI’ Category

Manipulasi Makna : Sejak ‘Perang Dunia’ hingga ‘Tatanan Dunia Baru’

KETIKA berlangsung seminar Masalah-masalah Global dalam Perspektif Perkembangan Islam yang diselenggarakan ICMI-Orsat Berlin, puluhan tahun yang lalu, terdapat seorang pembicaranya yang bernama: Hamadi El- Aouni, dosen ilmu politik dan ekonomi di Universitas Berlin: Freie Universiteit dan Fachhochschule fur Wirtschaft.

Di antaranya ia membicarakan manipulasi makna yang sering dilakukan barat hanya untuk memperkokoh dirinya sebagai penguasa dunia. Karena ia merasa sebagai supremasi global, segala bentuk kelebihan Timur, seperti dikecilkan sampai dihilangkan.

Sayangnya, kata ilmuwan asal Tunisia itu, Timur sering terjebak oleh produk manipulasi itu, sehingga menjadi korban apresiasinya. Sekaligus menciptakan sikap mider dalam menghadapi masa depan.

Ia mengharapkan kita untuk waspada dalam menggunakan istilah Barat. Soalnya sebuah istilah bisa berarti sangat luas: politis, ideologis, etis, dan moralis. Istilah ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi direkayasa oleh sejumlah badan tertentu yang memang untuk menciptakan istilah.

Perang Dingin, 1945-1989, sering dipandang Timur sebagai masa damai. Ini keliru. Karena selama itu sudah ratusan kali perang telah terjadi di selatan. Karenanya, ia menganggap istilah itu hanya berlaku untuk utara.

Tetapi Hamadi heran, mengapa banyak tokoh negara di selatan yang mengakuinya. Malah para ilmuwan di selatan pun bersikap serupa, meskipun mereka mengetahui, korban perang 1945-1989 melebihi korban Perang Dunia.

Tentang Perang Dunia pun dikritik Hamadi. Apakah benar seluruh dunia ketika itu terlibat perang? Tidak! Hanya terjadi antar negara kolonial di Eropa, plus Amerika Serikat dan Rusia. Sedangkan Asia, Amerika Latin, dan Afrika umumnya terseret karena setiap negara kolonial menyebarkan perang di teritorial negara yang dikuasainya.

Karenanya, istilah yang sudah melegenda secara global itu bisa berarti implisit: Eropa dan Amerika Serikat menobatkan dirinya, “Kami ialah dunia!” Di luar itu hanya pelengkap.

Hamadi pun heran, mengapa harus Utara-Selatan, bukan sebaliknya. Ia mencurigai, apakah itu merupakan indikasi adanya persepsi bahwa utara menguasai dunia dibandingkan selatan? Atau masing-masing sebagai pihak aktif dan pasif dalam mengelola sumber daya alam.

Misalkan pada sektor teknologi. Di utara melaju dengan pesat. Untuk merangsang kreativitas, disediakan anggaran milyaran US dollar. Sementara di selatan, imitatif dengan mengimpor tehnokrat bersama laboratorium. Selain itu untuk sektor ekonomi. Di utara integrasi semakin nyata dalam konsep ekonomi, sementara di selatan kondisi seperti itu belum dijalankan secara optimal.

Masyarakat industri berkaitan dengan peradaban. Ia merupakan homogenitas perilaku manusia dalam masyarakat untuk bidang proses nilai tambah dalam mengelola bahan baku. Tetapi negeri berkembang bisa menyangkut wilayah mana saja tanpa kecuali, karena prosesnya pasti demikian, termasuk Eropa dan Amerika Serikat.

Padahal setiap komunitas cenderung untuk membentuk masyarakat industri. Tetapi mengapa penerapannya tidak untuk setiap komunitas? Taruhlah untuk memudahkan komunikasi, tetapi mengapa tidak sebaliknya? Di sini terdapat pengkultusan terselubung atas kelebihan Barat dibandingkan Timur.

Masalah ini pun termasuk pembahasan Hamadi dalam seminar tersebut.

Dulu banyak yang mengartikan Dunia Ketiga dari aspek power fisik. Dua kelas di atasnya dipegang oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat. Namun menurut Hamadi, dunia kelas tiga. Dua kelas diatasnya masing-masing mencakup negara yang tergabung dalam NATO dan Pakta Warsawa.

Tampak sekali, bagaimana Barat merendahkan Timur, dalam mencirikan dunia ketiga. Hanya Barat belum berani mengatakan dengan intepretasi yang gamblang itu.

Untuk Tatanan Dunia Baru, Hamadi mengintepretasikannya sebagai bentuk metode Barat untuk menundukkan, mengontrol, dan mengatur Dunia Ketiga, agar ketergantungan bisa tetap dijaga.

Dengan demikian, dari aspek politis, misalnya, hanya Barat yang berhak mengatur segala masalah yang terjadi di dunia, baik maupun jahat. Sayangnya sering tidak universal. Pemakaiannya ditentukan oleh situasi, waktu, dan kondisi, agar tidak menjadi bumerang terhadap kepentingannya.

Demikianlah hebatnya manipulasi makna buatan Barat untuk menutupi persepsi yang kira-kira menyudutkannya. Sebagai professor linguistik di MIT, Cambridge, Massachusetts, Noam Chomsky menyadari, media massa mempunyai kemampuan untuk membentuk opini, sekaligus mengarahkan publik dunia, hanya melalui manipulasi makna.*/Nasrullah Idris. Penulis tinggal di Bandung

hidayatullah.com

Kajian Geopolitik : Tatanan Dunia Baru berdasarkan Teori konspirasi

Conspiracy Theory (Financial Conspiracy)[1]

Oleh : Surya Adiputra

Serangkaian peristiwa besar yang terjadi dimuka bumi ini sering kali dikaitkan dengan apa yang dinamakan dengan teori konspirasi. Meskipun banyak yang menganggap bahwa teori konspirasi ini hanya bualan semata atau bahkan cerita orang yang kurang kerjaan, namun bagi sebagian orang teori inilah yang mendasari setiap kejadian besar di dunia percaya bahwa selalu ada sekelompok orang yang merencanakan peristiwa besar untuk mendapatkan keuntungan dari dampak peristiwa tersebut. Teori Konspirasi adalah teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari suatu peristiwa(sosial, politik atau sejarah) adalah adanya persekongkolan yang dilakukan secara rahasia (dibalik layar) oleh sekelompok orang atau organisasi tertentu.

Konspirasi terbesar tentunya adalah adanya rencana pembentukan pemerintahan tunggal yahudi dunia, yang ditulis oleh Daniel Estulin dalam buku yang berjudul Club Bilderberg tahun 2006. Club Bilderberg merupakan organisasi bayangan yang mengadakan pertemuan tahunan yang dihadiri oleh sekitar 120 s/d 140 orang yang berpengaruh dari amerika dan eropa. Sepertiga dari anggota Club Bilderberg berasal dari politisi dan orang-orang pemerintahan, sedangkan dua pertiganya berasal dari kalangan keuangan, industri, dan pendidikan. Dalam bukunya tersebut Estulin mengatakan bahwa agenda besar dibalik pertemuan tersebut adalah pembentukan pemerintahan global yang tidak lain adalah pemerintahan yahudi dengan cara memanipulasi publik.

Hal ini tentu menjadi masuk akal karena beberapa anggotanya adalah anggota keluarga rockefeller dimana keluarga Rockefeller dan kroni-kroninya (termasuk keluarga rothschild) merupakan pencetus pembentukan Federal Reserve yang merupakan bank sentral Amerika, dimana pada prakteknya menjadi lahan perampokan bagi para bankir (rockefeller, dkk). Lalu untuk apa mereka merampok Federal Reserve? Tujuan utama tentu sudah jelas, yaitu mengendalikan pemerintahan dari negara Adidaya tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan terbentuknya negara Israel yang tidak lain merupakan sumbangan dari keluarga Rothschild (kroni dari Rockefeller), yang tak lain adalah sponsor bagi Theodor Herztl yang merupakan penggagas terbentuknya negara yahudi tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mungkin segelintir orang keuangan dapat mengendalikan dari sebuah negara adidaya?

Ada pernyataan dari beberapa tokoh yang kurang lebih menegaskan bahwa hal tersebut memang terjadi. Seperti yang dikatakan oleh Franklin D. Roosevelt (1932) “ The Real Truth Of The Matter Is That a Financial Element In The Large Centers Has Owned The Government Since The Day Of Andrew Jackson”. Sejarah telah berkata bahwa sejak revolusi amerika meletus telah terjadi perampokan yang dilakukan melalui bank sentral. Berdasarkan sejarahnya terdapat dua fungsi utama yang menjadi milik serta praktek Bank Sentral. Mengendalikan tingkat suku bunga serta jumlah uang yang beredar, atau inflasi. Bank sentral tidak serta merta menyuplai uang kepada pemerintah, namun memberikan pinjaman kepada pemerintah atau uang yang beredar beserta nominalnya, tentu saja disertai dengan bunga. Tentu saja keseluruhan dari sistem ini adalah menghasilkan suatu hal dalam jangka panjang yang dinamakan “utang”.

Tidak diperlukan kecerdasan untuk mengungkap semua penipuan tersebut. Setiap dolar yang dicetak oleh Bank Sentral dipinjamkan dengan bunga. Artinya bahwa nilai dari setiap dolar yang dicetak adalah dolar tersebut ditambah beberapa persen hutang, yang dibebankan atas pencetakan dolar tadi. Dan karena Bank Sentral memegang hak monopoli atas pencetakan seluruh mata uang bagi negara, dan mereka meminjamkan setiap dolar yang dicetak beserta hutang yang otomatis mengikutinya, lalu dari mana uang untuk membayar hutang tersebut? Lagi-lagi uang tersebut berasal dari Bank Sentral. Artinya Bank sentral harus terus menerus meningkatkan jumlah uang beredar, untuk menutupi sementara jumlah hutang yang ada, dan karena uang yang dikeluarkan tersebut disertai bunga maka akan tercipta hutang-hutang yang lebih banyak lagi. Akhirnya yang tercipta adalah perbudakan atau bisa dikatakan self generating debt.

Diawal 1900 ketika masyarakat mulai jenuh dengan bank sentral, ada penggagas yang ingin membentuk Bank Sentral baru dengan dalih untuk menyelamatkan krisis. Beberapa aktor yang bermain antara lain (J.P Morgan, Rockefeller, Rothschild, dan warburgs). Mereka berupaya untuk mendorong terciptanya UU untuk pembentukan bank sentral dengan mempengaruhi opini publik saat itu. Saat itu J.P. Morgan mempublikasikan berita yang menggemparkan dunia finansial saat itu. Dengan pengaruhnya yang kuat J.P. Morgan memberitakan bahwa terjadi kebangkrutan pada Bank New York. Hal ini tentu membuat kepanikan dan histeria masyarakat, sehingga terjadilah apa yang diharapkan, yaitu penarikan besar-besaran simpanan masyarakat di Bank yang memaksa mereka untuk menarik semua pinjaman di masyarakat, seperti hukum Newton “Setiap Aksi Akan Menimbulkan Reaksi”. Maka yang terjadi adalah masyarakat kembali dirampok, dan menjual semua propertinya yang memicu kebangkrutan, pengalihan hak milk dan huru-hara besar-besaran. Dan Lagi2 siapa yang diuntungkan? Mereka adalah bankir2 licik (J.P. Morgan, dkk).

Atas dasar hal tersebut, dengan dalih untuk menyelamatkan krisis, maka senator Aldrich (yang notabene menikahi anggota keluarga Rockefeller) membentuk komisi untuk membuat UU tentang pembentukan Bank Sentral. Pada tahun 1913 dengan dukungan para bankir, Wilson menjadi presiden Amerika, hal ini tentu dengan kesepakatan untuk mengesahkan UU mengenai Federal Reserve (Bank Sentral). Setahun kemudian wilson menyesal atas keputusannya dengan mengatakan bahwa “Negara industri kita yang besar dikontrol oleh sistem pinjamannya, yang dipegang oleh segelintir orang, oleh karena pertumbuhan negara maupun segala aktivitas kita berada di tangan segelintir orang.

Pada akhirnya yang terjadi adalah perampokan dan perampokan lagi, misalnya yang terjadi pada tahun 1914 s/d 1919 Fed meningkatkan jumlah uang beredar hingga hampir 100% yang membuat banyak pinjaman diberikan kepada bank-bank kecil dan masyarakat, kemudian pada tahun 1920 Fed kembali menarik kembali secara besar-besaran uang yang telah beredar. Hal ini tentu membuat bank peminjam untuk membayar pinjaman dalam jumlah yang sangat besar, dan kejadian terulang kembali, bank diserbu nasabah, terjadilah kebangkrutan serta keruntuhan usaha. Lebih dari 5400 bank yang beroperasi selain bank reserve bangkrut dan berhenti beroperasi. Kepanikan tersebut hanyalah sekedar pemanasan bagi para bankir2 licik tersebut.

Pada tahun 1921 s/d 1929 The Fed sekali lagi meningkatkan jumlah uang yang beredar (62%), yang kembali membuat meningkatnya pinjaman kepada bank dan masyarakat. Pada tahun tersebut terdapat tren dipasar saham yang dinamakan “Margin Loan”. Dengan margin loan seorang investor dapat berinvestasi hanya dengan membayar 10% dari harga saham, sedangkan yang 90% dipinjamkan dari broker. Dengan kata lain seseorang bisa memiliki saham seharga $ 1000 hanya dengan uang sebesar $100. Namun ada syarat untuk pinjaman ini, yaitu adanya kewajiban untuk melunasi hutang pada waktu kapan saja, dan harus dibayar dalam waktu kurang dari 24 jam. Inilah yang disebut dengan penagihan terakhir (Margin Call). Dan yang terjadi ketika margin call dilakukan adalah penjualan atas saham yang sebelumnya dibeli plus dengan pinjaman. Jadi beberapa bulan sebelum Oktober 1929, J.D. Rockefeller, Bernhard Barack dan orang2 dalam yang lain secara diam-diam keluar dari pasar saham. Dan pada tanggal 24 Oktober 1929, para pemilik modal dari New York, yang memberikan pinjaman margin melakukan Margin Call secara besar-besaran. Hal tersebut langsung memicu penjualan saham secara besar-besaran di pasar modal karena setiap orang harus melunasi pinjaman mereka. Hal ini membuat kembali diserbunya bank dengan alasan yang sama, dan membuat lebih dari 16.000 bank bangkrut, yang membuat para bankir internasional tidak hanya bisa membeli bank pesaing mereka dengan potongan harga, melainkan membeli seluruh korporasi dengan harga yang sangat murah. Kembali yang tertawa dan menguasai adalah komplotan J.D. Rockefeller. Inilah konspirasi finansial terbesar yang terjadi di Amerika, yang membuat para bankir internasional semakin menjadi kuat dan bisa mengontrol pemerintahan sebuah negara, bahkan dunia.

Sumber :
1 ^ http://politik.kompasiana.com/2011/11/04/conspiracy-theory-financial-conspiracy/, 04/11/2011

Estulin, Daniel.2006. Club Bilderberg
http://www.thezetgeistmovement.com
http://www.suaramedia.com/berita-dunia/amerika/27443-castro-ungkap-konspirasi-kerajaan-yahudi-global.html
http://www.wikipedia.org
http://www.science.co.il/israel-history.php

Tata Dunia Baru [3]


Peta ‘Tata Dunia Baru’ menurut cetak biru ‘teori konspirasi'(1942)


Peta Dunia ketika Perang Dingin (1959-an)


Peta Dunia ketika Perang Dingin (1980-an)

Dalam teori konspirasi, Tata Dunia Baru atau New World Order (NWO) mengacu pada munculnya satu pemerintahan dunia yang totaliter [2] [3]. [4] [5] [6] Tema umum dalam teori konspirasi tentang Tata Dunia Baru adalah bahwa elit kekuasaan rahasia dengan agenda globalis adalah bersekongkol untuk akhirnya memerintah dunia melalui pemerintah otoriter dunia yang akan menggantikan negara-bangsa dan berdaulat yang mencakup segala ideologis yang berbeda sebagai puncak dari kemajuan sejarah. Kejadian yang signifikan dalam politik dan keuangan yang berspekulasi harus diatur oleh sebuah operasi komplotan rahasia terlalu berpengaruh melalui organisasi depan banyak orang. Peristiwa sejarah dan saat ini banyak dilihat sebagai langkah dalam plot pada-berkesinambungan untuk mencapai dominasi dunia melalui pertemuan politik rahasia dan proses pengambilan keputusan [2] [3]. [4] [5] [6] Sebelum awal 1990-an, Dunia conspiracism Orde Baru terbatas pada dua countercultures Amerika, terutama hak militan anti-pemerintah, dan Kristen fundamentalis yang kedua berkaitan dengan akhir zaman munculnya Antikristus [7]. Skeptis, seperti Michael Barkun dan Chip Berlet, telah mengamati bahwa sayap kanan populis teori konspirasi tentang New World Order sekarang tidak hanya dianut oleh banyak para pencari pengetahuan stigma tetapi telah meresap ke dalam budaya populer, sehingga meresmikan suatu periode yang tak tertandingi orang aktif mempersiapkan skenario millenarian apokaliptik di Amerika Serikat pada abad ke-21 akhir 20 dan awal [3] [5]. para ilmuwan politik prihatin bahwa histeria massa bisa memiliki apa yang mereka hakim yang akan pengaruh yang sangat buruk pada kehidupan politik Amerika, mulai dari alienasi politik luas untuk meningkat-satunya serigala terorisme [3]. [5]

Gradualisme2

Teori konspirasi umumnya berspekulasi bahwa New World Order dilaksanakan secara bertahap, mengutip pembentukan Sistem Federal Reserve AS pada tahun 1913; Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1919; Dana Moneter Internasional pada tahun 1944; PBB tahun 1945; Bank Dunia di 1945; Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 1948, Uni Eropa dan mata uang euro pada tahun 1993; Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 1998, Uni Afrika pada tahun 2002;. dan Uni Negara Amerika Selatan pada tahun 2008 sebagai tonggak utama [5]

Sebuah teori konspirasi semakin populer di kalangan Amerika sayap kanan populis adalah bahwa hipotetis Amerika Utara Serikat dan mata uang Amero, diusulkan oleh Dewan Hubungan Luar Negeri dan rekan-rekan di Meksiko dan Kanada, akan menjadi tonggak berikutnya dalam pelaksanaan Tatanan Dunia Baru. Teori ini menyatakan bahwa sekelompok elit rahasia internasional dan sebagian besar tanpa nama berencana untuk mengganti pemerintah federal Amerika Serikat dengan pemerintah transnasional. Oleh karena itu, teori konspirasi percaya bahwa perbatasan antara Meksiko, Kanada dan Amerika Serikat adalah dalam proses menjadi terhapus, secara terselubung, oleh sekelompok globalis yang tujuan utamanya adalah untuk mengganti pemerintah nasional di Washington.DC, Ottawa dan Mexico City dengan – gaya politik Eropa serikat dan Uni Eropa-gaya birokrasi kembung. [65]

Skeptis berpendapat bahwa Uni Amerika Utara hanya ada sebagai sebuah proposal yang terkandung dalam satu dari seribu makalah akademik dan / atau kebijakan yang diterbitkan setiap tahun yang mendukung segala macam pendekatan idealis tapi akhirnya realistis untuk masalah sosial, ekonomi dan politik. Sebagian besar bisa diedarkan di kalangan mereka sendiri dan akhirnya mengajukan pergi dan dilupakan oleh staf junior di kantor Kongres. Beberapa kertas-kertas ini, bagaimanapun, menjadi batu ujian bagi konspirasi yang berpikiran dan membentuk dasar dari semua jenis ketakutan xenofobia berdasar terutama selama masa kecemasan ekonomi. [65]

Misalnya, pada Maret 2009, sebagai akibat dari krisis akhir 2000-an keuangan, Republik Rakyat Cina dan Federasi Rusia ditekan untuk pertimbangan mendesak dari cadangan mata uang internasional yang baru dan Amerika Konferensi Perserikatan Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan mengusulkan sangat memperluas IMF khusus gambar hak. Teori konspirasi takut usulan ini adalah panggilan bagi AS untuk mengadopsi mata uang global untuk New World Order [66]. [67]

Menilai bahwa baik pemerintah nasional dan institusi global telah terbukti tidak efektif dalam mengatasi masalah di seluruh dunia yang melampaui kapasitas individu negara-bangsa untuk memecahkan, beberapa ilmuwan politik kritis conspiracism New World Order, seperti Mark C. Partridge, berpendapat bahwa regionalisme akan kekuatan utama dalam, kantong dekade mendatang kekuasaan di sekitar pusat regional: Eropa Barat sekitar Brussels, Belahan Barat di sekitar Washington, DC, Asia Timur sekitar Beijing, dan Eropa Timur sekitar Moskow. Dengan demikian, Uni Eropa, Organisasi Kerjasama Shanghai, dan G-20 kemungkinan besar akan menjadi lebih berpengaruh sebagai waktu berjalan. Pertanyaannya kemudian bukan apakah pemerintahan global muncul secara bertahap, melainkan bagaimana kekuatan regional ini berinteraksi satu sama lain [68].

edit————-

Mata-matai Al-Qaeda, AS Perluas Pangkalan Udara Rahasia di Afrika

Washington, Militer Amerika Serikat tengah memperluas jaringan pangkalan udara rahasia di Afrika. Hal ini dilakukan untuk memata-matai jaringan Al-Qaeda dan kelompok-kelompok militan lainnya.

Menurut harian Washington Post seperti dilansir AFP, Kamis (14/6/2012), operasi pengintaian itu dilakukan oleh pesawat-pesawat turboprop kecil tak bertanda yang terbang ribuan kilometer antara pangkalan-pangkalan udara dan tempat-tempat pendaratan di hutan-hutan di wilayah benua hitam itu.

Program yang telah diluncurkan sejak tahun 2007 ini, menunjukkan perluasan masiv operasi pasukan khusus AS dalam beberapa tahun terakhir. Juga militerisasi operasi intelijen selama perang melawan Al-Qaeda yang telah berlangsung satu dekade.

Pangkalan-pangkalan di Burkina Faso dan Mauritania selama ini digunakan untuk memata-matai kelompok Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM). Sementara basis-basis di Uganda digunakan untuk memburu Lord’s Resistance Army, gerakan gerilyawan brutal yang dipimpin Joseph Kony, yang diburu atas dakwaan kejahatan perang oleh Pengadilan Kejahatan Internasional atau ICC.

Menurut Washington Post, kini ada rencana untuk membuka pangkalan udara lain di Sudan Selatan guna membantu memburu Kony. Pria itu diburu atas keterkaitan dalam serangkaian kekejaman dan beroperasi di bagian-bagian wilayah Afrika tengah paling terpencil dan sulit dijangkau.

Di Afrika Timur, pesawat AS beroperasi di Djibouti, Ethiopia, Kenya dan Kepulauan Seychelles untuk memata-matai milisi Al-Shebab yang terkait Al-Qaeda.

Menurut The Post, salah satu pangkalan rahasia AS itu berada di tempat terpencil di Ouagadougou, ibukota Burkina Faso di Afrika Barat. Menteri Luar Negeri Burkina, Djibril Bassole menolak menjawab pertanyaan mengenai operasi pasukan khusus AS di negerinya.

Namun dikatakannya, pemerintah Burkina menghargai kerja sama keamanan AS. “Kami perlu memerangi dan melindungi perbatasan kami,” cetus Bassole. “Begitu mereka menyusup ke negara kami, akan sangat, sangat sulit untuk mengeluarkan mereka,” imbuhnya mengenai kelompok Al-Qaeda.

http://news.detik.com/read/2012/06/14/133901/1941326/1148/mata-matai-al-qaeda-as-perluas-pangkalan-udara-rahasia-di-afrika, diakses tgl 14/06/12

Referensi:

http://en.wikipedia.org/wiki/New_World_Order_(conspiracy_theory), diakses pada 12/06/2012

http://en.wikipedia.org/wiki/Supranational_union

http://blog.zakwannur.com/2009/05/kiamat-tahun-2012-adalah-propaganda.html

Harmoni (bukan benturan) Tatanan Dunia Baru

http://nyonyogoblog.wordpress.com/ranting-riwayat-artikel-nan-penting/freemasonry-story/

http://asepkazzev.wordpress.com/2011/09/16/

http://caksafa.multiply.com/journal/item/38

Kajian Internasional : Hubungan Historis antara Freemasonry (Gerakan Zionisme Internasional) Dengan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa)

KETAHUILAH.!!

Markas Besar PBB di New York (Amerika Serikat) adalah pemberian dari John D. Rockefeller II (Anggota Freemasonry / Zionis Internasional )


Panorama Mabes PBB. Dari kiri ke kanan: Sidang Umum, Sekretariat, Perpustakaan Dag-Hammarskjöld.

Markas Besar PBB di New York adalah lokasi terpenting dan tempat utama Perserikatan Bangsa-Bangsa bersidang. Di sinilah Sidang Umum PBB, Dewan Keamanan PBB dan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB bersidang. Sidang Dewan Ekonomi dan Sosial bergantian secara tahun dengan lokasi di Jenewa. Selain itu di sini terdapat gedung Sekretariat PBB.

Setelah PBB didirikan pada tahun 1945, Markas Besarnya berada di London. Namun pada tanggal 24 Oktober 1949 batu pertama Markas Besar PBB diletakkan di New York. Untuk itu John D. Rockefeller II menghibahkan sekitar 7 hektare tanah di tepi timur Manhattan kepada PBB sebagai asetnya dan sebagai sebuah wilayah Teritorial Internasional. Pada 1951 gedung-gedung utama kompleks ini selesai yaitu Gedung Sidang Umum, gedung-gedung konferensi dan gedung Sekretariat yang tingginya 39 lantai ini. Lalu pada tahun 1961, dibangunlah perpustakaan Dag-Hammarskjöld dan antara tahun 1969-1976 dibangun Gedung UN-Plaza yang berfungsi sebagai hotel dan gedung kantor.

Markas PBB lainnya berada di Jenewa, Wina dan Nairobi.1

24 Oktober merupakan peringatan hari kelahiran United Nations (UN / UNO) atau yang lebih kita kenal dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). UN atau kita sebut PBB (dalam bahasa Indonesia) merupakan sebuah organisasi internasional yang bertujuan memfasilitasi kerjasama antar negara dalam bidang hukum internasional, keamanan internasional, pengembangan ekonomi, kemajuan sosial, Hak Asasi Manusia (HAM), dan menciptakan perdamaian dunia. Sejarah berdirinya PBB bermula pada tahun 1945 setelah selesainya Perang Dunia (PD) II, menggantikan peran Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations / LN) untuk menghentikan perang diantara negara-negara di dunia. PBB memiliki banyak sub-sub lembaga di bawahnya untuk mewujudkan visi-nya.PBB memiliki enam organ utama yaitu (SUMBER DI SINI)[1]· Majelis Umum PBB (General Assembly)· Dewan Keamanan PBB (Security Council)· Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (Economic and Social Council)· Dewan Perwalian PBB (Trusteeship Council) – sejak 1994 telah dibekukan· Sekretariat PBB (Secretariat)· Mahkamah Internasional (International Court of Justice)Untuk melihat “misi suci” PBB, kita bisa melihat di dalam isi Piagam PBB atau Charter of The United Nations. Namun, karena mustahil menuliskan semua isi charter-nya, penulis hanya akan tampilkan cuplikan dari Preamble / Pembukaan / Mukadimah Piagam PBB.Preamble (telah diterjemahkan secara bebas dari bahasa Inggris)”Kami anggota Perserikatan Bangsa Bangsa bersepakat”:

Gedung PBB
1. Untuk menyelamatkan generasi kedepan dari kesengsaraan akibat tragedi peperangan, yang telah dua kali melanda dalam kehidupan kami, dimana telah membawa kesedihan yang tiada terperi kepada sesama manusia.2. Menjunjung hak-hak asasi manusia, nilai kemanusiaan, kesetaraan hak-hak lelaki dan perempuan, serta menjaga hak-hak negara-negara besar maupun kecil.3. Mewujudkan rasa keadilan dan rasa hormat-menghormati terhadap kebebasan pelaksanaan undang-undang tiap negara.4. Memajukan kesejahteraan sosial dan taraf hidup yang lebih baik dalam kebebasan yang lebih luas.”Maka untuk Tujuan ini”:1. Akan menerapkan sikap toleransi dan hidup bersama-sama dan menjaga keamanan satu sama lain sebagai negeri-negeri bertetangga secara baik.2. Akan menyatukan kekuatan kami untuk memelihara keamanan dan keselamatan antar bangsa.3. Akan memastikan bahwa kekuatan senjata tidak akan digunakan, kecuali untuk kepentingan umum setelah melalui tahapan-tahapan pendekatan.4. Akan menggunakan potensi antar bangsa bagi membangun kemajuan ekonomi dan sosial untuk semua manusia.Membuat Keputusan Bersama Untuk Mencapai Tujuan Ini. (SUMBER DI SINI)[2]Demikianlah ”misi suci” PBB dituliskan dalam piagamnya meskipun sampai hari ini, tidak ada misi tersebut yang terwujud dengan baik bahkan justru bertolak belakang dari misinya sendiri. Di dalam sebuah lembaga PBB, kedudukan tertinggi tidak jelas dipegang oleh siapa. Biasanya, dalam sistem demokrasi, pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat. Dalam hal suatu lembaga, maka biasanya keputusan tertinggi akan berada di tangan seluruh peserta / anggota lembaga organisasi (sebut saja musyawarah anggota), namun mekanisme ini pun juga tidak ada dalam lembaga yang berisi 192 negara di seluruh dunia ini. Dalam standar normal suatu lembaga, seharusnya keputusan tertinggi PBB dipegang oleh Majelis Umum yang berisi seluruh anggota PBB. Namun ternyata badan ini tidak memiliki kekuatan apapun untuk menetapkan resolusi dan tindakan nyata tanpa persetujuan 5 Anggota Tetap Dewan Keamanan. Karena Dewan Keamanan yang beranggotakan Cina, Rusia, Amerika, Inggris, dan Prancis memiliki Hak Veto untuk mengeliminasi keputusan Majelis Umum yang tidak sesuai selera mereka. Jadi, sebenarnya bisa dikatakan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi PBB dipegang oleh kelima negara anggota tersebut. Tentunya, hal ini sama sekali tidak pas dan sesuai dengan sistem DEMOKRASI yang mereka dengung-dengungkan selama ini. Jadi kesimpulannya, Dewan Keamanan adalah kekuatan pokok dan pengendali bagi keputusan dan tindakan PBB.Mekanisme yang aneh tentang PBB itu membuat gusar penulis untuk mencoba menelusuri sejarah PBB dan hidden mission yang diusungnya. Benarkah PBB benar-benar mewujudkan “misi suci” yang tertulis di dalam mukaddimah piagamnya itu? Bagaimana sejarah awal dan perkembangan PBB sebenarnya? Apa saja yang berada di balik PBB?

Penandatanganan Piagam PBB PBB didirikan di San Fransisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama – yang dihadiri wakil dari 51 negara – baru berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Sejak didirikan hingga tahun 2007, sudah tercatat ada 192 negara yang menjadi anggota PBB. Markas pertama PBB berada di San Francisco, namun sejak tahun 1946 sampai sekarang kantor pusatnya terletak di di New York.Church House adalah adalah sebuah bangunan yang menjadi markas pusat dari perkumpulan gereja-gereja (Anglikan) di Inggris, terletak di sebelah selatan dari Dean�s Yard di sebelah Wesminter Abbey di kota London. Gereja ini pada saat itu diduga kuat menjadi salah satu tempat berkumpulnya tokoh-tokoh gereja yang menjadi seorang Freemason. (SUMBER DI SINI)[3]Bangunan ini didisain oleh Sir Herbert Barker, sekitar tahun 1930-an, sebagai pengganti gedung yang terdahulu, yang diresmikan pada tahun 1902 oleh Coorperation of Church House yang berdiri sejak 1888. Bangunan ini dimaksudkan sebagai peringatan perayaan emas 50 tahun bertahtanya Ratu Victoria yang menjadi ratu sejak 1887. Batu pertama pembangunan bangunan ini diletakkan oleh Ratu Mary pada 26 Juni 1937 dan diresmikan oleh Raja George VI pada 10 Juni 1940.King George VI merupakan pendukung utama dan anggota aktif Craft (Freemason) dan pada tahun 1953 Uskup Anglikan ke XVI juga seorang Freemason (Lihat buku Christianity and Freemasonry; Kirby). Uskup Agung Geoffrey Fisher juga seorang Freemason, termasuk pula Uskup Agung Canterbury (1945-1961). (SUMBER DI SINI)[4]. Untuk lebih lengkapnya, silakan membaca lebih

Church House London
lanjut buku Church of England, Freemasonry and Christianity : Are They Compatible? dan buku Christianity and Freemasonry.Selanjutnya, diketahui bahwa istilah “United Nations” dicetuskan pertama kali oleh Franklin D. Roosevelt sewaktu masih berlangsung Perang Dunia II. Sosok Franklin D. Roosevelt perlu diketahui ternyata selain sebagai Presiden Amerika Serikat, ia juga merupakan anggota penting dari Organisasi Yahudi Freemasonry- yang memiliki beberapa organisasi underbow berkedok gerakan sosial dan amal seperti Lions Club dan Rotary Club. Setidaknya terdapat dua catatan mengenai aktivitasnya di organisasi Mason tersebut. Satu sumber menyatakan Rosevelt bergabung dengan sebuah organisasi Lodge pada tanggal 11 Oktober 1911 (SUMBER DI SINI)[5]; sedangkan sumber lain menyatakan ia masuk pada 28 November 1911 (SUMBER DI SINI)[6].Nama PBB/UNO digunakan secara resmi pertama kali pada 1 Januari 1942. Tujuannya untuk mengikat wakil-wakil Pihak Berseteru kepada prinsip-prinsip Piagam Atlantik serta untuk menerima sumpah dari mereka guna menjaga keamanan Kuasa Paksi. Setelah upaya itu, Pihak Berseteru terus memantapkannya dengan ditandatanganinya kesepakatan-kesepakatan dalam persidangan-persidangan di Moscow, Kaherah dan Taheran sewaktu masih berperang pada tahun 1943. Dari bulan agustus sampai Oktober 1944, wakil-wakil dari Perancis, Republik China, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet bertemu untuk memperincikan rancangan-rancangan di Estet Dumbarton Oaks, Washington, D.C..Dari pertemuan-pertemuan selanjutnya dicapailah rancangan pokok mengenai tujuan, wakil-wakil anggota dari tiap negara, struktur, serta susunan dewan untuk memelihara keamanan dan keselamatan antarbangsa, kerjasama ekonomi dan sosial antarbangsa. Rancangan ini telah dibicarakan dan diperdebatkan oleh beberapa wakil negara dan utusan bangsa.Pada 25 April 1945, persidangan PBB tentang penyatuan antar bangsa, dimulai di San Francisco. Selain dihadiri oleh wakil-wakil negara juga organisasi umum -termasuknya Lions Club yang diundang khusus untuk menggubah piagam PBB. Tak kurang 50 negara yang menghadiri persidangan ini menandatangani “Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”. Polandia yang tidak menghadiri persidangan itu diberi satu tempat khusus, baru dua bulan kemudian tepatnya pada 26 Juni wakilnya menandatangani piagam itu.Selanjutnya, Perserikatan Bangsa Bangsa ditetapkan secara resmi pada 24 Oktober 1945, selepas piagamnya telah diratifikasi oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK), yaitu Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, Perancis, Republik China serta diikuti anggota lainnya yang terdiri 46 negara di Church House, London, Inggris pada 10 Januari 1946 yang diikuti 51 negara.Kantor Pusat PBB saat ini dibangun di sebelah Sungai East (East River), New York City pada tahun 1949 di atas tanah yang dibeli dari John D. Rockefeller, Jr. dengan dana bersama sebanyak 8.5 juta dollar AS jadi bukan milik Amerika Serikat. John D. Rockfeller pun juga diketahui merupakan anggota Freemason. Arsiteknya dari berbagai bangsa, termasuknya Le Corbusier (Perancis), Oscar Niemeyer (Brazil), dan wakil-wakil dari beberapa negara yang lain. Tim ini diketuai oleh Wallace K. Harrison, Pimpinan Harrison & Abramovitz (NYC). Kantornya dibuka secara resmi pada 9 Januari 1951. (SUMBER DI SINI)[7]Tokoh-tokoh PBB juga banyak sekali diisi oleh tokoh-tokoh dan pentolan anggota-anggota Freemason dan cabang-cabangnya. Dalam sebuah artikel tercatat nama U Thant (UN Secretary General), Robert Strange McNamara (US Secretary of Defense 1961-1968; President World Bank 1968-1981).(SUMBER DI SINI)[8]

Logo Bendera PBB
Lambang PBB yang menampakkan globe dengan garis lintang dan bujur membentuk 33 kolom. Tak hanya itu, di dalam logo nya pun, terdapat segmen coretan sebanyak 33 juga berupa tebaran ranting dan dedaunan Akasia. Apakah hanya sekedar kebetulan? Simbol nomor 33 adalah melambangkan 33 tingkatan dalam organsasi rahasia Freemasonry produk Yahudi. Pohon akasia, mungkin bisa diartikan dengan ” semak yang membakar” yang Moses (Nabi Musa) temukan di tengah padang pasir (Exodus 3:2), dan merupakan kayu yang oleh Tuhan diperintahkan kepada Moses untuk gunakan sebagai bahan Bahtera / Kapal, Meja, dan Tempat Beribadah (Exodus 25: 10, 23).Ada banyak bukti, bahwa lahirnya PBB dan segala keputusan dan tindakannya adalah buah dari konsep organisasi bawah tanah Freemasonry produk Yahudi dan kaki tangannya untuk melindungi gerakan zionisme dan kepentingan Eropa Barat serta Amerika Serikat yang merupakan teman mesranya negara zionis Israel.Pertama, pencetus PBB adalah Franklin D. Roosevelt, seorang masonic dan sekaligus Presiden Amerika Serikat (penjelasan di atas).Kedua, konseptor Piagam PBB adalah Organisasi Yahudi Lions Club yang diundang secara khusus pada 25 April 1945 di San Francisco.Ketiga, Lambang PBB berupa gambar bola dunia dengan garis lintang dan bujur membentuk 33 kolom adalah melambangkan 33 tingkatan dalam organsasi rahasia Freemasonry produk yahudi.Keempat, slogan yang selalu diungkapkan oleh Freemasonry dan Lions Club adalah kebebasan, persaudaraan, dan kesetaraan (versi Yahudi) adalah sama dengan muatan Piagam PBB.Kelima, adanya lembaga keuangan di bawah PBB seperti Bank Dunia dan IMF telah nyata-nyata menerapkan sistem ribawi yang mencekik negara berkembang dan menebalkan kantong negara-negara maju dengan program “pinjaman lunak” jangka panjang yang bunganya bisa naik sampai seratus persen setiap tahunnya karena menggunakan kurs mata uang Amerika dan Eropa. Sedangkan sistem perbankan pertama kali muncul pada abad ke-18 selepas Perang Salib, oleh para “Kesatria Templar” penganut faham Freemasonry. Mereka menumpuk uang dan emas dengan menerapkan sistem chek dan bunga bagi para penjiarah yang mengunjungi Kota Yerusalem (baca artikel: Tinggalkan Dollar, Gunakan Emas) Kemudian pada abad berikutnya baru muncul perbankan modern di Inggris milik seorang Yahudi bernama Rockefeller. Mereka memandang masa kejayaan agama telah berakhir dan digantikan Kekuatan Emas dan Penguasaan Informasi.

Lions Club
Keenam, adanya “dominasi kekuatan” oleh lima Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki Hak Veto adalah bukti nyata kesombongan dan egoisme mereka. Sedangkan Majelis Umum yang secara “hukum” lebih tinggi dimana anggotanya seluruh negara tidak lebih sebagai “penonton” yang tak berdaya dalam setiap kebijakan akhir PBB. Mereka menindas bangsa lemah, memaksakan paket demokrasi dalam setiap negara untuk memudahkan campur tangannya, lalu secara curang melarang kepemilikan dan penggunaan senjata nuklir selain oleh 5 negara tadi dan negara Zionis Israel.Begitu juga skandal Yahudi dengan PBB, juga sudah bukan rahasia lagi. Sebelum PBB lahir, Yahudi sudah menguasai lembaga dunia yang semisalnya ada waktu itu, LBB. Hal ini ditegaskan Nahom Sokolov, seorang pemimpin Zionis dalam muktamar Zionis tanggal 27 Agustus 1922. Dan peran terbesar yang telah dimainkan oleh LBB untuk kepentingan Zionis internasional adalah, keberhasilannya meletakkan batu pertama bagi berdirinya negara Israel di tanah Palestina. Setelah itu baru lahir PBB melanjutkan peran yang pernah dimainkan LBB sebelumnya.Tidak diragukan lagi, bahwa PBB merupakan hasil pemikiran Yahudi sebagaimana pendahulunya LBB. Semenjak hari kelahirannya, Zionis internasional telah menancapkan kukunya di PBB, dimana 60 % dari keseluruhan pegawai PBB adalah Yahudi yang mayoritas memegang posisi penting dan strategis. Sementara jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia secara keseluruhan, jumlah Yahudi tidak lebih dari 5 %.Dengan demikian, jelaslah bagaimana pengaruh Zionis internasional di PBB untuk merealisasikan impian dan tujuan politik jahat mereka. Maka ketika negara Yahudi (Israel) ini tidak mematuhi resolusi yang dikeluarkan PBB, lembaga dunia ini hanya bisa berpangku tangan tidak pernah mengambil tindakan tegas. Berbeda halnya bila yang tidak mematuhi resolusi PBB adalah negara Islam, maka tidak pelak lagi seluruh kekuatan dunia akan dikerahkan untuk menghancurkannya.Jadi, akankah PBB benar-benar akan mewujudkan misi sucinya atau justru akan mendirikan ”THE NEW WORLD ORDER”? Bertanyalah pada rumput yang bergoyang, demikian kata Ebiet G. Ade.Ahmed Fikreatif Penulis artikel dapat dihubungi melalui Redaksi Muslim Daily

Rujukan:
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Markas_Besar_Perserikatan_Bangsa-Bangsa
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations
[2] http://www.un.org/en/documents/charter/preamble.shtml
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Church_House_(Church_of_England)
[4] http://randlebond.blogspot.com/2009/10/freemasonry-and-anglican-church.html
[5] http://www.pagrandlodge.org/mlam/presidents/froosevelt.html
[6] http://www.calodges.org/no406/FAMASONS.HTM
[7] http://brianakira.wordpress.com/2009/04/16/lucifers-united-nations/%5B8%5D http://brianakira.wordpress.com/2009/04/16/lucifers-united-nations/
http://sunni.abatasa.com

Israel Klasik Melawan Arus Sejarah


peta rencana “Israel Raya”

Oleh : Majid Kayali

Agar tidak salah paham, judul ini tidak ada kaitannya dengan proyek “Timur Tengah Baru” gagasan Simon Peres (1991) atau proyek “Timur Tengah Raya” gagasan George W. Bush (2002). Sebab kedua proyek ini lenyap akibat Israel tidak matang dalam melakukan perundingan dan menolak berubah menjadi negara normal di kawasan bukan saja ditolak dan dilawan oleh pihak-pihak Arba terkait saja.

Di proyek pertama, Israel sengaja memisahkan masalah penarikan dari wilayah jajahan dari hubungan dengan negara kawasan terutama hubungan politik. seakan Israel ingin mengambil hadiah dari penjajahannya untuk rentang beberapa dekade tanpa menarik diri dari sana. Sementara proyek kedua, ia gagal akibat implikasi yang muncul dari penjajahan Irak dan penghancuran bangunan negara itu. Disamping itu, proyek ini juga memicu keraguan dan kecurigaan di kalangan pemerintah dan masyarakat Arab. Itu dilalukan dalam kerangka upaya pemerintah Bush kala itu untuk menghindar dari proses perundingan dan memberi kesempatan kepada Israel meminggirkan isu Palestina dari percaturan di kawasan regional. Akhirnya justru Israel semakin mencaploki wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Otoritas Palestina di Tepi Barat dan menghancurkan kesepakatan Oslo.

Lantas ada apa? Kini muncul dua fenomena berlawanan di kawasan Timteng; pertama, Israel, dengan politik, hukum dan ideloginya tetap tanpak sebagai negara Timur Tengah yang lebih berafiliasi kepada masa lalu dibanding kepada masa kini; sebagai ‘negara’ otoriter, tertutup, penganut kekerasan, dan kaku dalam agama. kedua, upaya mayoritas negara Arab memecahkan modelnya selama ini dan berusaha membebaskan diri dari cap klasik dan masuk ke ranah modern dan masa depan, yakni dengan mengikuti perkembangan dan kemajuan dunia modern. Inilah yang muncul di sela-sela revolusi pemuda Arab saat ini meski banyak kesulitan dan rumit.

Begitulah, Israel yang selama ini mempromosikan diri sebagai “oase” modernitas, demokrasi dan sekularisme di gurun tandus Timur Tengah, sampai saat ini masih tanpak sebagai entitas mitos dari cerita-cerita Taurat. Seperti diketahui bahwa Israel tidak cukup dengan mengharamkan sebuah bangsa untuk tinggal bebas dengan hak-haknya dan merdeka di tanah airnya dan melegitimasi sikapnya dengan cerita-cerita agama (kisah tanah Israel, tanah yang dijanjikan, bangsa tuhan pilihan), namun mereka menganggap agama sebagai sumber utama mengundang-undangkan politik mereka. Termasuk politik kristalisasi penjajahan di Palestina, pengukuhan aktivitas pembangunan pemukiman yahudi yang semuanya bertentangan dengan konsekwensi- konsekwensi perundingan damai.


Rencana Eretz Yisrael

Perlu diingat bahwa Israel tidak menganggap dirinya negara bagi semua warganya (Yahudi dan Arab), bahkan tidak mengganggap dirinya negara bagi yahudi di Israel saja, namun ia negara untuk yahudi di seluruh dunia (sesuai dengan undang-undang baru mereka “undang-undang kembali). Semuanya didasarkan pada diskriminasi berdasar agama yang anti warga asli Palestina. Ini satu-satunya negara di dunia dengan tanpa batas-batas geografi.

Itu karena oleh rabi-rabi dan kelompok agama fundamentalis ekstrim menguasai perundang-undangan, arah politik, sekolah-sekolah, perguruan tinggi, tentara, kegiatan budaya. Sehingga tidak mungkin Israel disebut sebagai negara sekuler. Sekuler di Israel sudah digerogoti. Partai Buruh, Mirets hingga Likud sebagai partai sekuler semakin tidak laku di Israel sebab kelompok agama ekstrim menguasai mereka.

Inilah barangkali yang menafsirkan kenapa Israel ngotot minta pengakuan sebagai negara yahudi bukan sebagai negara sipil. Padahal saat ini dunia sedang trend membuang jauh cara-cara fundamentalis, fanatik, ekstrimisme agama, dan mengarah kepada negara sipil. Ini artinya Israel berjalan melawan arus sejarah, termasuk sejarah baru di Timur Tengah.

Nasib demokrasi tidak lebih baik dari nasib sekularisme di Israel. Sebab demokrasi rasisme yang menempatkan Arab di luar kalkulasi masalah inti di Israel. Demokrasi liberal bertentangan dengan politik rasisme Israel terhadap Palestina.

Catatan terakhir, meski klasik bagi Israel, bahwa negara-negara demokrasi sengaja memecahkan problema yang dihadapinya dengan cara damai dan diplomasi. Sementara Israel masih ngotot memecahkan masalanya dengan militer, politik menyembunyikan nuklirnya dengan alasan mempertahankan eksistensi. Pada saat yang sama, Israel menyatakan tidak siap menerapkan konsekwensi perundingan damai dengan Palestina, meski hanya sekedar menunaikan sebagian hak, membekukan sebagian pemukiman yahudi misalnya. Sudah pasti bahwa Israel menantang Obama dalam hal ini, dan melarang intervensi negara-negara Eropa dan menolak prakarsa Arab yang masih mendorong Israel maju ke perundingan.

Jika diperhatikan sekarang, revolusi Arab sekarang ini, yang berjalan menuju modernitas, membangun masa depan baru bagi negara dan masyarakat yang dibangun di atas negara sipil dan demokrasi dengan cara damai sedang menjadi tantangan baru bagi Israel. Revolusi itu untuk pertama kalinya memojokkan Israel dalam posisi sangat dilematis terhadap dunia Arab dan dunia internasional.

Karenanya, yang perlu dipertanyakan, bagaimana “Israel yang kuno” ini akan menyikapi dan merespon dunia Timur Tengah baru. (bsyr)

Kolumnis Palestina

Al-Hayat London

Edit_________

Benar juga nubuat Rasulullah saw bahwa di akhir zaman akan di kepung Irak, Syam (Palestina, Lebanon, Suriah dan Jordan) serta Mesir. Setelah kita mengetahui bahwa Israel berambisi mendirikan negara Israel Raya (Erezt Israel).


peta pencaplokan wilayah palestina oleh israel dari tahun ke tahun

Makanya, walaupun diajukan usulan pembagian wilayah Palestina menjadi 2 negara (palestina dan israel) sebagai solusi pemecahan masalah, zionis-israel pasti TIDAK MAU menerimanya, karena cita-cita mereka sesungguhnya adalah menjadikan negara Israel Raya. Sekarang yang penting adalah langkah pertama, HAMAS mau menerima pembagian wilayah menjadi 2 negara (walau sangat pahit, paling diizinkan tinggal diatas tanah jajahan yang mereka duduki).

Karena begitu negara Pelestina berdiri, dan Israel masih menggempur Palestina juga,maka organisasi seperti PBB, OKI, Gerakan Non Blok mempunyai justifikasi (dasar hukum pembenar) untuk dapat intervensi langsung, dan tindakan israel sebagai pemicu perang. jatuhunya sudah perang antar negara.

Pehatikan dari sejak berdirinya negara Israel 1948 sampai sekarang, Yahudi sangat menggenggam dunia dengan sangat jenius dan licik.

Dari mengangkat tentang kebohongan Holocaust yahudi di Eropa, mencengkram kekuasaan Amerika (melalui Lobby Yahudi), membungkus lembaga-lembaga keuangan dunia (Bank Dunia dan IMF), Pemilik anggaran militer terbesar melebihi Amerika dan melakukan tindakan keji terhadap rakyat palestina…

apalagi semua itu klo bukan untuk mencapai tanah yang di janjikan menurut kitab talmud mereka.

Sudah menjadi rahasia umum kalo Yahudi memiliki kepintaran di atas rata rata manusia lainnya, tapi mereka memiliki sifat yang licik. Mereka pastinya memiliki strategi yang cerdik juga.

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Iraq akan dihalangi dari dirham dan qafiznya; Syam akan dihalangi dari mudd dan dinarnya; Mesir akan dihalangi dari irdib dan dinarnya; dan kelak kalian akan kembali seperti keadaan kalian di permulaan.”

(HR. Muslim 2896 Al-Fitan wa Asyrathus-Sa’ah, Abu Dawud 3035, Al-Kharaj wa Imarah wal-Fai’, dan Ahmad 7511)

Seperti yang kita ketahui bahwa Iraq mendapat sangsi embargo dari Amerika Serikat sejak zaman rezim Sadam Husein. Walaupun rezim itu telah tumbang namun betapa sebagian nubuat rosul itu telah menjadi kenyataan. Kitalah yang menjadi saksi atas kebenaran Hadist Riwayat di atas.

Imam Muslim meriwayatkan pula dari Jabir, ia berkata: ‘Nyaris qofiz dan dirham mereka tidak datang kepada mereka.’ Kami bertanya: ‘Dari mana perlakuan itu?’ Beliau Bersabda : ‘dari orang-orang Ajam, mereka menghalang-halanginya.’ Beliau juga menyebutkan perlakuan yang sama oleh orang-orang Romawi di Syam.

Dari keterangan di atas yang akan mengepung negeri Syam (Palestina dan Suriah) adalah orang-orang Romawi, berarti mirip dengan kejadian di Irak, yaitu Amerika dan sekutunya (NATO).

Apakah Israel menyerbu sendirian ke Irak? tidak, mereka dibantu oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu lainnya di NATO.

Jadi akankah kejadian di Syam (Suriah) mirip dengan kejadian di Irak dulu?

Dengan segala hal yang terjadi di belahan bumi sekarang ini, ekonomi dunia sedang berada dalam kondisi yang mengerikan. Para pengamat ekonomi yakin bahwa saat ini dunia tidak hanya sedang menghadapi resesi tetapi lebih kepada depresi. Jika resesi hanya gangguan ekonomi yang kecil, maka depresi adalah kejatuhan ekonomi yang tragis.

Sebelumnya, dunia internasional juga sudah mengalami hal ini pada waktu lalu. Pada tahun 1929, AS, dan Eropa mengalami kebangkrutan yang hebat. Inilah kondisi ekonomi paling buruk dan paling lama selama zaman kapitalisme Barat. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai The Great Depression. The Great Depression dimulai di New York. Selama tiga tahun berturur-turut sejak tahun 1929, Bursa Efek New York bangkrut dan bangkrut, dan puncaknya tahun 1932, AS hanya menyisakan 20% kekayaannya dari yang mereka punyai tiga tahun sebelumnya. Ekonomi AS tiba-tiba membuat investor ogah menanamkan modalnya di sana, dan bank-bank mereka tenggelam. tahun 1933, 11.000 bank dari jumlah keseluruhan 25.000 yang ada di AS, ditutup. Bersamaan dengan itu, pendapatan ekonomi luar negeri pun berkurang drastis, dan produksi dalam negeri AS pun kembang-kempis mendekati sekarat. Tahun 1932 pun, AS hanya mempunyai 30% orang yang bekerja rutin. Sisanya? Menjadi pengangguran.

Apa yang terjadi di AS segera disusul oleh negara-negara sekutunya. AS menjadi kreditor terbesar kepada negara-negara lain. Salah satu yang menyebabkan AS terlilit utang besar adalah perang. Sialnya, ternyata Inggris dan Jerman, sebagai negara sekutu AS yang paling loyal, mengalami dampak lebih parah daripada AS. Tahun 1932, pengangguran di Jerman berjumlah 6 juta atau 25 persen dari lapangan pekerjaan yang ada.

Saat itu, negara-negara yang terkena depresi eknomi ini mencoba mencari solusi dengan cara menaikan tarif, pajak, dan menetapkan kuota untuk impor luar negeri. Akibatnya perdagangan internasional pun semakin lesu. Tahun 1932, separuh dunia benar-benar sudah lumpuh perekonomiannya.

The Great Depresi tak pelak dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi juga. Di AS, Franklin D. Roosevelt naik menjadi presiden tahun 1932 dan ia memperkenalkan sejumlah metode agar AS keluar dari himpitan ekonomi itu. Tapi Roosevelt pun gagal. Tahun 1939, hanya tersisa 15% lapangan pekerjaan di negara itu.

Bagaimana AS keluar dari The Great Depression? AS kemudian mulai memantik Perang Dunia II. Inilah yang kemudian disebut-sebut sebagai jalan AS kembali ke perekonomiannya yang segar. Pengamat ekonomi menyebutkan bahwa The Great Depression merupakan buah tangan pemerintah AS yang tidak becus dalam mengelola manajemen rumah tangganya sendiri. Setelah Perang Dunia II, AS berangsur-angsur pulih. Akankah sekarang pun AS menyelesaikan resesi ekonominya dengan memerangi negara-negara Arab yang kaya seperti seperti Iraq, Libya, Suriah, disamping Afghanistan dan Iran? Kita lihat saja nanti. Apakah AS ikut membantu Pendirian Israel Raya?

Hanya dengan perang para penguasa ‘uang’ dunia dapat mengembalikan kekayaan yang telah hilang. Perang Dunia I dan II, tak lain ciptaan imperium ‘uang’ Yahudi, yang bukan hanya ingin menghidupkan kembali ekonominya, tapi juga menguasai pusat kekuasaan dunia, seperti Amerika dan Eropa. Dan, skenario itu berhasil dicapainya.

Edit_____________

http://www.infopalestina.com
http://www.haluan.org.my

PENJAJAHAN BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

A. Pendahuluan

Pada awalnya dunia Timur dan Barat saling pengaruh mempengaruhi. Kaum muslimin dari Timurpun telah memberikan sumbangan yang besar dengan mengembangkan dan memelihara filsafat Yunani yang telah diharamkan oleh Gereja Barat. Ilmu-ilmu eksakta yang tak pernah dikenal atau dikembangkan sebelumnya telah disumbangkan pula oleh kaum muslimin. Terjadilah hubungan timbal balik antara Timur dan Barat di Laut Tengah.

Namun hubungan yang makin lama makin baik itu tiba-tiba diputuskan oleh Paus Urbanus II yang membangkitkan fanatisme agama terhadap Islam. Pidato yang diucapkan pada tanggal 26 November 1095 di Cler Mont (Perancis Selatan), orang Kristen mendapat suntikan untuk mengunjungi “Kuburan suci dan merebutnya dari orang-orang Islam”. Suatu serangan yang kemudian dikenal dengan sebutan Perang Salib, yang mempunyai tujuan untuk merebut kota suci Palestina, “Tempat Tuhan Berpijak”.

Dari sinilah awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam, disaat dunia Islam mengalami kemerosotan internal yang hebat akibat pertarungan-pertarungan antara kaum Syi’ah, kaum Sunni dan kaum Khawarij, antara madzhab Safii, Hanafi dan Hambali, antara ras-ras Persia, Arab dan Turki, memberikan peluang kepada dunia Barat untuk menghancurkan kaum muslimin dan menguasai negeri mereka.

Pengaruh Barat adalah gerakan dahsyat dalam transformasi modern dunia Timur. Pengaruh Barat bukan saja mengubah dunia Islam tetapi juga seluruh Asia dan Afrika . Pengaruh Barat ini berkembang sedemikian pesat, apalagi setelah negara Barat mencapai kemajuan besar di bidang tehnologi peralatan perang. Barat telah memperbaiki diri melalui renaisance dan reformasi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka muncul permasalahan :
1. Apakah latar belakang penjajahan Barat terhadap dunia Islam?
2. Bagaimanakah bentuk-bentuk penjajahan Barat terhadap dunia Islam termasuk di Indonesia?
3. Bagaimanakah implikasi penjajahan Barat terhadap perkembangan peradaban Islam?

C. Kajian Pustaka

Penjajahan barat atas dunia Islam sudah banyak dikaji oleh para ahli sejarah, baik ahli sejarah muslim maupun non muslim. Namun dalam makalah ini akan mencermati buku Sejarah Peradaban Islam, yang ditulis oleh Dr. Badri Yatim, MA., serta buku Dunia Baru Islam karya Lotrop Stoddard, tetapi kedua buku tersebut tidak menguraikan secara lengkap. Pada buku Sejarah Peradaban Islam hanya dibahas pengaruh penjajahan Barat terhadap dunia Islam. Sedangkan pada buku Dunia Baru Islam banyak disebutkan latar belakang terjadinya penjajahan Barat terhadap dunia Islam. Penulis dalam hal ini hanya berusaha melengkapi apa yang terdapat pada kedua buku tersebut.

D. Metodologi

Makalah ini berdasarkan pada penelitian kepustakaan yang bersifat diskriptif dan analisis kritis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis, yaitu usaha menyingkap, menggali dan menelaah serta menganalisis persoalan yang menjadi objek kajian dari kacamata sejarah. Disamping itu juga dipakai pedekatan sosiologis, terutama untuk menganalisa peradaban Islam yang dipengaruhi oleh penjajahan Barat.

E. Sistematika Penulisan

Pembagian pembahasan dalam penulisan ini baik bahan, alat dan objek kajian akan mudah ditemukan setelah diurutkan dan ditata sebagai dengan kaidah penulisan ilmiah. Adapun sistematika penulisan dibagi menjadi 4 bagian yaitu; bab pertama pendahuluan, bab kedua latar belakang penjajahan Barat terhadap dunia Islam, bab ketiga implikasi penjajahan Barat terhadap perkembangan peradaban Islam dan bab terakhir adalah kesimpulan dan penutup.

BAB. II LATAR BELAKANG PENJAJAHAN BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM

Perang Salib adalah peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa barat ke tanah Timur, sejak dari abad kesebelas sampai abad ke tiga belas masehi. Untuk melepaskan Palestina dari tangan daulah Islam dan mendirikan daulah Kristen Latin di tanah Timur. Dinamakan Perang Salib karena umat Kristen yang turut dalam peperangan itu memakai tanda salib sebagai simbul.

Perang Salib I dimenangkan oleh orang Kristen, karena pada waktu itu kaum muslimin tidak dalam keadaan bersatu, perpecahan terjadi di seluruh wilayah, juga karena para pemimpin Islam saling bermusuhan, dalam kondisi yang tidak seimbang inilah kaum muslimin mengalami kekalahan.

Perang Salib menjadi awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam. Sejak itu lahirlah imperialisme dengan bentuk penindasan, penghisapan, perbudakan yang merupakan lembaran hitam umat manusia yang hina, keji dan jahat. Bangsa Barat mempunyai semboyan yang terkenal dengan M3 (Mercenary, Missionary, Military), yaitu keuntungan, penyiaran agama dan perluasan daerah militer.

Perang Salib membawa keuntungan bagi negara-negara Barat, hal itu dapat dilihat saat Paus membagi dunia menjadi 2 bagian pada tahun 1493, yang satu dihadiahkan untuk Spanyol dan yang lain untuk Portugis. Daerah Demarkasi inilah yang memberikan daerah mulai dari Brazil ke timur, termasuk Indonesia menjadi milik Portugis. Selain itu juga diberikan istimewa kepada Portugis dan Spanyol terhadap laut, pulau dan benua yang telah ditemukan untuk tetap menjadi milik mereka dan anak cucunya. Paus Alexander VI juga menunjuk ditemukannya emas, rempah-rempah dan banyak barang berharga yang berjenis-jenis dan bermutu (inter caetero diciae).

Selain itu penetris Perancis telah berkembang dengan cepat pedagang-pedagang Perancis mempergunakan kesempatan untuk melaksanakan keinginannya mendirikan pos-pos perdagangan dan misi-misi perwakilan di Syria dan Mesir. Kapitulasi-kapitulasi lain yang mengikutinya kemudian diberikan kepada Inggris dan Belanda serta negara-negara barat lainnya. Pada abad ke delapan belas perdagangan Eropa tumbuh dengan cepatnya dan sejumlah koloni dagang sendiri di kota-kota pelabuhan di Syria dan Mesir.

Tujuan Misionaris Kristen penjajahan Barat terhadap dunia Islam jelas sekali terlihat dengan ucapan Livingstone, bahwa tujuan dan akhir dari penaklukan geografis adalah permulaan usaha missi Kristen (the end of the geographical feet is the beginning of the missionary entreprise).

Raymundus Lullus, seorang pastor, yaitu seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam, selalu bersemboyan dimanapun berada, bahwa Islam is false and must die (Islam adalah palsu dan harus mati). Oleh karena itu dimana Islam haruslah direbut melalui dominasi politik dan dipertahankan untuk kemudian diserbu missi, memisahkan kaum muslimin dari agamanya dan kemudian diganti dengan Kristen.

Antara gereja dengan imperialisme terdapat manfaat dan saling terpisahkan, keduanya saling memperoleh manfaat dan saling membantu. Malah pada abad ke 19 dan permulaan abad ke 20 rencana salib modern ini dilakukan dengan teliti melalui kerjasama yang erat antara keduanya.

Tujuan penjajahan barat terhadap dunia Islam selanjutnya adalah military atau perluasan daerah militer. Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India, sedangkan Mesir dapat ditaklukkan Perancis tahun 1789 M.

Semua negara Kristen bersatu tekad hendak menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam. Semangat sabilisme memang tetap tersimpan dalam dada kaum Nasrani bagaikan api dalam sekam dan semangat fanatisme tidak pernah lepas, ia tetap hidup dan bergejolak di dalam hati hingga sekarang. Agama Nasrani selamanya melihat Islam dengan kacamata permusuhan, kedengkian dan fanatisme keagamaan yang penuh kebencian.
Apalagi ketika kemudian terjadi Perang Dunia I (1915) Turki Usmani berada dipihak yang kalah. Sampai akhirnya tahun 1919 M, Turki diserbu tentara sekutu. Sejak itu kebesaran Turki Usmani benar-benar tenggelam, bahkan tidak lama kemudian kekhalifahan dihapuskan (1924 M). Semua daerah kekuasaannya yang luas, baik Asia maupun Afrika diambil alih oleh negara-negara Eropa yang menang perang.

BAB. III BENTUK-BENTUK PENJAJAHAN BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM TERMASUK DI INDONESIA

Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai tehnologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.

Dari awal penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam. Tidak terhingga kerugian yang diakibatkan oleh penjajahan tersebut, baik kerugian hasil budaya dan peradaban manusia maupun kerugian material maupun korban jiwa, bahkan Richand yang digelari berhati surga menyembelih 27.000 orang tawanan Islam. Suatu perbuatan sangat hina, keji dan jahat.

Penaklukan yang dilakukan oleh negara-negara Barat antara lain adalah:
1820 Oman dan Qatar berada di bawah protektorat Inggris
1830-1857 Penaklukan Aljazair oleh Perancis
1839 Aden dikuasai Inggris
1881-1883 Tunisia diserbu Perancis
1882 Mesir diduduki Inggris
1898 Sudan ditaklukkan Inggris
1900 Chad diserbu Perancis
Pada abad ke20 M Italia dan Spanyol ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-wilayah di Afrika.
1960 Kesultanan muslim di Nigeria utara menjadi protektorat Inggris
1912-1913 Kesultanan Tripoli dan Cyrenaica diserbu Italia
1912 Marokko diserbu Perancis dan Spanyol
1914 Kuwait di bawah protektorat Inggris
1919-1921 Sisilia wilayah Turki diduduki Perancis
1920 Irak menjadi protektorat Inggris
1920 Syria dan Libanon di bawah mandat Perancis
1926-1927 Perebutan seluruh Somalia oleh Italia
Sementara itu, Rusia menggerogoti wilayah-wilayah muslim di Asia Tengah, terutama setelah ia berhasil mengalahkan Turki Usmani yang berakhir dengan Perjanjian San Stefano dan Perjanjian Berlin. Satu per satu pula negeri-negeri muslim jatuh ke tangan Rusia, seperti tergambar dalam daftar berikut:
1834-1859 Pencaplokan Kaukasia oleh Rusia
1853-1865 Serbuan pertama Rusia di Khoakand dan jatuhnya Tashkent
1866-1872 Daerah-daerah sekitar Samarkand dan Bukhara ditaklukkan Rusia
1873-1887 Uzbekistan ditaklukkan Rusia
1941-1946 Pendudukan Anglo Rusia di Iran.

Selain berupa penaklukan dan penyerangan negara-negara Barat juga banyak melakukan penindasan, penghisapan dan perbudakan, yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Penindasan dilakukan kepada wilayah-wilayah yang telah dikuasainya untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih besar. Penghisapan terutama pada hasil bumi dan kekayaan alam negara yang dijajahnya serta perbudakan banyak dialami oleh orang-orang Islam yang wilayahnya telah jatuh ke tangan negara-negara Barat.

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal memancapkan kekuasaannya karena kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga mudah dapat ditaklukkan.

Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang, yang kemudian disusul oleh Belanda, Inggris, Demark dan Perancis. Belanda datang tahun 1595 M dan dengan segera memonopoli perdagangan di Indonesia. Tentu kehadirannya ditantang oleh penduduk setempat. Oleh karena itu seringkali terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, walaupun akhirnya peperangan dimenangkan oleh Belanda, yang terbesar diantaranya adalah perang Aceh, perang Paderi di Minangkabau dan perang Diponegoro di Jawa.

Penjajahan Barat di Indonesia banyak dilatarbelakangi oleh faktor-faktor ekonomi, karena Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil bumi berupa rempah-rempah yang mempunyai nilai jual tinggi di pasaran Eropa. Selain itu juga dilatarbelakangi oleh faktor misionaris, atau penyebaran agama, hal ini dapat dilihat sampai sekarang daerah-daerah tempat pertama kali negara-negara Barat datang ke Indonesia berpenduduk mayoritas Kristen.

BAB. IV IMPLIKASI PENJAJAHAN BARAT TERHADAP PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM

Serbuan kaum salib ke negeri-negeri Islam tidak hanya menggunakan pedang, besi dan api, tetapi juga melalui peradaban mereka yang dicekokkan ke semua negeri yang dapat dikuasainya. Bukan hanya peradaban material yang menyerbu negara-negara Islam, bahkan mental dan nilai-nilai moralpun tidak ketinggalan, seperti sistem pendidikan dan pengajaran, dan pemikiran-pemikiran orang Eropa mengenai ilmu jiwa, ilmu sosial, modal dan lain-lain.

Perang Salib menghasilkan puing-puing kehancuran bagi kaum muslimin akibat kemauan penjajah yang dikendalikan oleh keserakahan untuk menguasai dan memperkuat wilayahnya mereka memikul salib di pundak mereka, tetapi setan berada di hati mereka.

Dahulu kaum muslimin menghayati peradaban ditambah dengan peradaban Persia, Turki dan lain-lain disamping pemikiran filsafat yang diserap dari Yunani dan Romawi. Dengan datangnya peradaban Barat, maka peradaban lama yang telah mereka hayati selama berabad-abad mengalami keguncangan hebat dalam pikiran mereka. Inti peradaban Barat bercorak Nasrani, karena itu orang-orang Qibth di Mesir lebih mudah meniru dan menyerapnya. Namun mereka lebih banyak menyerap segi material daripada segi moralnya, sehingga setiap rumah dari keluarga kaum muslimin telah menggunakan penerangan listrik, menggunakan sajadah buatan Eropa, mendengarkan siara radio Eropa dan lain sebagainya.
Pada saat barat mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban, persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power. Yang pertama merasakan hal itu diantaranya Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang-pejuang Turki untuk banyak belajar dari Eropa.

Penjajahan Barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang didorong oleh 2 faktor yaitu pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat, sedangkan yang kedua, tercermin dari pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam. Pelajar-pelajar muslim asal India juga banyak menuntut ilmu ke Inggris.

Pengaruh Barat terutama terlihat pada lapisan atas dan menengah, terutama pada intelegensia orang yang memperoleh pendidikan Barat, yang dijumpai pada tiap negeri Timur. Dalam reaksinya terhadap pengaruh Barat mereka mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Pandangan pertama berpegang pada sendi-sendi filsafat hidup nenek moyangnya, berusaha melakukan asimilasi dengan ide-ide Barat dan memikirkan sintesa yang lebih tinggi dari semangat Barat. Kedua, memutuskan hubungan dengan warisan lama, menerjunkan dirinya dalam pembaratan. Yang ketiga bersembunyi di belakang kekecewaan dan kengerian Barat.

Memang benar bahwa peradaban Barat memainkan peranan besar dalam memajukan dunia Islam. Tanpa peradaban Barat dunia Islam tentu masih seperti keadaan semula, tetapi itu tidak berarti bahwa peradaban Barat tidak mengandung cacat dan kekurangan. Peradaban Barat telah menjauhkan dunia Islam dari peradaban Islam yang lama. Akhirnya peradaban Islam bukan lagi suatu produk dari kaum muslimin mandiri sebagaimana peradaban Barat adalah produk dari orang-orang Barat sendiri.

BAB. V SIMPULAN

A. Simpulan
Perang Salib merupakan awal penetrasi Barat terhadap dunia Islam yang selanjutnya membawa kaum muslimin berada dalam jajahan negara-negara Barat. Karena mulai dari Perang Salib I inilah kaum muslimin banyak mengalami kerugian, baik kerugian yang bersifat material seperti banyaknya wilayah Islam yang direbut Barat, diduduki dan dikuasai, juga kerugian non material yang berupa mulai hilangnya peradaban Islam dan mulai masuknya peradaban-peradaban Barat.

Penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan Perang Salib berlatar belakang hal-hal berikut :
1. Mercenary yaitu untuk mencari keuntungan negara Barat di negara-negara Islam.
2. Missionary yaitu untuk menyebarkan agama Kristen pada negara-negara jajahannya.
3. Military yaitu perluasan daerah militer.

Selain hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah faktor ekonomi dan politik.

Bentuk-bentuk penjajahan barat terhadap dunia Islam berupa penyerangan, penaklukan, sehingga banyak wilayah-wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara Barat. Juga berupa penindasan, penghisapan dan perbudakan.

Penjajahan Barat ternyata membawa implikasi yang sangat luas terhadap perkembangan peradaban Islam baik peradaban material yang berupa tehnologi baru, maupun peradaban mental. Penjajahan Barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang mana bertujuan untuk memurnikan agama Islam dari pengaruh asing dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.

B. Saran dan Penutup
Demikian makalah tentang penjajahan Barat terhadap dunia Islam ini, tentu saja masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991.

A. Latif Osam, Ringkasan Sejarah Islam, Jakarta, Widjaya, 1976.

Agussalim Sitompul, Perang Salib, Beberapa Aspek Negatif dan Positif (Makalah), Yogyakarta, 2006.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1998.

Bernads Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah, Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1988.

Donald Eugene Smith, Agama di Tengah Sekularisasi Politik, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1985.

Imam Munawwir, Kebangkitan Islam dan Tantangan-tantangan yang Dihadapi dari Masa ke Masa, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1984.

Hamka, Sejarah Umat Islam II, Jakarta, Bulan Bintang, 1981.

Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam (The New World of Islam), 1996.

G.H. Jansen, Islam Militan, Bandung, Pustaka, 1980.

Tragedi Rohingya, Anggota DPR Minta Myanmar Dikucilkan

save-rohingya

 Muslim Rohingya menangis setelah ditangkap oleh Penjaga Perbatasan Bangladesh di perbatasan Cox Bazar, Bangladesh, (21/11).

Muslim Rohingya menangis setelah ditangkap oleh Penjaga Perbatasan Bangladesh di perbatasan Cox Bazar, Bangladesh, (21/11).

“Hal ini perlu dilakukan agar stabilitas dan perdamaian dapat segera terwujud di negara bagian Rakhine. ASEAN harus bersikap lebih tegas, pendekatan persuasif dan kompromis terbukti gagal menghentikan pembantaian terhadap Muslim Rohingya di Myanmar,” katanya, Selasa, (22/11).

Toleransi dan jalan kompromi ASEAN, terang Sukamta, tak mampu membuat rezim Myanmar berkompromi untuk melindungi etnis minoritas. Makanya ASEAN harus mengambil langkah tegas terhadap Myanmar.

“Selama ini memang ASEAN menganut prinsip tak mau ikut campur terrhadap urusan dalam negeri setiap anggotanya. Namun genosida terhadap suku Rohingya ini bisa seharusnya bisa jadi momen bagi ASEAN untuk mengevaluasi prinsip ini,” kata Sukamta.

ASEAN harus membuat kebijakan lebih tegas terhadap Myanmar jika rezim di Myanmar tetap berlaku zalim kepada kaum minoritas Rohingya. Tekanan bisa dilakukan oleh ASEAN dengan melakukan pengucilan terhadap Pemerintah Myanma lewat embargo ekonomi.

Dulu embargo ekonomi terbukti bisa menekan Myanmar untuk lebih demokratis. “Saya kira cara yang sama bisa dilakukan saat ini untuk menyelamatkan Muslim Rohingnya,” kata Sukamta.

rohingya

Baca juga,  Citra Satelit: Ratusan Bangunan Muslim Rohingya Dibakar.

Di sisi yang lain ia berharap tekanan internasional lewat PBB dengan meminta tentara Myanmar menghentikan tindak kekerasan terhadap Muslim Rohingya. Selain itu, pemerintah Myanmar harus membuka akses tim investigasi dari PBB dan juga relawan kemanuasiaan internasional yang akan masuk ke Myanmar.

“Saya sesungguhnya sudah kehabisan kata-kata melihat kejahatan yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya. Tindakan militer Myanmar seperti bangsa barbar.”

Sumber: Reuters/Republika.co.id/Mohammad Ponir Hossain

 

Panglima TNI : 6 Ancaman untuk NKRI

panglima-tni-gatot-nurmantyo-_160529135425-362

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo

Di acara yang dipandu oleh Karni Ilyas itu, Panglima TNI berbicara tentang dampak peak oil theory (teori puncak minyak) terhadap geopolitik dunia dan Indonesia. Menipisnya produksi minyak, kata Gatot, membawa dampak berantai, seperti perubahan gaya hidup dan model bisnis, krisis/depresi ekonomi, hingga meningkatnya kejahatan dan konflik.

“Depresi ekonomi pasti sebanding dengan meningkatanya kejahatan dan konflik. Dan bermuara pada persaingan global,” kata Gatot.

Di sisi lain, populasi dunia terus bertambah, yang di tahun 2017 akan berjumlah 8 milyar orang. Normalnya, daya tampung bumi hanya 3-4 milyar orang. Setiap hari ada 41.095 anak-anak di dunia meninggal karena kemiskinan, kelaparan dan kesehatan buruk,” ungkapnya.

Di satu sisi, ketersediaan energi fosil, khususnya minyak, makin menipis. Di sisi lain, kebutuhan konsumsi energi terus meningkat 40 persen akibat penambahan populasi dunia. Tetapi saat ini, kata Gatot, terjadi pergeseran dari energi fosil ke energi nabati. Bicara energi nabati, adanya di negara-negara di dekat ekuator: Asia Tenggara, Afrika Tengah dan Amerika Latin.

“Di Asia tenggara, yang terbesar adalah di kepulauan Indonesia. Indonesia kaya semuanya,” jelasnya.

Pada titik itulah, ungkap Gatot, Indonesia dengan kekayaan alamnya akan menjadi rebutan. Dia kemudian mengutip Sukarno: “kekayaan alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara di dunia.” Dalam konteks itulah, Indonesia akan terus menjadi incaran untuk dilemahkan dan direbut kekayaan alamnya.

Berikut 6 ancaman menurut Panglima TNI:

1. Pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di Darwin

Menurut Gatot, di Darwin ada 1250 sampai 2500 personil marinir Amerika Serikat. “Darwin jaraknya hanya 479 km dengan Serwaru. Di situ ada Pulau Marsela dan Blok Masela. Boleh dong saya khawatir sebagai Panglima TNI,” paparnya.

2. Masalah Laut Tingkok Selatan

Menurut Gatot, hampir semua kapal-kapal yang ditangkap oleh Angkatan Laut (TNI AL), terutama tiga kejadian terakhir, dikawal oleh Coast Guard (penjaga pantai) Tiongkok. “Mereka mengklaim itu pantainya, padahal berada di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia,” jelasnya.
Belakangan, ungkap Gatot, Filipina mengklaim Laut Tiongkok Selatan melalui pengadilan intenasional. Dan tanggal 12 Juli lalu, Pengadilan Arbitrase memenangkan klaim Filipina.

Tetapi Tiongkok menolak klaim itu. Presiden Tiongkok Xi Jinping menegaskan bahwa kedaulatan wilayah dan hak maritim Tiongkok di di latut tidak akan dipengaruhi oleh keputusan dengan cara apapun.

“Ini potensi konflik di sekitar kita,” tegas Gatot.

3. Manuver Five Power Defence Arrangements (FPDA)

Tanggal 14-21 Oktober, FPDA menggelar latihan besar-besaran dengan melibat 3000 personil, 71 pesawat tempur, 11 kapal tempur dan kapal selam.

FPDA adalah hubungan pertahanan negara-negara Persemakmuran Inggris, yang meliputi Inggris, Australia, Selandia Baru, Malaysia dan Singapura. Kesepakatan yang dibuat tahun 1971 itu menegaskan bahwa kelima negara akan saling bantu jika ada serangan dari luar terhadap Malaysia, Singapura, Australia dan Selandia Baru.

4. Ancaman Narkoba

Menurut Gatot, sebanyak 2 persen atau 5 juta penduduk Indonesia terkena narkoba. Setiap tahunnya ada 15.000 orang meninggal karena obat terlarang itu.

“Dan itu fenomena gunung es. Pasti angkanya lebih besar. Bosan kita mendengar laporan dari Kepolisian dan BNN menangkap sekian kilo sabu tiap hari. Dan itu transaksinya di Malaysia,” ungkap Gatot.

Gatot menceritakan dampak narkoba pada sebuah bangsa dengan merujuk pada perang candu antara Tiongkok dengan Inggris dan Perancis. Dalam perang tersebut, Tiongkok kalah.

“Rakyat dan tentaranya kena candu, akhirnya kalah. Harus menggadaikan Hongkong dan Taiwan,” jelasnya.

5. Ancaman Terorisme

Gatot mengutip pernyataan Bahrum Naim, teroris yang dituding mendalangi serangan Sarinah awal Januari lalu: “apabila di Suriah sudah tidak aman, maka kembali ke daerah masing-masing melakukan khilafah. Dengan apapun kamu melakukan.”

“Tidak lama kemudian, di Perancis menggunakan bus menabrak. Pendeta ditusuk pisau,” ujarnya.

Masalahnya, kata Gatot, UU terorisme di Indonesia lemah dalam menangkap terorisme. Berbuat dulu baru ditangkap. “Indonesia tempat paling enjoy bagi terorisme, kita tinggal tunggu saja,” tandasnya.

Namun, menurut Gatot, terorisme juga terkait dengan perebutan ladang energi. Dia merujuk pada kasus Irak, Libya dan Suriah. “Hanya permasalahan di dalam negeri, baru dicap teroris, kemudian pasukan koalisi masuk, lalu bagi-bagi. Karena punya energi,” paparnya.

7. Persaingan ekonomi Global

Gatot merujuk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, PDB Indonesia yang urutan ke-8 dunia, kepercayaan konsumen yang tinggi, dan dampak dari program amnesti pajak. Dan sebagai kekuatan ekonomi besar, Indonesia berpotensi untuk digoyang.  – berdikarionline

Aksi Bela Negara : ”Kolam Susu” Indonesia Mengundang Iri dan Bahaya

 

7829234702-indonesia_dikenal_sebagai_negeri_yang_kaya_emas

Indonesia Kaya dengan sumber daya alam. (Trading Forex Online)

AMBON. Ungkapan kelompok musik legendaris Koes Plus tentang kesuburan dan kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia lewat lagu “Kolam Susu” yang populer pada era 1970-an tampaknya bukan pujian kosong.

Dulu, Proklamator dan sekaligus Presiden I Republik Indonesia Soekarno mengatakan kekayaan negara ini suatu saat kelak akan membuat iri negara-negara di dunia. Kini, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo mengingatkan bahwa kekayaan yang melimpah itu justru bisa menjadi petaka bagi kita.

Apa yang dikatakan Bung Karno dan Jokowi itu diungkapkan Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, ketika memberikan pemaparan tentang ancaman isu global terhadap Indonesia, dalam satu acara yang digelar di Aula Makorem 151/Binaiya di Kota Ambon, Maluku, Kamis (17/11).

Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu mengakui dirinya diberi tugas oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menyosialisasikan mengenai berbagai ancaman, baik dari luar maupun dari dalam yang membahayakan kehidupan masyarakat dan bangsa, kepada seluruh warga masyarakat di wilayah kerjanya, Maluku dan Maluku Utara.

Alasannya, Maluku dan Maluku Utara termasuk dua provinsi di kawasan Indonesia timur yang memiliki kekayaan alam melimpah, dan sangat boleh jadi menjadi incaran negara-negara luar.

Dulu menjadi pusat pencarian rempah-rempah, seperti cengkih dan pala, kini Maluku juga diketahui memiliki minyak dan gas bumi di laut Arafura, emas di Pulau Buru dan kemungkinan pula di Pulau Romang, bahkan uranium yang merupakan mineral langka di dunia yang akan sangat dibutuhkan pada masa mendatang.

Selain kekayaan berupa barang tambang dan mineral, Maluku juga memiliki harta melimpah di bidang perikanan yang memberi kontribusi 20 persen hasil tangkapan nasional, dan aneka tanaman yang tumbuh subur berkat tanahnya yang gembur.

Namun demikian, kekayaan alam itu ternyata belum bisa memberi kesejahteraan hidup masyarakat di negeri raja-raja ini, yang sampai sekarang masih menyandang predikat provinsi termiskin ke empat di Tanah Air, setidaknya berdasarkan data Badan Pusat Statistik.

Karena itu, harus ada cara untuk membangkitkan perekonomian Maluku, dan yang telah dilakukan Kodam XVI/Pattimura adalah penerapan program Emas Biru (pemberdayaan potensi kelautan dan perikanan), Emas Hijau (pemberdayaan potensi daratan, terutama tumbuhan), dan Emas Putih (membangun kerukunan dan keharmonisan hidup orang basudara).

Peta Ancaman Acara bertajuk “Tatap Muka Pangdam XVI/Pattimura Bersama Komponen Masyarakat dalam Rangka Sosialisasi Ancaman Isu Global” di Aula Makorem 151/Binaiya itu dihadiri ratusan peserta dari berbagai elemen itu, mulai dari pejabat Pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga pelajar dan mahasiswa.

Dalam pertemuan itu diungkapkan beberapa isu yang merupakan ancaman sangat berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri, sehingga harus dipahami betul oleh masyarakat.

Pertama isu Darwin, yakni adanya dugaan penempatan pasukan Amerika Serikat di Darwin, Austalia Utara, yang bisa mengancam keberadaan blok migas Masela atau yang disebut Lapangan Gas Abadi, terletak di Laut Arafura dan berjarak sekitar 492 kilometer dari pantai Darwin.

Peserta pertemuan diingatkan pada masalah “Celah Timor”, dimana Perdana Menteri Xanana Gusmao mengakui kekayaan negaranya itu dirampok oleh konspirasi asing, terbukti dari sidang arbitrase internasional yang memutuskan perkara sengketa minyak itu dikembalikan kepada Timor Leste dan Australia untuk menyelesaikannya.

Kabarnya, Australia baru akan berbagi hasil dengan Timor Leste atas “harta” itu pada 50 tahun yang akan datang.

Dibandingkan dengan “Celah Timor”, kandungan migas Blok Masela dipastikan jauh lebih besar, karena sudah 22 cekungan yang ditemukan.

Ancaman berikutnya terkait keberadaaan FPDA (Five Power Defence Arrangements) yang melibatkan negara-negara persemakmuran, yakni Inggris, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura, dibangun sejak 1971. Lima negara itu akan dengan cepat bersatu padu manakala ada serangan bersenjata terhadap Malaysia dan Singapura.

Sejarah mencatat, hubungan RI dengan Malaysia, Singapura dan Australia beberapa kali mengalami guncangan.

Selanjutnya menyangkut peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang atau biasa disebut narkoba. Kekuatan dari luar ditengarai menggunakan narkoba untuk “membunuh” generasi muda untuk melemahkan suatu negara.

Jurnal Data P4GN menyebutkan, pada 2016 ada lebih kurang 5,1 juta atau 2 persen dari jumlah penduduk Indonesia menyalahgunakan narkoba, dan setiap tahun 15.000 jiwa meninggal dunia akibat penggunaan “barang haram” tersebut. Apa yang disebut Perang Candu ini memiliki target pemusnahan generasi muda dan produktif.

Itu sebabnya Presiden Jokowi secara tegas menyatakan pengedar narkoba yang telah dinyatakan bersalah di pengadilan harus dihukum mati. Langkah serupa dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang menyatakan dalam memerangi narkoba maka HAM harus dikesampingkan.

Selain narkoba, yang perlu diwaspadai juga adalah gerakan terorisme, dimana fakta menunjukkan tidak sedikit pemuda dan bahkan anak-anak di Suriah disiapkan untuk masuk ke Indonesia.

Indonesia sendiri bisa disebut sebagai salah satu target serangan terorisme, mulai dari Bom Bali I dan II, Hotel Ritz Charlton, Hotel J.W. Marriot, Kedutaan Australia, Bom Sarinah-Thamrin, dan sebagainya, paling akhir bom molotov di Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur, yang mencederai empat balita, satu di antaranya meninggal dunia (Intan Olivia Marbun), dan bom di sebuah Vihara di Singkawang, Kalimantan Barat.

Yang terakhir adalah isu persaingan ekonomi, dimana Indonesia yang sumber daya alamnya melimpah sangat mungkin menjadi incaran negara-negara luar untuk dikuasai.

Amnesti Pajak Tersukses Salah satu isu yang masuk dalam kewaspadaan di bidang ekonomi adalah kesuksesan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menerapkan kebijakan Amnesti Pajak, yang membuat iri negara-negara lain, baik di Eropa maupun Asia.

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh situs http://www.pajak.go.id, tebusan Amnesti Pajak Indonesia tercatat sebagai yang terbesar di dunia dengan capaian Rp97,2 triliun dari 366.768 wajib pajak (peserta Amnesti Pajak) dan 14.135 wajib pajak baru.

Kembalinya dana-dana nasional yang semula di parkir di luar negeri itu berpontensi ancaman, karena Indonesia dinilai akan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu negara terkuat perekonomiannya di dunia.

Di samping itu, Indonesia adalah negara yang masuk dalam Peta Kesuburan Wilayah Ekuator bersama sejumlah negara di Afrika (Kongo, Ghana, Khad, Angola, Kamerun, Pantai Gading, Nigeria, Liberia), dan Amerika Latin (Kolumbia, Meksiko, Venezuela, Guatemala, Brazil, Guyana, Nikaragua, Panama, Bolivia, Ekuador).

Dalam Peak Oil Theory (Teori Puncak Minyak Bumi), konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah umumya menyangkut penguasaan akan minyak. Namun, kondisi itu diyakini tidak akan terus bertahan hanya di kawasan tersebut, tetapi akan bergeser ke negara-negara penghasil pangan, air dan energi yang berada di kawasan Ekuator.

Artinya, Perang Minyak di Arab Spring akan bergeser ke negara-negara di lintasan garis khatulistiwa, termasuk Indonesia.

“Proxy War” Selain narkoba, terorisme, dan kompetisi global, hal yang perlu diwaspadai adalah “Proxy War” atau upaya mengadu domba masyarakat di suatu negara tanpa melibatkan diri secara langsung, dengan satu tujuan melemahkan negara tersebut sehingga mudah dikuasai.

Penjelasan singkatnya, taktik “divide et impera” (kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan) pada masa kolonial, kini muncul lagi dalam bentuk “invisible hand” (tangan/kekuatan tidak kelihatan) yang ingin menguasai suatu negara.

Karena itu, Indonesia yang multikultur, etnik, dan agama harus betul-betul dijaga semangat bhinneka tunggal ika-nya, jangan sampai tercabik-cabik karena sikap mengedepankan kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.

Pendek kata, jangan mau diadu domba! Kerusuhan Mei 1998, Konflik komunal di Sampit, Maluku, Poso, dan Lepasnya Timor Timur dari pangkuan Ibu Pertiwi merupakan pelajaran sangat berharga dan hendaknya menjadikan masyarakat dan bangsa Indonesia semakin matang dan cerdas, tidak mudah terprovokasi hasutan-hasutan yang ingin menghancurkan persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI.

Bung Karno dan Jokowi sudah memperingatkan. Kini, saatnya bagi semua warga masyarakat untuk menyadari dan menjaga kekayaan alam negara ini, agar bisa dimanfaatkan bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

 


Penulis :  John Nikita Sahusilawane
Editor : Marcel Rombe Baan
Sumber : Antara, http://www.netralnews.com/news/opini/read/36912/..kolam.susu…indonesia.mengundang.iri.dan.bahaya

Skandal Laut Timor : Xanana Gugat Australia, Timor Barat Setuju

xanana_gusmao_101209165333

Xanana Gusmao

KUPANG — Pemegang mandat hak ulayat masyarakat adat Timor Barat, Rote, Sabu, dan Alor di Laut Timor Ferdi Tanoni mendukung langkah PM Timor Leste Xanana Gusmao yang tengah menggugat Australia soal batas Laut Timor di Mahkamah Internasional.

“Kami dukung sepenuhnya langkah Timor Leste tersebut karena Timor Barat juga memiliki kepentingan yang sama atas Laut Timor,” kata Tanoni yang juga pemerhati masalah Laut Timor itu di Kupang, Kamis, menanggapi gugatan Timor Leste yang sedang berlangsung di Mahkamah Internasional, Den Haag, Belanda.

Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) itu mengatakan bahwa Timor Barat tidak hanya sebatas mendukung langkah gugatan tersebut, tetapi bersedia pula untuk menghadiri panel di Mahkamah Internasional tersebut.

“Laut Timor yang kaya akan sumber alam gas dan minyak bumi itu, bukan hanya milik Timor Leste, melainkan juga adalah milik rakyat Indonesia yang mendiami Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Alor,” ujar mantan agen imigrasi Kedutaan Besar Australia itu.

download

Penulis buku “Skandal Laut Timor, Sebuah Barter Ekonomi Politik Canberra-Jakarta” itu menegaskan bahwa perjanjian batas laut Timor yang disepakati oleh Indonesia dan Australia antara 1974 dan 1997 sangat merugikan rakyat Indonesia yang mendiami bumi Nusa Tenggara Timur.

Hubungan Timor Leste dan Australia saat ini “mulai tidak mesra” menyusul tindakan Australia memata-matai para menteri di negara baru itu selama proses negosiasi perjanjian sumber daya Laut Timor pada tahun 2004.

Tidak mesranya hubungan kedua negara itu, kata Tanoni yang juga Peraih Civil Justice Award Nasional dari Aliansi Pengacara Australia (ALA), diperparah lagi tindakan Badan Intelijen Australia (ASIO) melakukan pembredelan terhadap kantor dan rumah pengacara pemerintah Timor Leste Bernard Colleary di Canberra, Australia, pada hari Senin (2/11).

Sebagaimana diketahui bahwa dalam perjanjian pendapatan bagi hasil untuk gas dasar Laut Timor antara Australia dan Timor Leste terdapat syarat bahwa Timor Leste akan mengesampingkan klaim untuk batas maritim permanen selama 50 tahun ke depan sehingga menimbulkan pemberontakan di Timor Leste yang melukiskannya sebagai “sebuah perjanjian yang sama sekali tidak adil”.

20130428185431169

Tanoni menambahkan bahwa Australia bukan lagi dipandang sebagai “tetangga yang baik” yang dalam membangun sebuah kebersamaan antarnegara karena telah melakukan tindakan mata-mata terhadap tetangga terdekatnya demi kepentingan dan keuntungan sendiri, seperti yang dilakukan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam hubungan dengan itu, Tanoni juga meminta Jakarta agar berani dan tegas menyatakan kepada Australia untuk berkata jujur bahwa perjanjian-perjanjian batas ZEE-Landas Kontinen dan Batas-batas dasar Laut tertentu di Laut Timor yang disepakati antara 1974 dan 1998 semuanya tidak berdasarkan pada fakta geologi dan geomorfologi Laut Timor serta tidak sesuai dengan prinsip-prinsip internasional.

Oleh karena itu, kata dia, sikap dan langkah politik pemerintah Timor Leste itu seharusnya mendapat dukungan penuh dari pemerintahan Presiden SBY, yakni dengan melakukan peninjauan ulang terhadap seluruh perjanjian bilateral antara kedua negara serta membatalkan seluruh perjanjian tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Batas-batas Dasar Laut Tertentu serta Batas Landas Kontinen di Laut Timor dan Arafura, kemudian dirundingkan kembali secara trilateral bersama Timor Leste.

797Peta Laut Timor_int

Peta laut timor (inet)

Ia mengatakan bahwa argumentasi Australia yang mengatakan Pulau Timor dan benua Australia berada dalam dua landas kontinen yang berbeda adalah sebuah kebohongan belaka agar Australia bisa menguasai 85 persen wilayah Laut Timor.

“Secara teknis dapat kita buktikan bahwa Pulau Timor dan Benua Australia berada dalam satu landas kontinen yang sama, yakni Landas Kontinen Australia sehingga penetapan batas-batas laut tersebut harus disesuaikan dengan prinsip internasional yang menggunakan ‘median line’ atau garis tengah,” katanya menegaskan.

Ia menambahkan bahwa kesepakatan atas semua perjanjian yang dibuat Indonesia dan Australia itu hanya menguntungkan Australia, sementara rakyat NTT hanya menerima penderitaannya saja sehingga sepatutnya untuk ditinjau kembali demi kepentingan bersama tiga negara.

Selain itu, secara de facto dan de jure telah terjadi perubahan geopolitik yang sangat signifikan di kawasan Laut Timor dengan lahirnya sebuah negara baru bernama Timor Leste sehingga Laut Timor bukan lagi hanya milik Indonesia dan Australia, melainkan juga menjadi miliknya Timor Leste.

http://www.republika.co.id