Posts from the ‘ILMU BUMI & ANTARIKSA’ Category

Fakta Sejarah : Laksamana Cheng Ho Sebagai Penemu Pertama Benua Amerika, Bukan Christopher Columbus?

Laksamana Cheng Ho. (dailymail.co.uk)

Ini yang tertulis dalam sejarah: pedagang asal Genoa, Italia, Christopher Columbus memimpin armada kapal menyeberangi Samudera Atlantik. Ia tiba di ‘dunia baru’ pada tanggal 12 Oktober 1492.

‘Dunia baru’ itu yang kemudian disebut Benua Amerika. Meski hingga kematiannya, Columbus yakin benar, ia menemukan rute baru dan berhasil telah mendarat di Asia — di tanah yang digambarkan Marco Polo.

Ilustrasi - Christopher Columbus. (liputan6)

Namun, sebuah salinan peta berusia 600 tahun yang ditemukan di sebuah toko buku loak mengancam status Columbus sebagai penemu Amerika. Juga menjadi kunci untuk membuktikan bahwa orang dari Negeri China yang pertama menemukan benua itu.

Dokumen tersebut konon berasal dari suatu ketika di Abad ke-18, yang merupakan salinan peta 1418 yang dibuat Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana dari Cina beragama Islam, yang menunjukkan detil ‘dunia baru’ dalam beberapa sisi.

Klaim bukti bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, ‘Who Discovered America?’, yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahun ini.

“Kisah tradisional bahwa Columbus menemukan ‘dunia baru’ adalah fantasi belaka,” kata dia seperti dimuat Daily Mail, 8 Oktober 2013.

Ia bahkan yakin, Columbus memiliki salinan peta Cheng Ho saat mengarungi samudera menuju Amerika.

Menzies juga mengatakan, armada megah kapal China yang dipimpin Cheng Ho berlayar di sekitar daratan Amerika Selatan, 100 tahun sebelum Ferdinand Megellan — orang pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.

Lebih jauh lagi, Menzies mengklaim, pemukim pertama Belahan Bumi Barat tidak berasal dari ‘Jembatan Selat Bering’, tapi pelaut China yang pertama melintasi Samudera Pasifik sekitar 40 ribu tahun lalu.

Ia juga menulis, penanda DNA membuktikan Indian Amerika dan pribumi lainnya adalah keturunan para pemukim dari Asia.

Bukti Peta

(liputan6)

Klaim bahwa Cheng Ho menemukan Amerika, bukan kali ini saja diungkap Menzies. Ia pernah mempublikasikannya tahun 2002 lalu. Bedanya, di buku terbarunya, ia menyertakan salinan peta yang ditemukan seorang pengacara di Beijing, Liu Gang di buku loak — yang ia klaim memperkuat teorinya.

Ia bersikukuh, peta itu jelas-jelas menunjukkan sungai dan perairan di Amerika Utara, demikian juga dengan daratan Amerika Selatan.

Sebelumnya, si penemu peta, Liu mendapatkan pengakuan dari balai lelang Christie’s bahwa dokumennya kuno — dari Abad ke-18, bukan palsu.

Dari peta itu, Menzies juga berkonsultasi dengan tim sejarawan yang menganalisa tulisan yang tertera di sana. Lalu, ia menyimpulkan, peta itu aslinya dibuat pada masa Dinasti Ming — periode pemerintahan di China yang berlangsung tahun 1368-1644.

Salah satu wilayah dari peta, diyakini Menzies mengacu pada Peru. “Di sini orang-orang mempraktekkan agama Paracas. Di sini juga orang-orang mempraktekkan pengorbanan manusia,” demikian ujar dia dalam bukunya.

Menzies menambahkan, apalagi ada banyak istilah China yang digunakan di sejumlah kota dan wilayah di Peru. Dalam peta kuno Peru, misalnya, ada istilah ‘Chawan’ — tanah yang disiapkan untuk disemaikan dan ‘Chulin’ yang artinya kayu atau hutan.

Pemukim dari Asia

Menzies tak diakui sebagai sejarawan dan bukan lulusan universitas ternama. Dia adalah bekas serdadu di kapal perang milik Angkatan Laut Inggris. Tapi, ia bukan amatiran.

‘Who Discovered America?‘ adalah buku keempatnya di mana ia berusaha menulis kembali sejarah dalam kaca mata Timur.

Namun teori-teorinya yang ‘pro-Asia’ tidak diterima oleh komunitas akademik. Pada 2008, profesor sejarah University of London, Felipe Fernandez-Armesto mengatakan, buku Menzies sekelas buku kisah hidup Elvis Presley yang dijual di supermarket atau kisah hamster alien.

Debut Menzies dimulai pada 2002 lalu dalam bukunya, ’1421: The Year China Discovered the World’ – yang menyebut Laksamana Ceng Ho mencapai Eropa dan Afrika, juga melintasi Samudera Pasifik, ke Belahan Bumi Barat.

Dia mengklaim Cheng Ho tak hanya menemukan dunia baru pada 1421, tapi meninggalkan koloni di sana. Armadanya juga berlayar di sekitar ujung Amerika Selatan – melalui Selat Megellan sekitar Teluk Meksiko dan sampai Mississippi.

Sementara dalam buku barunya, Menzies fokus pada teori tentang orang Asia yang berhasil sampai ke Amerika Utara dan Selatan jauh sebelum Cheng Ho. “Setidaknya 40 ribu tahun lalu,” tulis dia. Dari laut.

Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa manusia pertama menghuni Belahan Bumi Barat sekitar 13.000 sampai 16.500 tahun yang lalu.

Teori universal di kalangan para akademisi adalah, manusia tiba di ‘dunia baru’ dengan menyeberangi ‘Jembatan Selat Bering’ — lewat tanah menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara.

“Semakin saya berpikir tentang teori Bering Straight, makin terasa konyol,” kata Menzies. Menzies mengatakan ide bahwa manusia mampu menyeberangi Samudra Pasifik di masa sekitar 40 ribu SM tak sedramatis kedengarannya.

“Jika Anda masuk ke bak mandi plastik, arus juga akan membawa Anda ke sana,” kata dia. “Kuncinya ada pada arus.” Jadi, siapa penemu benua Amerika?

(liputan6)

Laksamana Cheng Ho, Penemu Benua Amerika Yang Pertama…

Laksamana Cheng Ho
 
Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratan Amerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.

Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita mengenalnya dengan Ceng Ho-red). Bersama bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.
Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah. Adalah sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.

miniatur_kapal_cheng_ho-20071006-003-wawan
Replika Kapal Laksamana Cheng Ho

”Laksamana Cheng Ho inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.

Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies mengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno bersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan 1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.

Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam saat terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian direkonstruksi ulang menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta pelayaran Zheng He.

“Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian dunia yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut,” ungkap Menzies yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan laut Inggris ini. Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisi Zheng He.

Lantas terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna membuat sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu tahun. Fenomena ini, yang disebut presisi, berarti tiap titik kutub membidik bintang berbeda selama waktu berjalan. Menzies menggunakan software untuk merekonstruksi posisi bintang-bintang seperti pada masa tahun 1421.

“Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan penanggalan petanya,” kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkan masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. “Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat.”

Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis katulistiwa di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan bintang selatan Canopus, yang dekat dengan lintang kutub selatan, tercantum dalam peta. “Dari situ, kita berhasil menentukan arah dan letak Polaris. Sehingga selanjutnya kita bisa memastikan masa dari peta itu yakni tahun 1421, plus dan minus 30 tahun.”

Atas temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan perkiraan dengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi bintang amatlah dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30 tahun, seperti dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.

Sang penjelajah ulung

obor-muslim_tionghoa_cheng

Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagai penjelajah ulung. Dia terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371. Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas Semur. Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam. Ayah dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakan perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.

Yunan adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yang sudah ada jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Ming menguasai Yunan tahun 1382, Zheng He turut ditawan dan dibawa ke Nanjing. Ketika itu dia masih berusia 11 tahun. Zheng He pun dijadikan sebagai pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi kaisar bernama Yong Le. Nah kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga akhirnya dia menjadi salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.

Sumber:

http://news.liputan6.com

http://www.kapanlagi.com

http://wahw33d.blogspot.com

ALLAHU AKBAR!, Masihkah Kita Sombong Setelah Melihat Gambar ini?

 

Sungguh ALLAH Maha Besar, melihat Ciptaan-Nya saja Kita tidak mampu apalagi Melihat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Renungkanlah bahan bacaan di bawah ini semoga kita terhindar dari perbuatan sombong. Sesungguhnya kita Sangat Kecil di Mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kami mendapatkan beberapa gambar mengenai perbandingan ukuran bumi, diantara beberapa bagian di jagat raya ini.

1Tata Surya

Gambar menunjukkan besar bumi dibandingkan dengan planet-planet yang ukurannya lebih kecil, yaitu : Venus, Mars, Mercurius, dan Pluto.

Lalu kita lihat gambar di bawah ini…
 
2
Ini bumi dibandingkan dengan planet-planet yang lebih besar.. Ada Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Selanjutnya…
 
 
3
Perhatikan Bumi apabila dibandingkan dengan Matahari.
Next…
 
 
4
Apabila dibandingkan dengan Arcturus, Matahari saja sudah terlihat sangat kecil, apalagi Bumi.
Sampai sini…
 
5

Dan disini matahari sudah tak terlihat, bagaimana dengan bumi..?

Dengan perbandingan diatas tadi, setidaknya kita menjadi sadar betapa kecilnya bumi, apalagi kita sebagai penghuninya. Terbayang jelas jagat raya yang sangat besar pada gambar skala-skala diatas. Bumi kita tidak kelihatan lagi di sini, bahkan matahari hanya sebesar debu.

Antares adalah bintang ke-15 yang paling terang di angkasa. Sebenarnya masih banyak yang lebih besar lagi dari Antares, tapi belum ada bukti dan bahkan satelit huble tercanggih pun belum bisa memotretnya.

Saya sempat berpikir juga… Siapakah kita…?
Layakkah kita sombong dihadapan ALLAH ?
Apakah tujuan hidup kita…?
Apa yang membuat hidup kita, manusia, berharga, mulia dihadapan ALLAH…?

Bumi saja yang menurut kalian besarnya cuma setitik, gimana kalian yang sangat kecil???  Jadi.. tidaklah pantas manusia berjalan di atas muka bumi ini dengan sombong  terhadap sesama makhluk Allah, apalagi berlaku sombong terhadap Penciptanya, Yang Maha Besar, Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan tidak menerapkan hukum-hukum-Nya, apalagi sampai lebih mendahulukan hukum buatan manusia daripada Hukum Allah Subhanahu Wa Ta’ala… Na’udzubillahi min dzalik.

Untuk menyegarkan kembali ingatan kita tentang masalah yang sangat urgent ini, berikut kami bawakan kembali pemaparan Al-Imam Al-’Alim Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi  tentang para pembuat hukum selain Allah. Beliau berkata :”Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menerangkan di banyak tempat tentang sifat­-sifat Dzat yang berhak menentukan hukum. Dan kewajiban setiap orang yang berakal adalah mengamati sifat‑sifat yang disebutkan yang insya Allah akan kami jelaskan sekarang, serta membandingkannya dengan sifat‑sifat manusia yang membuat qawaaniin wadl’iyyah(undang‑undang).

Kemudian perhatikan apakah cocok sifat­-sifat sang pemilik hak menentukan hukum disifatkan kepada manusia pembuat undang-undang ? Jika sesuai sifat‑sifat tersebut—dan ini sama sekali tidak akan sesuai—maka ikutilah hukum­-hukum mereka.

Dan bila telah jelas secara meyakinkan bahwa mereka itu lebih rendah, lebih lemah dan lebih kecil, maka tempatkan mereka sesuai dengan kedudukannya, dan jangan biarkan mereka melewati batas kedudukannya sampai ke tingkat rububiyyah (Ketuhanan)Maha Suci Allah dari adanya sekutu‑sekutu dalam ibadah, hukum atau kekuasaan‑Nya.

Di antara ayat‑ayat Qur’aniyyah yang menjelaskan tentang sifat Pemilik hak membuat hukum adalah firman Allah :

“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusan (hukum)-nya (terserah) kepada Allah”. (Qs. Asy-Syuura : 10)

Kemudian Dia  berfirman seraya menjelaskan sifat Pemilik hukum :
“(Yang mempunyai sifat‑sifat demikian itulah) Allah Tuhanku, kepada‑Nyalah aku bertawakkal dan kepada‑Nyalah aku kembali. (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan‑pasangan dan dari jenis binatang temak pasangan‑pasangan (pula), dijadikan‑Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia‑lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Kepunyaan‑Nya lah perbendaharaan langit dan bumi, Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki‑Nya dan menyempitkan‑(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Qs. Asy­-Syuura : 10‑12)

Apakah di antara orang‑orang kafir para perusak yang membuat syari’at‑syari’at syaithaniyah itu ada orang yang berhak disifati bahwasanya dia adalah Tuhan Yang segala urusan diserahkan kepada‑Nya, Yang segala sesuatu berserah kepada‑Nya, dan bahwa Dia itu adalah Pencipta langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, dan sesungguhnya Dia‑lah Yang Menciptakan pasangan bagi manusia dan menciptakan bagi mereka delapan binatang ternak berpasangan yang disebut dalam ayat : “(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang dari domba, dan sepasang dari kambing”. (Qs. Al-An’am : 143)

Dan sesungguhnya Dia : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia‑lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(Qs. Asy-Syuura : 11)

Dan sesungguhnya Dia : “Kepunyaan‑Nya lah perbendaharaan langit dan bumi”. (Qs. Asy-Syuura : 12)

Dan sesungguhnya Dia : “melapangkan rezeki bagi siapa yang, dikehendaki‑Nya dan menyempitkan‑(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Qs. Asy-Syuura : 12)

Maka wajib atas kalian wahai kaum muslimin memahami sifat‑sifat Dzat Yang berhak menetapkan syari’at, menghalalkan, dan mengharamkan. Dan janganlah kalian menerima hukum dari orang kafir yang, hina, rendah, dan jahil.

Dan ayat yang semakna dengan ayat ini adalah firman Allah :“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar‑benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (Qs. An‑Nisa’ : 59)

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam terheran‑heran setelah ayat ini terhadap orang-orang yang mengklaim beriman kemudian mereka juga menginginkan muhaakamah (berhukum) kepada yang tidak punya sifat‑sifat Dzat Pemilik hukum, yang disebut AI‑Qur’an sebagai Thaghut. Maka setiap yang berhukum kepada selain syari’at Allah maka ia telah berhukum kepada Thaghut, dan yang demikian itu dalam firman Allah :“Apakah kamu tidak memperhatikan orang‑orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada opa yang diturunkan sebelum k­amu? Mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh‑jauhnya”. (Qs.  An‑Nisa’ : 60)

Maka kafir terhadap Thaghut yang telah Allah tegaskan dalam ayat ini merupakan syarat dalam keimanan sebagaimana penjelasan‑Nya dalam ayat :“Karena itu barangsiapa yang kafir kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia  telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat”. (Qs. Al­-Baqarah: 256)

Maka dipahami dari ayat ini bahwa siapa yang tidak mengkafirkan Thaghut, maka ia itu tidak berpegang kepada tali yang teguh. Dan siapa yang belum berpegang kepada tali yang teguh maka dia terus bersama orang‑orang yang binasa.

Dan dari ayat yang menjelaskan hal tersebut adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :”Kepunyaan-Nya lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum”. (Qs. Al-Kahfi : 26)

Apakah di antara orang‑orang kafir yang jahat yang membuat hukum itu ada orang yang layak dikatakan baginya bahwa ia memiliki semua yang tersembunyi di langit dan di bumi ? Apakah pendengaran dan penglihatannya itu dapat menguasai semua yang didengar dan dilihat? Dan bahwa tidak ada seorang pun selain dia yang dapat menjadi penolong ? Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar dari hal yang demikian itu.

Di antara ayat‑ayat yang menunjukan hal itu adalah firman Allah :“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, ilah-ilah apapun yang lain. Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan (hukum), dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”.  (Qs. Al-Qashash : 88)

Apakah di antara orang‑orang kafir yang yang membuat undang-undang itu ada orang mempunyai hak untuk dikatakan bahwasanya ia adalah Tuhan yang Maha Esa ? Dan bahwasannya setiap sesuatu itu binasa kecuali wajah-Nya ? Dan bahwasanya setiap makhluk itu kembali kepadaNya ? Maha Suci Tuhan kami yang Maha Agung dan Maha Suci dari adanya makhluk yang disifati dengan sifat‑Nya.

Dan di antara ayat yang berhubungan dengan ini adalah firman Allah :“Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yag disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka hukum (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (Qs. AI‑Mu’min : 12)

Maka apakah di antara orang‑orang kafir yang durjana yang pembuat undang-undang syaithaniyah ada orang yang berhak disifati dalam kitab samawi sebagai Dzat Yang Maha Tinggi dan Maha Besar ? Maha Suci Engkau ya Allah dari segala hal yang tidak layak dengan kesempurnaan‑Mu.

Dan di antara ayat yang menjelaskan hal ini adalah firman Allah :“Dan dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan (hukum) dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu ? Maka apakah kamu tidak mendengar ?”. Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya ? Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?”. Dan Karena rahmat-Nya, dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”. (Qs. Al- Qashash : 70‑73)

Maka apakah di antara para pembuat undang‑undang itu ada orang yang berhak dikatakan bahwa dia memiliki pujian di awal dan di akhir, dan bahwa dia yang menggilirkan malam dan siang, yang dengan itu semua Dia menjelaskan kesempumaan kekuasaan‑Nya dan kebesaran nikmat‑Nya atas makhluk‑Nya. Maha Suci Pencipta langit dan bumi, Allah Maha Sempuma untuk mempunyai sekutu dalam hukum, ibadah, atau kekuasaan‑Nya.

Di antara ayat yang berhubungan dengan hal itu adalah firman‑Nya :“Hukum itu hanyalah milik  Allah, Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Qs. Yusuf : 40)

Maka apakah di antara mereka itu ada orang yang berhak untuk dikatakan bahwa ia adalah satu‑satunya Ilah yang berhak disembah, dan bahwa ibadah hanya kepadanya adalah agama yang lurus ? Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar dari apa‑apa yang dikatakan orang­orang zhalim.

Dan di antaranya adalah firman‑Nya :“Hukum itu hanyalah hak Allah ; kepada-Nya lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri”. (Qs. Yusuf : 67)

Maka apakah di antara mereka itu ada orang yang berhak untuk ditawakkali dan berhak diserahi urusan segala sesuatu ?

Dan diantaranya firman Allah :“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”. (Qs. Al-Maaidah : 49 – 50)

Maka apakah di antara para pembuat syari’at itu ada orang yang berhak dikatakan bahwa hukumnya itu adalah apa yang telah diturunkan Allah dan bahwasanya hukumnya itu bertentangan dengan mengikuti hawa nafsu ? Dan apabila berpaling darinya, maka Allah akan mengadzabnya dengan sebab sebagian dosa-dosanya ? Karena dosa‑dosa itu tidak diperhitungkan semuanya (diadzab karenanya) kecuali di akhirat ? Dan sesungguhnya tidak ada hukum yang lebih bagus dari hukumnya bagi orang‑orang yang, meyakininya ? Maha Suci Allah dari setiap apa yang tidak sesuai dengan kesempumaan dan kebesaran­Nya.

Diantaranya firman Allah : “Katakanlah : “Sesungguhnya Aku berada di atas hujjah yang nyata dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang Sebenamya dan Dia Pemberi Keputusan yang paling baik”. (Qs. Al-An’am : 57)

Maka apakah mereka ltu berhak disifati sebagai dzat yang menerangkan yang sebenamya dan bahwa dia adalah pemberi keputusan yang paling baik ?

Dan diantaranya firman  Allah :“Maka patutkah Aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan Kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci ? Orang-orang yang telah Kami datangkan Kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenamya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu”. (Qs. Al‑An’am : 114)

Maka apakah di antara mereka‑mereka yang tadi disebutkan ada orang yang berhak disifati bahwa sesungguhnya dia yang menurunkan kitab ini secara rinci, yang di mana para ahli kitab bersaksi bahwa dia diturunkan dari Tuhanmu dengan haq, dan sesungguhnya peraturan itu sempuma kalimatnya secara benar dan adil, yaitu benar dalam pemberitaan dan adil dalam hukum, dan bahwasannya tidak ada pengganti dari kalimatnya dan dia maha mendengar dan maha mengetahui ? Maha Suci Tuhan kita, alangkah Agung‑Nya dan alangkah Mulia‑Nya.

Diantaranya firman Allah :“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih”. (Qs. Al-Nahl : 116‑117)

Ayat ini telah menjelaskan bahwa para pembuat undang‑undang selain apa yang disyari’atkan Allah sesungguhnya lisan‑lisan mereka itu tidak lain hanyalah membuat kedustaan belaka, karena mereka mengada‑adakannya atas Allah, dan sesungguhnya mereka tidak akan beruntung tetapi hanya menikmati sedikit kemudian diadzab dengan adzab yang pedih. Yang demikian ini sangat jelas perbedaan antara sifat-sifat mereka dengan sifat‑sifat yang memiliki hak penghalalan dan pengharaman.

Diantaranya firman Allah :“Katakanlah : “Bawalah kemari saksi‑saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasannya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini”, Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka”. (Qs. Al-An’am : 150)

Mereka itu tidak mampu untuk menjelaskan sandaran pengharaman itu. Dan yang demikian itu jelas sekali bahwa selain Allah tidak memilliki sifat penghalalan dan pengharaman. Dan dikarenakan tasyri’ (penetapan hukum) dan semua macam hukum itu baik hukum syari’at atau kauniyyah qadariyyah (hukum yang Allah tetapkan di alam ini) adalah bagian dari kekhususan rububiyah (Ketuhanan) Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh ayat‑ayat tadi, maka terbuktilah bahwa setiap orang yang mengikuti aturan selain aturan Allah maka berarti dia itu telah menjadikan pembuat syari’at tersebut sebagai tuhan dan dia itu menyekutukannya bersama Allah.

Dan firman Allah :“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah ?”. (Qs. Asy-Syuraa : 21)

Allah telah menamakan orang‑orang yang mensyariatkan dalam agama ini apa yang tidak diizinkan Allah sebagai tandingan‑tandingan. Yang menambah jelas hal ini adalah apa yang Allah sebutkan tentang syaitan pada hari kiamat. Sesungguhnya ia berkata kepada orang yang menyekutukannya di dunia. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu memper-sekutukan aku (dengan Allah) sejak dulu. Sedangkan penyekutuannya yang tersebut itu tidak lebih dari sekedar syaitan itu mengajak mereka untuk mentaatinya, terus mereka mengikutinya.

Sebagaimana telah jelas hal itu pada firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :“Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih”. (Qs. Ibrahim : 22)

Dan hal ini sangat jelas sebagaimana. yang anda perhatikan”. Selesai dengan diringkas. [Al Hakimiyah Fi Tafsir Adhwa’il Bayan]

Al-Imam Muhammad Al-amin Asy-Syinqithi juga berkata :“Adapun Undang-Undang yang bertentangan dengan Perundang-undangan buatan Pencipta langit dan bumi, maka menjadikannya sebagai kata pemutus (atas segala pesoalan) berarti telah kafir dengan pencipta langit dan bumi, seperti tuduhan melebihkan bagian warisan anak laki-laki atas anak perempuan tidak adil maka wajib menyamakannya, tuduhan poligami itu mendzalimi kaum perempuan, talak itu kedzaliman atas perempuan, rajam dan potong tangan dan lainnya itu kejam tak boleh diperlakukan atas manusia dan sebagainya. Memperlakukan undang-undang seperti ini dalam masalah nyawa, harta, kehormatan, nasab, akal dan agama masyarakat berarti telah mengkufuri pencipta langit dan bumi dan membangkang undang-undang langit yang dibuat oleh Pencipta seluruh makhluk, padahal Dialah yang Maha Mengetahui apa yang baik bagi mereka. Maha Suci Allah dari adanya pembuat undang-undang selain-Nya”. [Tafsir Adhwa’ul Bayan : IV/84-85]

href=”http://www.acehloensayang.com/”>http://www.acehloensayang.com

Hujan Meteor Terjadi Di Rusia, Ribuan Orang Terluka

bumi-asteroid

SEBUAH meteor yang jatuh ke bumi di kawasan pegunungan Ural, Rusia, menyebabkan sedikitnya 1.000 orang karena getaran yang disebabkannya.

Sebagian besar korban cedera ringan karena terkena pecahan kaca jendela, namun beberapa menderita luka di bagian kepala.

Lemparan bola api terlihat melintas di ruang angkasa di atas kota Yekaterinburg diikuti  dengan sebuah ledakan besar  dan keping-kepingannya jatuh ke bumi.

Meteor itu diperkirakan mendarat di sebuah pulau dekat Chebarkul, namun dampak terbesar dirasakan di kota tetangganya, Chelyabinsk.

“Amat tidak biasa. Kami melihat sebuah cahaya yang amat terang dan setelah itu ada semacam lintasan putih dan kuning di angkasa,” tutur seorang penduduk Chelyabinsk, Polina Zolotarevskaya, kepada BBC News.

“Ledakannya amat keras sampai beberapa jendela di gedung kami dan di gedung-gedung sekitar rusak,” tuturnya.

Beberapa kerangka jendela dilaporkan terlepas dan mengenai orang yang sedang berada di bawahnya.

Terbakar atmosfir

russia

Meteor diperkirakan terbakar di atmosfir rendah dan pecah berkeping-keping.

Ribuan petugas layanan darurat sudah dikerahkan ke Chelyabinsk untuk membantu para korban yang luka.

Para pejabat mengatakan meteor yang besar itu terbakar di atmosfir yang rendah dan pecah ketika jatuh ke bumi.

Dari 950 korban yang cedera, sekitar 514 di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

Sejumlah siswa sekolah termasuk dalam korban yang cedera karena bencana ini terjadi saat jam sekolah dan sebuah video memperlihatkan murid yang berteriak panik di salah satu sekolah.

Di Provinsi Chelyabinsk -yang terletak sekitar 1.500 km dari ibukota Rusia, Moskow- terdapat sejumlah pabrik dan juga sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir.

Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan-laporan tentang kerusakan di reaktor nuklir tersebut.

Bencana meteor jarang terjadi dan sebelumnya pernah terjadi di kawasan Siberita pada tahun 1908 dengan wilayah kerusakan meluas sampai 2.000 km2.

Video Meteor Jatuh di Rusia Baru 2 hari Upload, Sudah dibuka 10,8 Juta Penonton

Perhatian masyarakat dunia terhadap kejadian langka meteor jatuh di Rusia sangat besar. Berbagai macam video yang diunggah di Youtube sangat diminati oleh warga dunia.

Video tentang jatuhnya meteor di Pegunungan Ural Negara Rusia ini menjadi topik paling menarik atau trending video bahkan jadi wall nya Youtube. Begitu buka youtube langsung terpampang video tersebut.
Baru diupload atau diunggah ke Youtube 2 hari saja, video meteor jatuh di Rusia ini sudah ditonton atau diklik oleh 10,8 juta pengguna internet. Pembaca Tribun Batam bisa membuka video ini untuk menyaksikan proses Meteor Jatuh di Rusiayang dahsyat.
Bila diperhatikan di video itu, meteor seperti bola api meluncur dari langit menuju bumi tidak berbentuk lintasan vertikal. Tetapi seperti penggalan elips mirip lintasan bumi mengelilingi matahari atau evolusi. Seperti lemparan lembing.
Kilatan cahaya terang itu mengalahkan semua penerang yang ada di Pegunungan Ural Rusia ketika meteor melintas. Kondisi listrik atau lampu padam sesaat. Hempasan angin atau getaran efek ledakan juga dahsyat dirasakan penduduk kota tersebut.
Meteor Yang Meledak di Rusia Meluncur 30x Lebih Cepat Dibanding Pesawat Boeing
meteor-russia
Meteor yang meledak di Rusia diperkirakan kecepatan luncur dari langit ke bumi 30x kecepatan Boeing.

* Meteor jatuh di Rusia diduga pecahan Asteroid 2012 DA14
* Asteroid utuh berukuran 45 meter
* Posisi terdekat bumi, Sabtu (16/2) dinihari pkl 02.25 WIB
* Terbang pada ketinggian 27.650 kilometer di atas Sumatera
* Meluncur menembus ekliptika lalu ke utara
* Kecepatan terbang 28.100 km/jam, 30 kali laju Boeing 777
* Bertahan 33 jam di sekitar bumi dan bulan, sebelum menjauh
* Mengorbit nyaris sama revolusi bumi, yaitu 366,24 hari
* Rupa orbit asteroid serupa bumi
* Jika jatuh ke bumi, asteroid akan terbakar di atmosfer
* Asteroid terpadat bak besi, sementara teringan dari karbon
* Jika menabrak Bumi, asteroid sebesar itu bisa menyebabkan ledakan
* Kekuatan 1.000 kali kekuatan bom nuklir di Hiroshima
Suhu Rusia anjlok 18 derajat
* Meteor yang jatuh di Rusia belum diketahui ukurannya
* Meledak di atas Kota Chelyabinks, Pegunungan Ural, Jumat pkl 09.00
* Suhu udara anjlok hingga -18 derajat Celcius dan telepon terganggu
* Diperkirakan 500 orang terluka.
Tayangan video dan foto meteor yang jatuh di Rusia ini juga telah tersebar di situs jejaring sosial dan Youtube.

http://www.bbc.co.uk

http://www.youtube.com/watch?v=90Omh7_I8vI

http://news.detik.com

 

Matematika Alam Semesta: Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur’an

Oleh: Arifin Muftie

Benarkah Bilangan Prima Merupakan Bahasa Universal Alam Semesta?

Bilangan prima dalam matematika diyakini merupakan salah satu misteri alam semesta, karena hingga era komputer sekarang ini pun, ia banyak dimanfaatkan sebagai sistem kodetifikasi (pengkodean, penyandian) berbagai hal yang penting dan rahasia. Di alam semesta, ia “diduga” menjadi bahasa universal yang dapat dipahami oleh semua makhluk berkecerdasan tinggi dan dipakai sebagai komunikasi dasar antar mereka. Bahkan sejak dahulu, sebagian ilmuwan meyakini adanya hubungan erat bilangan prima dengan desain kosmos.
Berdasarkan kajian mutakhir atas al-Qur’an, ditemukan bahwa Sang Pencipta al-Qur’an dan Alam Semesta menjaga dan memelihara Kitab Mulia ini, antara lain, dengan sistem kodetifikasi berbasis bilangan prima. Dengan memanfaatkan temuan sains modern dan kajian mutakhir para ilmuwan Muslim terhadap al-Qur’an, buku ini mengajak pembaca menangkap isyarat-isyarat al-Qur’an yang tersembunyi dalam kodetifikasi bilangan prima.

Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur’an

Mufasir modern sepakat bahwa al-Qur’an dalam penggambarannya sangat istimewa, karena struktur sistematikanya matematis.1 Al-Qur an menggunakan kodetifikasi bilangan prima secara bertingkat: surat, ayat, kata, dan huruf. Dua dekade yang lalu, pembahasan masalah seperti ini merupakan hal yang sensitif, karena bisa dipandang “memperkosa” ayat-ayat al¬Qur’an. Di satu sisi, tingkat penemuan yang membahas angka-angka masih “dangkal” — sehingga kurang menarik. Namun kini, dengan banyaknya alat bantu seperti komputer dan kemajuan di bidang sains yang berhubungan satu sama lain, studi mengenai “kodetifikasi” al-Qur’an makin menampakkan hasil-nya yang luar biasa. Tentu saja, walaupun isinya sama. Hanya al-Qur’an mushaf Ustmani saja yang dipakai, dan hanya versi itulah yang memenuhi kriteria kodetifikasi al-Qur’an, sebagaimana bahasa aslinya pada saat wahyu diturunkan.

Penomoran surat dan penempatan ayat disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW, tidak sama dengan urutan turunnya wahyu. Hal ini membingungkan para mufasir klasik selama berabad-abad dan menjadi sasaran kritik para Orientalis. Sekarang telah diketahui, karena di samping susunan isinya yang serasi dan harmonis, pembaca yang serius akan menemukan contoh-contoh struktur bilangan prima dari ratusan struktur yang ada. Istimewa sekali karena struktur tersebut menggunakan bilangan prima kembar, di samping ujicoba dengan menggunakan Hukum Benford untuk “melihat keaslian” al-Qur’an.

Apa benar dalam al-Qur’an terdapat kodetifikasi tertentu? Mana mungkin dalam kitab “antik” ada struktur matematika¬nya?

Segala “Sesuatu” dengan Hitungan yang Teliti

Paling tidak, terdapat dua ayat yang memberikan informasi bagi kita bahwa al-Qur’an diturunkan dengan “hitungan”. Pertama, dalam Surat al-Jinn, Tuhan menciptakan segala sesuatu (kejadian dan semua objek di alam semesta) dengan “hitungan yang teliti satu persatu”, yaitu dari kata Arab, ‘adad.

“Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (QS al-Jinn/72 : 28).

Esensi ayat ini adalah bahwa ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu, tidak ada yang tertinggal. Semua kejadian, objek alam, penciptaan di bumi dan langit, dan struktur al-Qur’an, tidak ada yang kebetulan. Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti. Sebenarnya bila diketahui, (sebagian) ilmu tersebut meliputi risalah-risalah yang disampaikan dan ilmu yang ada pada para Rasul. Dalam kehidupan modern sekarang pun, kita akan menjumpai “hitungan tersebut”, mulai dari yang sederhana sampai yang paling rumit.

Oksigen (O2) memberikan kehidupan kepada semua makhluk di bumi melalui sistem pernafasan; sangat vital. Tetapi bila kelebihan hitungan satu atom, ia akan menjadi ozon (O3); yang bila dihirup manusia boleh jadi menyebabkan bencana. Tetapi bila ditempatkan di atas atmosfer bumi, maka ia sangat berguna untuk menyerap sebagian sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya (radiasinya) bagi makhluk di bumi. Demikian juga karbon adalah elemen kimia yang sangat penting bagi semua makhluk hidup, karena semua organisme dibangun dari senyawa karbon.2 Tetapi bila ia bersenyawa dengan oksigen yang sama-sama berguna. Senyawa baru tadi menjadi gas yang berbahaya bagi manusia, yaitu CO2

Lebih lanjut untuk memahami “hitungan yang terstruktur” atau al-‘adad:

Hitungan yang sangat teliti atau lebih rumit kita dapatkan pada hormon manusia. Misalnya, C18H24O2 adalah horman estrogen yang bertanggung jawab atas sifat-sifat kewanitaan. Berlebih hitungan satu atom karbon saja, ia menjadi C19H28O2 Hormon testosteron, yang bertanggung jawab atas sifat-sifat pria.3

Hitungan yang terstruktur ditemukan juga pada DNA, sangat rumit dan mencengangkan:

Terdapat 3 miliar kode kimia dalam DNA yang harus dipecahkan oleh ilmuwan: setiap sel manusia merupakan sebuah ensiklopedia yang memuat informasi sejuta halaman. Setiap individu manusia akan berbeda informasinya terdiri dari sekitar 100 triliun sel, artinya terdapat 100 triliun perpustakaan yang sama. Sebuah gambaran yang sulit dipercaya: 100 triliun x 1000 buku ilmu pengetahuan. Isinya Iebih banyak dari butir pasir di dunia. Sistem hitungan ini sangat kompleks. Semua makhluk hidup diplanet ini telah diciptakan menurut Paparan kode yang ditulis dalam bahasa yang sama.4

Kedua, al-Qur’an menjelaskan bahwa untuk menambah keimanan para pembaca kitab (Yahudi, Kristen, Islam, dan lainnya), maka ia memberikan kita “enkripsi” atau “kode” bilangan 19. Dalam bahasa al-Qur’an disebut “suatu perumpamaan yang sangat aneh”, atau matsal. Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah kebingungan bagi orang-orang yang berprasangka, tertutup dan “menentang” kitab.

Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat al-Muddatstsir:

“Neraka (saqar) adalah pembakar kulit rnanusia. Di atasnya ada sembilan belas (19) penjaga Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang¬orang yang diberi al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): ‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?’ “ (al-Muddatstsir 74: 29-31)

Kisah ini awalnya dimulai ketika-menurut at-Turmudzi, yang meriwayatkan dari sahabat Nabi, Jabir ibn ‘Abdillah’ 5 – sebagian orang Yahudi bertanya kepada sekelompok sahabat Nabi saw, “Apakah Nabi anda mengetahui jumlah penjaga neraka?” Maka turunlah ayat ini kepada Nabi, karena ditanyakan oleh para sahabat. Riwayat lain menyimpulkan, ketika turun ayat 30 surat ini, Abu Jahal berkata, “Kalian adalah orang-orang kuat dan pemberani, apakah kalian tidak mampu mengalahkan ke-19 penjaga neraka itu? Salah seorang di antara mereka yang bernama Abu al-Ayad ibn Kaidah al-Jumahiy, berkata dengan angkuhnya, “Dengan tangan kananku kukalahkan sepuluh dan dengan tangan kiriku sembilan”.

Dari situ, angka 19 menjadi “perumpamaan yang aneh” atau matsal bagi para ilmuwan yang membaca al-Qur’an. Karena ditemukan ratusan struktur matematis yang berhubungan dengan bilangan prima.

Struktur Utama

Struktur matematis al-Qur’an sangat bervariasi, tetapi yang penting diperlihatkan adalah struktur bilangan prima kembar 19.

Struktur Pertama

Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam al-Qur’an. Jumlah surat di dalam al-Qur’an adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19). Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan 617. Kita ketahui pula, isi al-Qur’an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.

Struktur Kedua

Ditemukan kode-kode tertentu sebagai pengawasan paritas. Sehingga isi yang diterima diyakini asli oleh “pembaca”, dan tidak berubah.

Al-Qur’an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60 surat dengan nomor ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil. Contohnya adalah al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surat dengan ayat ganjil. Tetapi al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surat dengan ayat genap.

Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan ayat-ayat ganjil adalah 3.105 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+….+114= 6.555.

Dengan demikian, nomor surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat dipertukarkan – jika tertukar – struktur di atas tidak berlaku. Misalnya, Surat al-Fatihah ditukar tempatnya dengan Surat al-Baqarah maka jumlah ayat-ayat yang genap menjadi 3.449 dan jumlah ayat-ayat yang ganjil menjadi 3.106.

Struktur Ketiga

Parity check juga ditemukan dalam pembagian nomor surat dengan jumlah ayatnya-menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Al-Qur’an dengan 114 surat terbagi dua susunannya:

1. 57 surat yang homogen, di mana nomor suratnya sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil Contoh Surat al-Fatihah atau “Pembukaan’ dengan nomor surat 1 atau ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7 ayat. Contoh lain adalah Surat al-Baqarah atau “Sapi Betina”. Nomor surat 2 atau genap, jumlah ayat 286 atau genap pula. Surat homogen ini, jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.236, atau sama banyaknya dengan jumlah ayat al-Qur’an seluruhnya!

2. 57 surat yang heterogen, di mana nomor suratnya berlawanan dengan jumlah ayatnya, yaitu genap-ganjil atau ganjil-genap. Misalnya, Surat Ali’Imran, nomor surat 3 atau ganjil, jumlah ayat 200 atau genap. Jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.555 atau sama dengan jumlah nomor surat dari 1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+….+114). Dengan rumus sederhana:

( N + 1 ) / 2 x N = 115 / 2 x 114 = 115 x 57 = 6.555

Bila kedua kelompok surat ini dijumlahkan, akan menghasilkan bilangan prima: 6.236 + 6.555 =12.791, bilangan prima ke-1.525. Struktur ini merupakan enkripsi antara jumlah nomor surat dengan jumlah ayat al-Qur’an.

TABEL 4.1.
KLASIFIKASI SURAT HOMOGEN & SURAT HETEROGEN.
6

57 SURAT HOMOGEN ==> 57 SURAT HETEROGEN

NAMA SURAT > No.surat >Ayat ==> NAMA SURAT >No.surat >Ayat

Al Fatihah (Pembukaan) 1. 7 ==> Al-Imran (Keluarga Imran). 3. 200

Al-Baqarah (Sapi Betina). 2. 286 ==> Al Maidah (Hidangan). 5. 120

An-Nisa’ (Wanita). 4. 176 ==> Al-An’am (Binatarg Temak). 6. 165

At Taubah (Pangampunan). 9. 129 ==> AI-A’raf (Tempat Tertinggi). 7. 206

Hud (Hud) 11. 123 ==> Al-Anfal (Rampasan Perang). 8. 75

Ar-Ra’d (guruh) 13. 43 ==> Yunus (Yunus) 10. 109

Ibhrahim 74. 52 ==> Yusuf (Yusuf) 12. 111

Al-Hijr 15. 99 ==> Maryam 19. 98

An-Nahl (Lebah). 16. 128 ==> Thaha 20. 135

Al-Isra’ (Memperjalankan di Malam Hari) 17. 111 ==> Al-Anbiya’ (Nabi-nabi) 21. 112

AI-Kahfi (Gua). 18. 110 ==> AI-Mu’minun (Orang-orang yg Beriman) 23. 118

AI-Hajj (Haji). 22. 78 ==> Asy-Syu’ara’ (Para Penyair). 26. 227

An-Nur (Cahaya). 24. 64 ==> Luqman 31. 34

Al-Furqan (Pembeda). 25. 77 ==> Ya Sin 36. 83

An-Naml (Semut). 27. 93 ==> Ash-Shaffat (Yang Bersaf-saf). 37. 182

AI-Qashash (Cerita-cerita). 28. 88 ==> AI-Mu’min (Orang yang Beriman). 40. 85

AI-‘Ankabut (Laba-laba). 29. 69 ==> Fushshilat (Yang Dijelaskan). 41. 54

Ar-Rum (Bangsa Romawi) 30. 60 ==> Asy-Syura (Musyawarah). 42. 53

As-Sajdah (Sujud). 32. 30 ==> Ad-Dukhan (Kabut). 42. 59

Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu). 33. 73 ==> Al Ahqaaf (Bukit-bukit pasir) 46. 35

Saba’ (Kaum Saba). 34. 54 ==> Muhammad 47. 38

Fathir (Pencipta). 35. 45 ==> AI-Fath (Kemenangan). 48. 29

Shad 38. 88 ==> AI-Hujurat (Kamar-kamar). 49. 18

Az-Zumar (Rombongan¬rombongan). 39. 75 ==> Qaf (Qaf). 50. 45

Az Zukhruf (Perhiasan). 43. 89 ==> Adz-Dzariyat (Angin yg Menerbangkan) 51. 60

A!-Jatsiyah (Yang Berlutut). 45. 37 ==> Ath-Thur (Bukit). 52. 49

AI-Wnqi’ah (Hari Kiamat) 56. 96 ==> An-Najm (Bintang). 53. 62

AI-Hadid (Besi). 57. 29 ==> AI-Qamar (Bulan). 54. 55

AI-Mujadilah (Wanita yg Mengajukan Gugatan). 58. 22 ==> Ar-Ralrrnnrr (Yang Maha Pemurah) 55. 78

AI-Munafiqun (Orang-orang Munafik). 63. 11 ==> AI-Hasyr (Pengusiran). 59. 29

At-Taghuibun (Hari Ditampakkan Kesalanan-2). 64. 18 ==> AI-Mumtahanah (Perempuan yg Diuji). 60. 13

AI-Tahrim (Mengharamkan). 66. 12 ==> Ash-Shaff (Barisan). 6l. 14

AI-Qalam (Pena). 68. 52 ==> Al Juma’ah (Hari Jum’at} 62. 11

AI-Ma’arij (Tampat-tampat Naik). 70. 44 ==> Al-Thalaq (Talak). 65. 12

Al-Jin (Jin). 72. 28 ==> AI-Mulk (Kerajaan). 67. 30

Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul). 74. 56 ==> Al Haqqah (Hari Kiamat) 69. 52

An-Naba’ (Berita Besar). 78. 40 ==> Nuh (Nuh). 71. 28

‘Abasa (la Bermuka Masam). 80. 42 ==> AI-Muzzanmmil (Orang yang Berselimut). 73. 20

At-Takwir (Menggulung). 81. 29 ==> AI-Qiyamah (Hari Kiamat). 75. 40

AI-A’Ia (Yang Paling Tinggi) 87. 19 ==> AI-Insan (Manusia). 76. 31

A!-Ghasyiyah (Hari Pembalasan) 88. 26 ==> AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus). 77. 50

AI-Balad (Negeri) 90. 20 ==> An-Nazi’at (Malaikat-malaikat yg Mencabut). 79. 46

Asy-Syams (Matahari) 91. 15 ==> AI-lnfithar (Terbelah). 82. 19

Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalah Naik). 93. 11 ==> AI-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang). 83. 36

Alam Nasyrah (Melapangkan) 94. 8 ==> Al-Insyiqaq (Terbelah). 84. 25

Al-Qadr (Kemuliaan) 97. 5 ==> AI-Buruj (Gugusan Bintang). 85. 22

Al-Bayyinah (Bukti) 98. 8 ==> Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari). 86. 17

AI-Qari’ah (Hari Kiamat) 101. 11 ==> AI-Fajr (Fajar) 89. 30

At-Takatsur (Bermegah – megahan) 102. 8 ==> Al-Lail (Malam) 92. 21

Al ‘Ashr (Masa) 103. 3 ==> At-Tin (Buah Tin) 95. 8

Al-Fil (Gajah) 105. 5 ==> Al-‘Alaq (Segumpal Darah) 96. 19

Quraisy (Suku Quraisy) 106. 4 ==> Az-Zalzalah (Kegoncangan) 99. 8

AI-Ma’un (Barang-barang yang Berguna) 107. 7 ==> Al- ‘Adiyat (Kuda Perang yg Berlari Kencang) 100. 11

Al-Lahab (Gejolak Api) 111. 5 ==> Al Humazah (Pengumpat) 104. 9

AI-Iklrlatilr (Memurnikan Keesaan Allah) 112. 4 ==> AI-Kautsar (Nikmat yang Banyak) 108. 3

AI-Falaq (Waktu Subuh) 113. 5 ==> AI-Kafirun (Orang-orang Kafir) 109. 6

An-Nas (Manusia) 114. 6 ==> An-Nashr (Pertolongan) 110. 3
_____________________________________________________________________
Jumlah SURAT+ AYAT = 6.236 ==> Jumlah SURAT+ AYAT = 6.555

Struktur Keempat

Berpasangan sempurna dan simetris. Pemilihan angka 114 sangat luar biasa. Pembaca akan mendapatkan jumlah surat yang sama banyaknya, yaitu masing-masing 38 surat. Partisi kiri dan kanan, atau kelompok 1 dan 3, jumlah nomor surat menghasilkan bilangan,yang simetris sempurna sama banyak¬nya, dan merupakan kelipatan 19, yaitu (19 x 114). Sedangkan partisi tengah menghasilkan bilangan kelipatan 19, yaitu (19 x 117). Partisi sebelah kiri adalah bilangan yang dapat dibagi habis oleh 2, tetapi bila bilangan tersebut juga dapat dibagi oleh angka 3, maka ia masuk ke partisi tengah. Sedangkan partisi kanan, adalah bilangan yang tidak dapat dibagi 2 dan atau 3, atau juga merupakan sisanya. Lebih detail, dijelaskan dalam Tabel 42.7

TABEL 4.2
SURAT AL-QUR’AN TERBAGI MENJADI 3 PARTISI SIMETRIS

Dapat dibagi 2:
38 surat bernomor: 2, 4, 8,
10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32,
39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56,
58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80,
82, 86, 88, 92, 94, 98, 100,
104, 106, 110, 112.
Jumlah 2.166 (19 X 114)!

Dapat dibagi 3:
38 surat bernomor: 3, 6, 9, 12,
15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,
39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60,
63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 84,
87, 90, 93, 96, 99, 102, 105,
108, 111, 114.
Jumlah 2.223 (19 x 117)!

Tidak dapat Dapat dibagi 2 & 3:
38 surat bernomor: 1, 5, 7, 11,
13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 35,
37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 59,
61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 83,
85, 89, 91, 97, 95, 101, 103,
107, 109, 113.
Jumlah 2.166 (19 X 114)!

Struktur Kelima

Hanya ada 19 surat, tidak lebih tidak kurang-dari 114 surat-di mana jumlah nomor surat dengan nomor ayatnya merupakan bilangan prima (Tabel 4.3).

TABEL 4.3
19 SURAT YG JUMLAH NOMOR SURAT & AYATNYA MERUPAKAN BILANGAN PRIMA

No. > Nama Surat > No.Surat > No.Ayat > Jumlah
1. AI-Anfal (Rampasan Perang) 8. 75. 83
2. Ad-DUkhan (ASap) 44. 59. 103
3. AI-Hujurat (Kamar-kamar) 49. 18. 67
4. Ath-Thur (Bukit) 52. 49. 101
5. AI-Qamar (Bulan) 54. 55. 109
6. AI-Hasyr (Pengusiran) 59. 24. 83
7. AI-MUmtahanah (Perempuan yg Diuji) 60. 13. 73
8. AI-Jamu’ah (Hari Jum’at) 62. 11. 73
9. AI-MUIk (Kerajaan) 67. 30. 97
10. AI-Insan (Manusia) 76. 31. 107
11. AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus) 77. 50. 127
12 AI-Infthar (Terbelah) 82. 19. 101
13. AI-Buruj (Gugusan Bintang) 8S. 22. 107
14. Ath-Thariq (Bintang Penembus) 86. 17. 103
15. AI-Lail (Malam) 92. 21. 113
16. At-Tin (Buah Tin) 95. 8. 103
17. Az-Zalzalah (Kegoncangan) 99. 8. 307
18. AI-Humazah (Pengumpat) 109. 9. 113
19. An-Nashr (Pertolongan) 110. 3. 113

Struktur Keenam

Jumlah 19 surat yang pertama dari surat dengan jumlah ayat-ayat bilangan prima merupakan kelipatan 19 sebagaimana ditunjukkan di bawah ini.

TABEL 4.4
19 SURAT PERTAMA DARI AYAT-2 BILANGAN PRIMA

No. > No. surat > Nama surat> Banyaknya ayat
1. 1 AI-Fatihah (pembukaan) 7
2. 10 Yunus(Yunus) 109
3. 13 Ar-Ra’d (Petir) 43
4. 26 Asy-Syu’ ara’ (Penyair) 227
5. 33 AI Ahzaab (Golongan-golongan) 73
6. 36 Yasin 83
7. 42 Asy-Syura (Musyawarah) 53
8. 43 Az-Zukhruf(Perhiasan) 89
9. 44 Ad-Dukhan(Asap) 59
10. 45 AI-Jatsiyah (Yang Berlutut) 37
11. 48 AI-Fath (Kemenangan) 29
12. 57 AI-Nadld (Besi) 29
13. 60 AI-Mumtahanah (perempuan yang diuji) 13
14. 62 AI-Jumu ah (Hari )um’at) 11
15. 63 AI-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik) 11
16. 76 AI-Insan (Manusia) 31
17. 81 AI-Takwir (Menggulung) 29
18. 82 AI-Infithar (Terbelah) 19
19. 86 Ath-Thariq (Bintang Penembus) 17
Jumlah 969 ( 19 x 51 )

Struktur Ketujuh

Al-Qur’an juga terbagi dua, 29 surat dengan sisipan huruf di permulaan surat (fawatih), suatu kombinasi misterius dari abjad, seperti nun, shad, alif lam. Semuanya ada 14 huruf Arab yang telah digunakan. Kombinasi-kombinasi huruf itu meru¬pakan awalan, dengan 2 surat pengecualian, hanya pada surat Makiah. Angka 29 adalah bilangan prima, bilangan ke-10. Sisanya 85 surat, dengan faktor prima 5 dan 17, tidak mempunyai sisipan huruf. Berhubungan dengan perintah shalat, 5 kali sehari berjumlah 17 raka’at.

Dari 29 surat yang mempunyai sisipan ini, terstruktur sebagai berikut:

19 surat di mana kombinasi hurufnya merupakan ayat tersendiri. Contohnya adalah Surat al-Baqarah, surat nomor 2. Sisanya, 10 surat, hurufnya bukan merupakan ayat tersendiri.

19 surat di mana nomor suratnya bukan bilangan prima. Contohnya, Surat Thaha, surat nomor 20. Sisanya,10 surat, bernomor bilangan prima: 2, 3, 7, 11, 13,19, 29, 31, 41, dan 43. Coba perhatikan, surat 19 ditempatkan pada urutan nomor 6 dari urutan bilangan prima pada 10 surat tadi, artinya (6 x 19 =114), sama banyaknya dengan jumlah surat al-Qur’an. Jumlahnya pun: 2 + 3 + 7 + 11 + 43 = 197, 199 merupakan bilangan prima kembar, bilangan prima ke-46.

Surat 19 , Maryam, merupakan surat yang ke-10 dari 29 surat ini.

TABEL 4.5
TABEL SURAT FAWATIH, 29 SURAT

No. > No. surat > Ayat > Nama > Inisial

1. 2. 286 Al-Baqarah A.L.M
2. 3. 200 Ali’ Imron A.L.M
3. 7. 206 Al-A’raf A.L.M.S
4. 10. 109 Yunus A.L.R
5. 11. 123 Hud A.L.R
6. 12. 111 Yusuf A.L.R
7. 13. 93 Ar-Ra’ d A.L.M.R
8. 14. 52 Ibrahim A.L.R
9. 15. 99 AI-Hijr A.L.R
10. 19. 98 Maryam K.H.Y.A.S
11. 20. 137 Thaha T.H
12. 26. 227 Asy-Syu’ ara T.S.M
13. 27. 93 An-Naml T.S
14. 28. 88 Al-Qashas T.S.M
15. 29. 69 Al-Ankabut A.L.M
16. 30. 60 Ar-Rum A.L.M
17. 31. 39 Luqman A.L.M
18. 32. 30 As-Sajdah A.L.M
19. 36. 93 Yasin Y.S
20. 38. 88 Shad S
21. 40. 95 Al-Mu’ min M.M
22. 41. 54 Fushshilat H.M
23. 42. 53 Asy-Syura H.M.’A.S.Q
24. 43. 89 Az-Zukhruf H.M
25. 44. 59 Ad-Dukhan H.M
26. 45. 37 Al-Jatsiyah H.M
27. 46. 35 Al-Ahqaf H.M
28. 50. 45 Qaf Q
29. 68. 52 AI-Qalam N

Coba perhatikan susunan surat pada tabel sebelumnya. Surat al-‘Ankabut atau “Laba-laba”, terletak di posisi tengah, de¬ngan nomor surat 29. Sebelumnya terdapat 14 surat fawatih dan sesudahnya juga terdapat 14 surat fawatih. Surat fawatih ini mulai dari surat nomor 2, al-Baqarah, sampai dengan nomor 68, Surat al-Qalam. Posisi ini simetris murni. Lebih lanjut, surat ke-5 dari tengah (15) adalah surat nomor 19, dan surat ke-5 setelahnya adalah surat nomor 38, atau (2 x 19). Perhatikan pula, dari Surat Maryam nomor 19 sampai akhir, ada 19 surat fawatih. Demikian pula, sebelum Surat Shad nomor 38, terdapat 19 surat fawatih.

Struktur atau bentuk (10 + 19) surat-surat ini makin jelas, karena baik Surat Maryam maupun Surat Shad sama-sama terletak di posisi nomor 10, dari urutan depan dan dari urutan belakang.

Apakah Muhammad SAW yang Mengatur Itu?

Profesor Bassam Jarrar8 menemukan bahwa, selain pengaturan jumlah huruf-huruf sisipan tadi, turunnya surat teratur berdasarkan nomor urutan dan jumlah huruf sisipan.

1. Surat al-Qalam, bernomor 68, adalah surat pertama fawatih yang turun dengan sisipan huruf Nun. Fawatih ini tidak diulangi (hanya satu kali), karena berikutnya surat 50, Qaf, dengan huruf qaf. Diulang kedua kalinya pada ayat pertama surat 42, asy-Syura. Di sini menariknya: surat ketiga yang muncul adalah surat nomor 38, Shad, dengan huruf fawatih shad. Diulang hingga tiga kali pula, yaitu ayat pembukaan pada surat nomor 7 dan nomor 19. Lalu, apa artinya? Artinya, turun pertama kali, nun dipakai satu kali. Turun kedua, qaf dipakai 2 kali. Turun ketiga, shad, dipakai 3 kali.

2. Di antara surat fawatih, surat nomor 2 sampai dengan surat nomor 68, terdapat 38 surat bukan fawatih, atau (2 x 19)! Lebih lanjut, bilangan 38 ini sama dengan kemunculan huruf fawatih: Alif, Lam, Mim, dan sebagainya.

TABEL 4.6
JUMLAH KEMUNCULAN HURUF FAWATIH

No. Inisial/fawatih Muncul (kali) => No. Inisial/fawatih Muncul (kali)

1. A.L.M : 8x => 8. T.S : 3x
2. A.L.M.S : 1x => 9. Y.S : 1x
3. A.L.R : 6x => 10. 5′ : 3x
4. A.LM.R : 1x => 11. H.M : 7x
5. K.H.Y.’A.S’ : 1x => 12. H.M.’A.S.Q : 1x
6. T.H : 1x => 13. Q : 2x
7. T.S.M : 2x => 14. N : 1x
Jumlah 20x => Jumlah 18x

Jumlah total = 20 + 18 = 38 atau ( 2×19 )

Coba perhatikan surat-surat fawatih ini. Mereka disusun sangat unik, simetris satu sama lain, dan surat nomor 29 diletakkan di tengah-tengah 29 surat.

Dengan kata lain 114 surat al-Qur’an ditandai dengan 19 surat yang membentuk bilangan prima-jumlah nomor surat dan ayatnya. Ditandai pula dengan 29 surat fawatih, di mana dalam 29 surat itu di-enkripsi dengan 19 surat lagi berupa huruf fawatih yang merupakan ayat tersendiri. Simetris sempurna karena surat bernomor 29 diletakkan di tengah diapit simetris oleh surat 19 dan surat bernomor 38 atau (19 x 2). Sedangkan sisanya 85 surat, (17 x 5), adalah hasil kali dua bilangan prima kembar berhubungan dengan shalat. “Kebetulan” kata Allah yang ke-19 berdampingan dalam satu ayat dengan kata shalat yang ke-17 dalam Surat an-Nisa’ ayat 103, bukan surat fawatih (dijelaskan dalam Bab Shalat).

Kita lihat juga dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk kombinasi huruf fawatih ada 14 bentuk, sama dengan huruf Arabnya, yaitu sisipan dari: N, Q, H, S, T, ‘A, Y, H, K, R, ‘Sh, M, L, A.

Surat al-‘Ankabut: Penengah, Sistem Heksagonal, Gelembung Alam Semesta

Surat nomor 29, al-‘Ankabut atau Laba-laba, atau surat penengah, karena terletak di tengah-tengah surat fawatih, urutan ke-15. Berjudul laba-laba karena dalam surat ini terdapat hanya satu ayat yang menceritakan “rumah laba-laba”, yaitu pada ayat 41.

“Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba” (al-‘Ankabut 29 :41).

Lalu mengapa al-Qur’an menunjuk rumah laba-laba sebagai perumpamaannya?

Dalam matematika, bilangan 29 adalah bilangan prima kembar dengan pasangan 31. Bagian paling menarik dari surat ini adalah hubungan antara “rumah laba-laba” yang berbentuk heksagonal atau bersudut 6 dengan bilangan prima kembar, serta hipotesis susunan (banyak) alam semesta.

Bentuk heksagonal, dengan segi 6 bersudut 60° adalah bentuk geometri yang paling efisien dalam memanfaatkan semua area yang ada, karena dengan volume yang sama tetapi didapat dengan jumlah keliling yang paling sedikit, dibandingkan bentuk segi lainnya9 – misalnya, segi 8 atau segi 5. Tidak heran pola heksagonal ini- menurut NASA – dapat ditemukan di mana-mana, di alam semesta, baik teratur (tertutup) maupun tidak teratur (terbuka), karena efisien. Misalnya, sarang laba-laba, sarang (sel) lebah, molekul atom, sel surya, kabel serat optik, buah jeruk, dan kristal es yang membeku 10. Hipotesis dari para ahli kosmos di Inggris, misalnya, Sir Martin Rees: bentuk (banyak) alam semesta seperti tersusun dari ukuran yang sama dengan sebuah gelembung kecil yang dikelilingi 6 gelembung-gelembung lainnya- menjadikan bentuk yang paling kompak dengan pola heksagonal. Lalu mengapa angka 6? Ilmuwan matematika berpendapat bahwa umumnya kelipatan angka 6 selalu diikuti oleh bilangan prima baik sebelumnya atau sesudahnya. Bahkan beberapa di antaranya membentuk bilangan prima kembar yang istimewa; bilangan 29 dan 31, di tengahnya terdapat angka 30, (6 x 5). Bilangan 17 dan 19, di tengahnya angka 18, (6 x 3), dan bilangan 5 dan 7, di tengahnya angka 6. Bilangan lainnya adalah 41 dan 43, di tengahnya angka 42 (6 x 7).
Susunan seperti ini, yang diyakini oleh sebagian besar ahli astrofisika sebagai susunan multi universes; yaitu 1 + 6. (satu di tengah, dikelililingi 6 lainnya).

Faktanya, Surat al-‘Ankabut bernomor 29, pada ayat 41 (laba-laba): kedua-duanya adalah bilangan prima kembar, dengan angka yang diapit bilangan 30 dan 42, merupakan pola heksagonal pula atau sistematika angka 6.

Sehubungan dengan angka 41, kriptogram Frank Drake menggunakan kode 1271 garis : produk dari bilangan prima 31 dan 41. Peralatan ini dapat dipergunakan untuk memecahkan kode komunikasi antargalaksi, yang diterima dari sinyal-sinyal ETI, Extra Terrestrial Intelligent.11

Nah, sekarang pembaca mendapat pengertian baru, mengapa struktur jumlah surat al-Qur’an “kebetulan” merupakan rangkaian matematik (19 x 6), dengan koefisien angka 6, yang sebelumnya tidak terungkap. Sekali lagi, bilangan prima kembar 5 mewakili jumlah shalat dalam sehari, prima kembar 7 mewakili lapisan langit dan bumi (7 lapisan dimensi/alam), 17 mewakili jumlah rakaat shalat,19 mewakili kalimat basmallah dan struktur al-Qur’an, dan 29 mewakili surat-surat fawatih. surat-surat lainnya menggunakan bilangan prima 31 dan 41, misalnya Surat ar-Rahman dengan bilangan 31 dan ayat di atas menggunakan bilangan 41. Semua mewakili bilangan prima kembar yang mengapit pola angka 6: 6, 12, 18, 24, 30, 36,….n.

Surat “Penengah” ini seolah-olah ingin menunjukkan rahasia alam semesta-dari pola heksagonal sarang laba-laba:

Sebagian besar astrofisikawan percaya bahwa susunan multi alam semesta (‘alamin) mengambil pola heksagonal; di mana “gelembung (bubble) tengah” dikelilingi oleh “6 gelembung lainnya dengan ukuran sama”. Susunannya kira-kira sama dengan ice flake, yang dibentuk oleh molekul air. Ini adalah gambaran yang paling mendekati – karena (multi) alam semesta belum dapat dibuktikan – hanya diyakini oleh para ilmuwan dengan pengukuran gaya gravitasi di kosmos dan jalannya cahaya.12

Al-Qur’an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW (taufiqi), tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu, ternyata mempunyai struktur yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah surat, jumlah ayat, semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau tertukarnya ayat, apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan struktur tadi. Ini membuktikan bahwa al-Qur’an telah terkodetifikasi secara sempurna sejak ‘azali.

Download selengkapnya E-book MATEMATIKA ALAM SEMESTA Disini

REFERENSI:

1. Abdullah Arik, Beyond Probability – God’s Message in Mathematics, Journal, Submission organisation, hal. 2.

2. Contohnya adalah Dr. Carl Sagan dan Frank Drake, yang menemukan cryptogram untuk komunikasi antar-bintang: pemecah kode komunikasi dari sinyal ETI, Extra Terrestrial Intelligent.

3. Baca lebih lanjut Peter Plichta, God’s Secret Formula, atau situs-situs dari Dr. Peter Plichta.

4.Baca Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-Qur’an, atau Maulana Muhammad Ali, The Religion of Islam. Di sisi sains, ‘Arsy adalah wilayah hyperspace, dimensi lebih tinggi dari alam semesta kita yang dikenal. Isi alam semesta, 5% objek angkasa seperti bintang dan planet-planet, 25% dark matter, dan sisanya 70 % adalah dark energy. Elemen kimia, hidrogen, unsur air melimpah ruah (99,9% ), karena H adalah elemen paling ringan. Bintang baru mengubah hidrogen menjadi elemen kimia yang lebih berat, helium. Baca Encyclopedia Outerspace dari David Darling atau keterangan ahli kosmos Sir Martin Rees dan ahli Fisika Teori Dr. Michio Kaku: Our Cosmic’ Habitat dan Paarallel Universes.

5.http://www.angelfire.com/on2/daviddarling/Drakecrypto.htm, diterima 23 Desember 2003. Dari 1000 bintang terdekat, telah disisir dengan program komputer belum ada tanda-tanda keberadaan ETI. Namun para ilmuwan tidak putus asa, karena jumlah bintang di luar angkasa jauh lebih banyak daripada jumlah butiran pasir di planet Bumi.

6. Ibid, http://www.angelfire.com/on2/daviddarling/AreciboM.htm, diterima 27 Desember 2003. Antena Arecibo ini diketahui sebagai antena terbesar yang dipasang di planet Bumi, berlokasi di Peru.

7.Ditemukan pertama kali oleh kelompok ilmuwan Fakir 60 Amerika Serikat. Selanjutnya, dikembangkan oleh para ahli matematika Muslim, termasuk surat-surat berbentuk bilangan prima dan ayat-ayat fawatih.

8. Ilmuwan peneliti al-Qur’an di Amerika Scrikat, penulis beberapa artikcl tentang Kitab Mulia.

9. Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Dzikra, Mei 2002, hal. 21.

10. Pernyataan NASA: http://www.geocities.vom/capeCanaveral/Hangar /9434/ sfshesag.html, diterima 23 Desember 2003.

11. Kriptogram Frank Drake: http://www.angelfire.com/on2/daviddarling/Drakecrypto.htm, diterima 23 Desember 2003. Teknik terbaru memakai program komputer, ditransmisikan memakai foton (partikel cahaya), bukan sinyal radio lagi.

12. Wawancara BBC mengenai ruang angkasa dan alam semesta: http://216.239.57.1()4/search?q=cache:kiJt6f ixXKAJ:www.bbc.co.uk/science/space/ spacechat/livechat/martin_rees.shtml+hexagonal,universes&hl=en&ie=UTF-8,
diterima 23 Desember 2003. Lebih lengkap baca “Our Casmic Habitat” dari Profesor Sir Martin Rees, seorang ahli kosmos. Gravitasi adalah salah satu gaya dasar di alam semesta yang paling lemah, dari empat gaya dasar yang diketahui.

Di manakah Tujuh Langit Itu?

Oleh: Prof. Dr. Thomas Djamaluddin


Ilustrasi (Inet)

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad SAW) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Isra’ : 1).

Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat (Sidratul Muntaha) ada syurga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (Q.S. An-Najm:13-18).

Ayat-ayat itu mengisahkan tentang peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina. Mi’raj adalah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Sidratul muntaha secara harfiah berarti ‘tumbuhan sidrah yang tak terlampaui’, suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

Di dalam kisah yang agak lebih rinci di dalam hadits disebutkan bahwa Sidratul Muntaha dilihat oleh Nabi setelah mencapai langit ke tujuh. Dari kisah itu orang mungkin bertanya- tanya di manakah langit ke tujuh itu. Mungkin sekali ada yang mengira langit di atas itu berlapis-lapis sampai tujuh dan Sidratul Muntaha ada di lapisan teratas. Benarkah itu? Tulisan ini mencoba membahasnya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.

Sekilas Kisah Isra’ Mi’raj

Di dalam beberapa hadits sahih disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan isra’ dan mi’raj dengan menggunakan “buraq”. Di dalam hadits hanya disebutkan bahwa buraq adalah ‘binatang’ berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan mata. Ini menunjukkan bahwa “kendaraan” yang membawa Nabi SAW dan Malaikat Jibril mempunyai kecepatan tinggi.

Apakah buraq sesungguhnya? Tidak ada penjelasan yang lebih rinci. Cerita israiliyat yang menyatakan bahwa buraq itu seperti kuda bersayap berwajah wanita sama sekali tidak ada dasarnya. Sayangnya, gambaran ini sampai sekarang masih diikuti oleh sebagian masyarakat, terutama di desa-desa.

Dengan buraq itu Nabi melakukan isra’ dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Setelah melakukan salat dua rakaat dan meminum susu yang ditawarkan Malaikat Jibril Nabi melanjutkan perjalanan mi’raj ke Sidratul Muntaha.

Nabi SAW dalam perjalanan mi’raj mula-mula memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma’mur, tempat 70.000 malaikat salat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam (‘pena’). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.

Jibril juga mengajak Nabi melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur’an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib.

Mulanya diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi enggan meminta keringanan lagi, “Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela dan menyerah.” Maka Allah berfirman, “Itulah fardlu-Ku dan Aku telah meringankannya atas hamba-Ku.”

Di manakah Tujuh Langit

Konsep tujuh lapis langit sering disalahartikan. Tidak jarang orang membayangkan langit berlapis-lapis dan berjumlah tujuh. Kisah isra’ mi’raj dan sebutan “sab’ah samawat” (tujuh langit) di dalam Al-Qur’an sering dijadikan alasan untuk mendukung pendapat adanya tujuh lapis langit itu.

Ada tiga hal yang perlu dikaji dalam masalah ini. Dari segi sejarah, segi makna “tujuh langit”, dan hakikat langit dalam kisah Isra’ mi’raj.

Sejarah Tujuh Langit

Dari segi sejarah, orang-orang dahulu –jauh sebelum Al- Qur’an diturunkan– memang berpendapat adanya tujuh lapis langit. Ini berkaitan dengan pengetahuan mereka bahwa ada tujuh benda langit utama yang jaraknya berbeda-beda. Kesimpulan ini berdasarkan pengamatan mereka atas gerakan benda-benda langit. Benda-benda langit yang lebih cepat geraknya di langit dianggap lebih dekat jaraknya. Lalu ada gambaran seolah-olah benda-benda langit itu berada pada lapisan langit yang berbeda-beda.

Di langit pertama ada bulan, benda langit yang bergerak tercepat sehingga disimpulkan sebagai yang paling dekat. Langit ke dua ditempati Merkurius (bintang Utarid). Venus (bintang kejora) berada di langit ke tiga. Sedangkan matahari ada di langit ke empat. Di langit ke lima ada Mars (bintang Marikh). Di langit ke enam ada Jupiter (bintang Musytari). Langit ke tujuh ditempati Saturnus (bintang Siarah/Zuhal). Itu keyakinan lama yang menganggap bumi sebagai pusat alam semesta.

Orang-orang dahulu juga percaya bahwa ke tujuh benda-benda langit itu mempengaruhi kehidupan di bumi. Pengaruhnya bergantian dari jam ke jam dengan urutan mulai dari yang terjauh, Saturnus, sampai yang terdekat, bulan. Karena itu hari pertama itu disebut Saturday (hari Saturnus) dalam bahasa Inggris atau Doyoubi (hari Saturnus/Dosei) dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Indonesia Saturday adalah Sabtu. Ternyata, kalau kita menghitung hari mundur sampai tahun 1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1 memang jatuh pada hari Sabtu.

Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang lain. Secara berurutan hari-hari itu menjadi Hari Matahari (Sunday, Ahad), Hari Bulan (Monday, Senin), Hari Mars (Selasa), Hari Merkurius (Rabu), Hari Jupiter (Kamis), dan Hari Venus (Jum’at). Itulah asal mula satu pekan menjadi tujuh hari.

Jumlah tujuh hari itu diambil juga oleh orang-orang Arab. Dalam bahasa Arab nama-nama hari disebut berdasarkan urutan: satu, dua, tiga, …, sampai tujuh, yakni ahad, itsnaan, tsalatsah, arba’ah, khamsah, sittah, dan sab’ah. Bahasa Indonesia mengikuti penamaan Arab ini sehingga menjadi Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Hari ke enam disebut secara khusus, Jum’at, karena itulah penamaan yang diberikan Allah di dalam Al-Qur’an yang menunjukkan adanya kewajiban salat Jum’at berjamaah.

Penamaan Minggu berasal dari bahasa Portugis Dominggo yang berarti hari Tuhan. Ini berdasarkan kepercayaan Kristen bahwa pada hari itu Yesus bangkit. Tetapi orang Islam tidak mempercayai hal itu, karenanya lebih menyukai pemakaian “Ahad” daripada “Minggu”.

Makna Tujuh Langit

Langit (samaa’ atau samawat) di dalam Al-Qur’an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak ada. Sedangkan warna biru bukanlah warna langit sesungguhnya. Warna biru dihasilkan dari hamburan cahaya biru dari matahari oleh atmosfer bumi.

Di dalam Al-Qur’an ungkapan ‘tujuh’ atau ‘tujuh puluh’ sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung. Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah menjanjikan:

Siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ibarat menanam sebiji benih yang menumbuhkan TUJUH tangkai yang masing-masingnya berbuah seratus butir. Allah MELIPATGANDAKAN pahala orang-orang yang dikehendakinya….

Juga di dalam Q.S. Luqman:27:

Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan TUJUH lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah….

Jadi ‘tujuh langit’ semestinya difahami pula sebagai tatanan benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit.

Tujuh langit pada Mi’raj

Kisah Isra’ Mi’raj sejak lama telah minimbulkan perdebatan soal tanggal pastinya dan apakah Nabi melakukannya dengan jasad dan ruhnya atau ruhnya saja. Demikian juga dengan hakikat langit. Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan bahwa beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang Syi’ra. Tetapi sebagian lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha dari Mesir, berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah isra’ mi’raj adalah langit ghaib.

Dalam kisah mi’raj itu peristiwa lahiriyah bercampur dengan peristiwa ghaib. Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di surga dan dua sungai di bumi, serta melihat Baitur Makmur, tempat ibadah para malaikat. Jadi, nampaknya pengertian langit dalam kisah mi’raj itu memang bukan langit lahiriyah yang berisi bintang-bintang, tetapi langit ghaib.

Penulis adalah peneliti bidang matahari & lingkungan antariksa, Lapan, Bandung.

sumber:
http://www.dakwatuna.com
http://media.isnet.org

Mengenal Lebih Dekat Kepulauan Cocos (Keeling) sebagai “Darah Daging Indonesia”

Siapa diantara kita yang pernah mendengar Kepulauan Cocos atau Cocos (Keeling) Islands ? Sebulan lalu mungkin sedikit sekali, namun kini mungkin sudah agak sedikit terkenal, terutama setelah ada kabar bahwa Amerika Serikat akan membangun pangkalan pesawat tanpa awak di Kepulauan Cocos (Keeling). Tapi tentu kita tidak membahas itu.

Selayang Pandang

Kepulauan Cocos atau disebut juga Cocos (Keeling) Islands adalah sebuah Wilayah Luar negeri Australia yang terdiri dari 2 atol dan 27 kepulauan koral. Ibukotanya terletak di West Island. dibawah pemerintahan Neil Lucas sebagai Administrator.

Cocos (Keeling) Islands adalah kepulauan kecil yang terletak sekitar 1000 km dari Jakarta, yakni sebelah selatan Pulau Jawa di Samudra Hindia, dan 2800 km dari Perth, Australia. Penduduknya sekitar 600-an orang. Cocos (Keeling) Islands masuk dalam teritori negara Australia sejak 1955 setelah sebelumnya dikuasai Inggris dan Srilanka.


Peta wilayah Kepulauan Cocos (Keelng)


Lokasi wilayah Kepulauan Cocos (Keeling)

Kepulauan Cocos (Keeling), Kepulauan yang terdiri dari dataran rendah berkarang koral dengan luas 14,2 kilometer persegi (5,5 sq mi), 26 km (16 mil) dari garis pantai, ketinggian tertinggi 5 meter (16 kaki) dan ditutupi dengan pohon kelapa beserta vegetasi lainnya. Iklim yang menyenangkan, diterpa oleh angin tenggara selama sekitar sembilan bulan dan dengan curah hujan sedang.

Utara Pulau Keeling terdapat sebuah pulau karang yang terdiri dari hanya satu pulau berbentuk huruf C. pulau Keeling Utara dan laut sekitar 1,5 km (0,93 mil) dari pantai membentuk Pulu Keeling berserta taman Taman Nasional, didirikan pada tanggal 12 Desember 1995.

Kepulauan Keeling Selatan adalah sebuah pulau karang yang terdiri dari 24 pulau individu membentuk sebuah cincin karang yang terlihat tidak lengkap, dengan total luas lahan 13,1 kilometer persegi (5.1 mil ²). Hanya Home Island dan Pulau Barat yang dihuni pendudk. dan banyak sekali terdapat pondok-pondok yang dibuat oleh etnis jawa sebagai penduduk di pulau ini.

di sebagian besar pulau-pulau yang lebih besar Tidak ada sungai atau danau. sumber air segar yang terbatas dan hanya terdapat pada pulau-pulau yang lebih besar.

Demografi

Pada tahun 2007, Estimasi penduduk pulau ini berjumlah 596 jiwa.[1] dan pada tahun 2010, jumlah penduduknya diperkirakan hanya lebih dari 600 jiwa. Populasi di dua pulau berpenghuni umumnya terbagi antara etnis eropa di West Island (populasi 120) dan etnis Melayu/javanese di Home Island (populasi 500). orang-orang di pulau keeling berbahasa inggris yang bercampur dengan dialek bahasa indonesia, sebuah bahasa yang mereka pergunakan sehari-hari. dan 80% dari penduduk Kepulauan Cococs (keeling) adalah Muslim Sunni.

Sejarah Awal

Pada tahun 1609 Kapten William Keeling adalah orang Eropa pertama yang melihat pulau-pulau ini, tapi pada saat itu pulau ini tak berpenghuni hingga pada abad kesembilan belas, ketika mereka menjadi milik Keluarga Clunies-Ross. Seorang pelaut pedagang Skotlandia bernama Kapten John Clunies-Ross menjelajahi pulau-pulau ini di tahun 1825, yang bertujuan untuk memisahkan mereka dengan keluarganya. Alexander Hare, yang telah mengambil bagian dalam pengambilalihan Stamford Raffles Jawa pada tahun 1811 Mendarat dan diselesaikan dengan memasukkan etnis jawa yang berasal dari Indonesia untuk dijadkan pekerja di pulau ini. pekerja dibayar dalam mata uang yang disebut rupee Cocos, mata uang John Clunies-Ross dicetak sendiri yang hanya bisa ditebus di toko perusahaan. pemukiman terbesar adalah desa Banten (Home Island). Pemerintahan pulau didasarkan pada Cocos (Keeling) Kepulauan act 1955, dan sangat disayangkan kepemerintahan di pualu ini bergantung pada hukum-hukum Australia.

Ada dua sekolah di pulau ini Mereka berada di dua pulau berpenghuni. Salah satunya adalah di Pulau Barat, dan yang lainnya di Home Island.

Sekolah yang diinstruksikan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan upaya yang dilakukan untuk mencegah siswa berbicara bahasa lokal bahasa logat indonesia/melayu di lokasi sekolah.

Nah, yang unik dari pulau ini adalah bahwa 80% penduduknya adalah muslim, dan beretnis Jawa dan Melayu. Betul, mereka adalah keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Jawa pada abad 19, untuk bekerja di perkebunan di sana. Konon, para keturunan Jawa ini masih memegang budaya Jawanya, bahkan di antara golongan tuanya, masih ada (mungkin sedikit) yang masih bisa berbahasa Jawa. Bahkan di dalam logo kepulauan tersebut, terdapat tulisan berbahasa Indonesia “Maju Pulau Kita”. Bahkan wayang kulit diadopsi menjadi gambar di perangko nasional Australia. Dulunya, wayang-wayang yang dibuat di Cocos itu mereka buat dari kulit hiu kering, sedangkan dalang terakhir mereka Mbah Itjang meninggal pada tahun 1949. Wallahu ‘alam


Lambang Cocos (Keeling) Islands

Nih penduduk setempat cocos island, penduduk yang dibawa inggris sama belanda dari pulau-pulau di indonesia dijadiin buruh pekerja kasar di pulau ini pada saat penjajahan di indonesia. mereka married pake adat melayu sumatra kayanya yah… jangan bilang kalo mereka itu plagiat..karena mereka juga berhak mengamalkan sebagian dari diri mereka yang hilang yaitu kebudayaan asli mereka dari Indonesia.


Penduduk asli Cocos (Keeling) Islands

Pemerintah Australia secara tegas mewajibkan penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah di pulau tersebut, bahkan konon anak-anak yang masih menggunakan bahasa asli mereka, dulunya dihukum. Wallahu ‘alam.

Banyak orang Jawa yang bahkan tidak pernah tahu keberadaan saudara-saudara mereka di pulau kecil nan terpencil ini, yang saya tahu, beberapa tahun lalu ada rombongan turis dari Malaysia yang berwisata ke pulau ini. Wajar saja, karena keturunan melayu Malaysia juga banyak. Kedatangan mereka, tentu saja menjadi obat rindu etnis Jawa/Melayu disana…yang begitu jauh terpisah dari mana-mana, dan jarang bertemu orang dari luar wilayah mereka.

Kita sering mendengar dan mempelajari Suriname, tentu saja, dimana banyak keturunan Jawa yang ada di sana. Namun kita seolah melupakan saudara kita di selatan sana. Kalau ada waktu, kalau ada dana, visit Cocos (Keeling) Islands. Say hello to them.:-)

Catatan kaki
1 ^ The World Factbook, Cocos (Keeling) Islands, diakses 7 Februari 2009

sumber:
http://berita.plasa.msn.com
http://www.bukamata.info
http://id.wikipedia.org

10 Gempa Terbesar di Dunia Sejak 1900


Gempa dan Tsunami Aceh 2004 (Ilustrasi)

Setelah gempa 8,7 Skala Richter yang mengguncang Aceh, Sumatera Utara, dan Padang, 12 April 2012 lalu, berikut adalah 10 gempa terbesar yang pernah terekam sejak 1900 sampai sekarang.

22 Mei 1960 – Chile, gempa berskala 9,5 Skala Richter mengguncang Santiago dan Concepcion, menyebabkan gelombang laut dan ledakan gunung api. Sekitar 5000 orang terbunuh dan 2 juta orang kehilangan rumah.

28 Maret 1964 – Alaska, gempa dan tsunami yang terjadi sesudahnya membunuh 125 orang dan menyebabkan kerugian $310 juta. Gempa skala 9,2 SR ini menyerang Alaska dan bagian barat Yukon Territory serta British Columbia di Kanada.

26 December 2004 – Indonesia, gempa 9,1 SR menyerang pesisir Provinsi Aceh di Indonesia, menyebabkan tsunami yang membunuh 226 ribu orang di Indonesia, Sri Lanka, Thailand, India, dan sembilan negara lainnya.

4 November 1952 – Rusia, gempa 9 SR menyebabkan tsunami yang mencapai Kepulauan Hawaii. Tidak ada korban jiwa dalam gempa ini.

11 Maret 2011 – Jepang, gempa 9 SR menyerang Jepang, menyebabkan banyak korban. US Geological Survey memverifikasi gempa terletak di kedalaman 24,3 km dan pusatnya di 130,3 km timur Sendai, di pulau Honshu.


Dampak gempa dan tsunami jepang

Gempa ini adalah yang terkuat yang pernah tercatat di Jepang. Tsunami yang terjadi setelah itu memicu krisis nuklir paling parah dalam 25 tahun terakhir. Lebih dari 15 ribu orang tewas akibat kombinasi gempa dan tsunami.

Filipina, Taiwan, dan Indonesia mengeluarkan peringatan tsunami. Peringatan tsunami dari Pacific Tsunami Warning Center mencapai Kolombia dan Peru.

27 Februari 2010 – Chile, gempa 8,8 SR dan tsunami menyebabkan tewasnya 500 orang dan kerusakan $30 miliar, merusak ratusan ribu rumah dan menghancurkan jalan-jalan tol serta jembatan.

31 Januari 1906 – Ekuador, gempa 8,8 SR menyerang pesisir Ekuador dan Kolombia, menyebabkan tsunami yang menewaskan 1000 orang. Getarannya terasa di sepanjang pesisir Amerika Tengah dan bahkan sampai San Francisco dan barat Jepang.

11 April 2012 – Gempa 8,7 SR menyerang Aceh, 495,6 km dari barat daya Banda Aceh. Getarannya terasa sejauh Singapura, Thailand, dan India.

4 Februari 1965 – Alaska, gempa 8,7 SR menghasilkan tsunami yang mencapai 10,7 meter tingginya di Pulau Shemya.

28 Maret 2005 – Gempa 8,6 SR di Nias, Sumatra membunuh 1300 orang.

Sumber: Reuters/Situs U.S. Geological Survey Earthquake – http://earthquake.usgs.gov/

Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran tentang Garis Edar Tata Surya


Orbit Tata Surya

Menurut Ilmu Astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex.

Ini berarti bahwa matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Sebagaimana komet-komet lain di alam raya, komet Halley, sebagaimana terlihat di atas, juga bergerak mengikuti orbit atau garis edarnya yang telah ditetapkan. Komet ini memiliki garis edar khusus dan bergerak mengikuti garis edar ini secara harmonis bersama-sama dengan benda-benda langit lainnya.

Menurut Harun Yahya, terdapat sekitar 200 miliar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan.

Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah “berenang” sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.

Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang, dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah, Pencipta seluruh sekalian alam.

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.

Fenomena itu telah disebutkan dalam Alquran sejak abad ke-7 M. Padahal, pada zaman itu manusia tidak memiliki teleskop ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Dalam Alquran disebutkan matahari dan bulan masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

Simak firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 33: ”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

Disebutkan pula dalam surah Ya Sin [36] ayat 38: ”Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

Menurut Alquran, keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar: “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (QS Az-Zariyat [51]:7)

Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya.

sumber:
http://www.republika.co.id
http://www.harunyahya.com/

KONSEP WAKTU DALAM PANDANGAN KI SUNDA

Oleh :Cucu Sumantri, S.S

Waktu dalam bahasa Sunda disebut dengan kata Wanci dan Mangsa adalah sebuah konsep terhadap pembagian siklus perubahan keadaan alam baik selama sehari atau pun dalam setahun. Masyarakat Sunda sejak dari dulu sudah mengenal konsep waktu ini, hal itu terbukti dengan ditemukannya penanggalan pada prasasti-prasasti kuno dan naskah-naskah kuno yang terdapat di wilayah Sunda.

Ada nama-nama khusus yang diberikan terhadap siklus perubahan alam itu, seperti pada siklus sehari dikenal nama-nama waktu sebagai berikut :

Wanci janari leutik, yaitu kira-kira jam 01.00 – 03.00 malam.

Wanci janari gede, yaitu kira-kira jam 03.30 – 04.30

Wanci balebat, yaitu waktu pajar telah terlihat di sebelah Timur kira-kira jam 04.30.

Wanci carangcang tihang, yaitu waktu setelah pajar kira-kira jam 04.30 – 05.00.

Wanci haneut moyan, yaitu waktu yang sangat enak untuk berjemur di bawah sinar matahari, kira-kira jam 07.00 – 08.30.

Wanci rumangsang, yaitu waktu sinar matahari sudah terasa panas kira-kira jam 09.00.

Wanci pecat sawed, yaitu waktu kerbau pekerja dicopot tali kendalinya, kira-kira jam 10.00.

Wanci manceran, yaitu waktu matahari di atas kepala, kira-kira jam 12.00.

Wanci lingsir ngulon, yaitu waktu matahari sudah bergeser ke Barat kira-kira jam 13.00.

Wanci panonpoe satangtung, yaitu kira-kira jam 15.00.

Wanci tunggang gunung, yaitu ketika matahari akan tenggelam di sebelah Barat, biasanya sudah berada di atas pegunungan, kira-kira jam 16.00 – 17.00.

Wanci sariak layung, yaitu ketika lembayung terlihat memerah di sebelah barat kira-kira jam 17.00 – 18.00.

Wanci sareupna, yaitu ketika hari mulai gelap kira-kira jam 18.30.

Wanci sareureuh budak, yaitu ketika anak kecil (balita) sudah merasa lelah bermain dengan saudaranya kira-kira jam 20.00.

Wanci tengah peuting, yaitu kira-kira jam 24.00.

Dalam siklus waktu setahun masyarakat Sunda mengenal istilah pranata mangsa, yaitu pembagian waktu berdasarkan musim-musim dalam satu tahun. Pranata mangsa itu adalah sebagai berikut :

Kasa (ke-1), mulai tanggal 22/23 Juni – 2/3 Agustus ditandai dengan mulai menanam palawija.

Karo (ke-2), dari tanggal 2/3 Agustus – 25/26 Agustus ditandai dengan musim pohon randu berdaun muda dan menanam palawija untuk kedua kalinya.

Katiga (ke-3), dari tanggal 25/26 Agustus – 18/19 September ditandai dengan musim umbi-umbian bertunas dan panen palawija.

Kapat (ke-4), dari tanggal 18/19 September – 13/14 Oktober ditandai dengan musim sumur-sumur kering, pohon randu berbuah dan musim menanam pisang.

Kalima (ke-5), dari tanggal 13/14 Oktober – 9/10 Nopember ditandai dengan musim mulai turun hujan, pohon asam berdaun muda, dan kunyit pun berdaun muda.

Kanem (ke-6), dari tanggal 9/10 Nopember – 22/23 Desember ditandai dengan musim buah-buahan mulai menua dan musim menggarap sawah.

Kapitu (ke-7), dari tanggal 22/23 Desember – 3/4 Pebruari ditandai dengan musim banjir dan angin kencang serta musim menanam padi.

Kawolu (ke-8), dari tanggal 3/4 Pebruari – 1/2 Maret ditandai dengan musim padi mulai berisi dan banyak ulat.

Kasanga (ke-9), dari tanggal 1/2 Maret – 26/27 Maret ditandai dengan padi sudah merata berisi dan serangga turaes banyak bersuara.

Kasadasa (ke-10), dari tanggal 26/27 Maret – 19/20 April ditandai dengan musim padi mulai berbuah hijau, burung-burung membuat sarang dan musim paliwija di tanah darat.

Desta (ke-11), dari tanggal 19/20 April – 12/13 Mei ditandai dengan masih ada waktu untuk berpalawija, burung-burung memberi makan anak-anaknya.

Sada (ke-12), dari tanggal 12/13 Mei – 22/23 Juni di tandai dengan selesainya panen padi dan udara pagi sudah dingin sekali.

Siklus lamanya pranata mangsa dalam setahuan seperti telah diuraikan di atas ternyata dalam kenyataannya tidaklah sama seperti itu, melainkan berkembang menjadi 3 versi. Perbedaan versi lamanya siklus dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu posisi matahari, posisi penampakan bintang, perubahan arah mata angin yang bertiup dan jumlah hari pada setiap bulannya.

Ketiga versi siklus pranata mangsa itu adalah :

Siklus musim versi A, yang memiliki rentangan peredaran waktu dengan jumlah total selama 360 hari, terdiri atas 12 musim dengan jumlah hari pada tiap-tiap musim sebanyak 30.

Siklus musim versi B, yang mempunyai rentangan peredaran waktu dengan jumlah total 360 hari terdiri atas 12 musim dengan jumlah hari pada tiap-tiap musimnya tidak sama.

Siklus musim versi C, yang memiliki rentangan peredaran waktu dengan jumlah total selama 365 hari, terdiri atas 12 musim dengan jumlah hari pada setiap musim tidak sama.

Akhirnya itulah salah satu konsep waktu dalam pandangan Ki Sunda yang pada saat ini mulai tidak ketahui lagi di kalangan generasi muda. Semoga dengan tulisan ini nilai-nilai dan konsep-konsep yang telah dibuat dan dipakai oleh para lelehur tidak kita tinggalkan begitu saja. Semoga. **** CS.

Referensi :
Drs. Ahmad Hadi, Spk. 1994. Peperenian. Bandung : Geger Sunten.
Drs. Undang A. Darsa. Unsur Tradisional dalam Paririmbon. Bandung : FASA UNPAD.
http://essaysunda.blogspot.com