Siapa diantara kita yang pernah mendengar Kepulauan Cocos atau Cocos (Keeling) Islands ? Sebulan lalu mungkin sedikit sekali, namun kini mungkin sudah agak sedikit terkenal, terutama setelah ada kabar bahwa Amerika Serikat akan membangun pangkalan pesawat tanpa awak di Kepulauan Cocos (Keeling). Tapi tentu kita tidak membahas itu.
Selayang Pandang
Kepulauan Cocos atau disebut juga Cocos (Keeling) Islands adalah sebuah Wilayah Luar negeri Australia yang terdiri dari 2 atol dan 27 kepulauan koral. Ibukotanya terletak di West Island. dibawah pemerintahan Neil Lucas sebagai Administrator.
Cocos (Keeling) Islands adalah kepulauan kecil yang terletak sekitar 1000 km dari Jakarta, yakni sebelah selatan Pulau Jawa di Samudra Hindia, dan 2800 km dari Perth, Australia. Penduduknya sekitar 600-an orang. Cocos (Keeling) Islands masuk dalam teritori negara Australia sejak 1955 setelah sebelumnya dikuasai Inggris dan Srilanka.
Peta wilayah Kepulauan Cocos (Keelng)
Lokasi wilayah Kepulauan Cocos (Keeling)
Kepulauan Cocos (Keeling), Kepulauan yang terdiri dari dataran rendah berkarang koral dengan luas 14,2 kilometer persegi (5,5 sq mi), 26 km (16 mil) dari garis pantai, ketinggian tertinggi 5 meter (16 kaki) dan ditutupi dengan pohon kelapa beserta vegetasi lainnya. Iklim yang menyenangkan, diterpa oleh angin tenggara selama sekitar sembilan bulan dan dengan curah hujan sedang.
Utara Pulau Keeling terdapat sebuah pulau karang yang terdiri dari hanya satu pulau berbentuk huruf C. pulau Keeling Utara dan laut sekitar 1,5 km (0,93 mil) dari pantai membentuk Pulu Keeling berserta taman Taman Nasional, didirikan pada tanggal 12 Desember 1995.
Kepulauan Keeling Selatan adalah sebuah pulau karang yang terdiri dari 24 pulau individu membentuk sebuah cincin karang yang terlihat tidak lengkap, dengan total luas lahan 13,1 kilometer persegi (5.1 mil ²). Hanya Home Island dan Pulau Barat yang dihuni pendudk. dan banyak sekali terdapat pondok-pondok yang dibuat oleh etnis jawa sebagai penduduk di pulau ini.
di sebagian besar pulau-pulau yang lebih besar Tidak ada sungai atau danau. sumber air segar yang terbatas dan hanya terdapat pada pulau-pulau yang lebih besar.
Demografi
Pada tahun 2007, Estimasi penduduk pulau ini berjumlah 596 jiwa.[1] dan pada tahun 2010, jumlah penduduknya diperkirakan hanya lebih dari 600 jiwa. Populasi di dua pulau berpenghuni umumnya terbagi antara etnis eropa di West Island (populasi 120) dan etnis Melayu/javanese di Home Island (populasi 500). orang-orang di pulau keeling berbahasa inggris yang bercampur dengan dialek bahasa indonesia, sebuah bahasa yang mereka pergunakan sehari-hari. dan 80% dari penduduk Kepulauan Cococs (keeling) adalah Muslim Sunni.
Sejarah Awal
Pada tahun 1609 Kapten William Keeling adalah orang Eropa pertama yang melihat pulau-pulau ini, tapi pada saat itu pulau ini tak berpenghuni hingga pada abad kesembilan belas, ketika mereka menjadi milik Keluarga Clunies-Ross. Seorang pelaut pedagang Skotlandia bernama Kapten John Clunies-Ross menjelajahi pulau-pulau ini di tahun 1825, yang bertujuan untuk memisahkan mereka dengan keluarganya. Alexander Hare, yang telah mengambil bagian dalam pengambilalihan Stamford Raffles Jawa pada tahun 1811 Mendarat dan diselesaikan dengan memasukkan etnis jawa yang berasal dari Indonesia untuk dijadkan pekerja di pulau ini. pekerja dibayar dalam mata uang yang disebut rupee Cocos, mata uang John Clunies-Ross dicetak sendiri yang hanya bisa ditebus di toko perusahaan. pemukiman terbesar adalah desa Banten (Home Island). Pemerintahan pulau didasarkan pada Cocos (Keeling) Kepulauan act 1955, dan sangat disayangkan kepemerintahan di pualu ini bergantung pada hukum-hukum Australia.
Ada dua sekolah di pulau ini Mereka berada di dua pulau berpenghuni. Salah satunya adalah di Pulau Barat, dan yang lainnya di Home Island.
Sekolah yang diinstruksikan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan upaya yang dilakukan untuk mencegah siswa berbicara bahasa lokal bahasa logat indonesia/melayu di lokasi sekolah.
Nah, yang unik dari pulau ini adalah bahwa 80% penduduknya adalah muslim, dan beretnis Jawa dan Melayu. Betul, mereka adalah keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Jawa pada abad 19, untuk bekerja di perkebunan di sana. Konon, para keturunan Jawa ini masih memegang budaya Jawanya, bahkan di antara golongan tuanya, masih ada (mungkin sedikit) yang masih bisa berbahasa Jawa. Bahkan di dalam logo kepulauan tersebut, terdapat tulisan berbahasa Indonesia “Maju Pulau Kita”. Bahkan wayang kulit diadopsi menjadi gambar di perangko nasional Australia. Dulunya, wayang-wayang yang dibuat di Cocos itu mereka buat dari kulit hiu kering, sedangkan dalang terakhir mereka Mbah Itjang meninggal pada tahun 1949. Wallahu ‘alam
Lambang Cocos (Keeling) Islands
Nih penduduk setempat cocos island, penduduk yang dibawa inggris sama belanda dari pulau-pulau di indonesia dijadiin buruh pekerja kasar di pulau ini pada saat penjajahan di indonesia. mereka married pake adat melayu sumatra kayanya yah… jangan bilang kalo mereka itu plagiat..karena mereka juga berhak mengamalkan sebagian dari diri mereka yang hilang yaitu kebudayaan asli mereka dari Indonesia.
Penduduk asli Cocos (Keeling) Islands
Pemerintah Australia secara tegas mewajibkan penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah di pulau tersebut, bahkan konon anak-anak yang masih menggunakan bahasa asli mereka, dulunya dihukum. Wallahu ‘alam.
Banyak orang Jawa yang bahkan tidak pernah tahu keberadaan saudara-saudara mereka di pulau kecil nan terpencil ini, yang saya tahu, beberapa tahun lalu ada rombongan turis dari Malaysia yang berwisata ke pulau ini. Wajar saja, karena keturunan melayu Malaysia juga banyak. Kedatangan mereka, tentu saja menjadi obat rindu etnis Jawa/Melayu disana…yang begitu jauh terpisah dari mana-mana, dan jarang bertemu orang dari luar wilayah mereka.
Kita sering mendengar dan mempelajari Suriname, tentu saja, dimana banyak keturunan Jawa yang ada di sana. Namun kita seolah melupakan saudara kita di selatan sana. Kalau ada waktu, kalau ada dana, visit Cocos (Keeling) Islands. Say hello to them.:-)
Catatan kaki
1 ^ The World Factbook, Cocos (Keeling) Islands, diakses 7 Februari 2009
sumber:
http://berita.plasa.msn.com
http://www.bukamata.info
http://id.wikipedia.org
18 responses to “Mengenal Lebih Dekat Kepulauan Cocos (Keeling) sebagai “Darah Daging Indonesia””
Penjelajah google
March 4th, 2013 at 19:53
Kalau benar Australia melarang bahasa melayu di kepulauan kokos, satu kata buat mereka “terlalu”. Bisa dikategorikan pelanggaran HAM. Kalau perlu kepulauan kokos kita masukkan sebagai wilayah Indonesia, karena masih ada hubungan histori dengan Indonesia dari pada dengan Srilangka yang konon pernah mengklaim sebagai bagian wilayahnya.yang kemudian direbut Inggris dan terakhir Australia. Dahulu kala pulau itu sebagai peristirahatan sementara para nelayan nusantara. Mau menetap di wilayah itu agak serem juga karena tingginya cuma 5 m dpl, kalau ada sunami bisa berabe urusan.
Rifky
March 28th, 2013 at 20:37
Sangat ingin sekali berkunjung kesana.
Semoga nanti punya kesempatan untuk itu.
princeofborneo
November 11th, 2014 at 00:30
Wah, ini catatan terkomplit yang aku baca mengenai pulau Cocos. Terima kasih untuk penulis yang telah mempublikasikannya.
Danarya
November 11th, 2014 at 16:42
Saya sangat tertarik sekali dengan keberadaan Pulau Cocos (Keeling) ini. Sementara saya hanya bisa memperoleh informasi dari Wikipedia, namun masih belum bisa memenuhi rasa ingin tahu Saya akan pulau ini.
Saya benar2 ingin mengunjungi pulau ini, saya sudah mencoba mencari tahu maskapai apa yg terbang ke sana. Virgin Australia terbang dari Perth – Christmast Island – Cocos (Keeling) Island. Dengan biaya +/- 6 jutaan sekali jalan (belum termasuk ongkos dr Jakarta). Saya juga sudah coba mencari tempat penginapan melalui situs Agoda.
Seandainya saja ada maskapai Indonesia yg terbang ke sana pasti menyenangkan sekali. Bayangkan jarak dr Jakarta (Pulau Jawa) hanya 1000 km, sementara jarak dari Australia 2800 km.
Satu lagi, Saya belum mengetahui apakah jika mengunjungi pulau ini kita menggunakan visa? apakah keadaan di sana aman bagi orang Indonesia? mengingat akan dibangunnya pangkalan udara AS untuk memantau Indonesia (katanya, hehehe…)
Untuk rekan-rekan yang membaca artikel ini, siapa tau ada yg berminat mengunjungi pulau tersebut, ‘backpacker’ atau ‘koper’ tidak jd masalah. Saya bukannya tidak berani mengunjungi pulau tersebut sendiri, hanya saja jika ada teman/kelompok akan lebih menyenangkan (terlebih karena kemampuan bahasa Inggris Saya yang masih ‘alakadarnya’, hehehe…)
siap-siap menabung…
siap-siap cuti…
Cocos (Keeling) Island, I’ll be there
Pewangi Laundry FreshLab
March 24th, 2015 at 15:58
Ternyata di samudera jauh sana, masih ada saudara kita ya misalnya suriname dan cocos keeling ini
Herbal Mulia (Toko Herbal Jogja)
March 24th, 2015 at 16:09
wah mantab ini pulau cocos…maen yuk ke tempat saudara kita disana. kayaknya lebih indah pemandangannya dan aman dari polusi….hehehe
Iyank Sweetheart
March 26th, 2015 at 22:18
Ingin berkunjung kesana,tapi masalah penerbangan yang repot karena tidak ada penerbangan yang lngsung dari Indonesia.
Megat Dewa
May 11th, 2015 at 21:56
Bagaimana mau ke Cocos dari Kuala Lumpur? T. kasih.
galih
May 23rd, 2015 at 21:44
Akses kesana Sulit banget bro
Mohd.Syarief Gamal
June 4th, 2015 at 11:19
Saya sering membuka FB tentang Cocos dan Chrismas Island.Apakah mereka ada yang datang ke Indonesia atau Jawa sebagai nenek moyang mereka seperti penduduk Suriname dan New Caledonia.Atau mereka mendatangkan Pendakwah dari Indonesia.Inginnya Cocos menjadi perhatian Pemerintah Indomesia atau konsul jenderal Indonesia di Perth west australia.
Romaziabdul
August 6th, 2015 at 11:46
As salam. Mari kita usahakan satu kunjungan ke sana , melawati saudara kita di tengah samudera , masih kaya dengan budaya asal , berpegang pada agama. Dari Malaysia sukar . Kalau diusaha ke Pulau Christmas dari Indonesia kemudian ke Cocos munkin lebih murah. Jika tidak hanya laluan dari Perth saja alternativenya.Malaysian tidak memerlukan visa . Ayuh kita bersungguh sungguh mengusahakan
antok
October 31st, 2015 at 12:17
Dari jakarta juga bisa. Hanya 3 hari saja pake kapal kayu. Sekalian traveling island.
history
December 16th, 2015 at 07:53
saya lihat di wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Cocos Melayu Cocos adalah sekelompok masyarakat berbudaya Melayu yang membentuk mayoritas penduduk Kepulauan Cocos (Keeling), yang sekarang merupakan bagian dari Australia. Meskipun mereka telah berasimilasi dalam budaya Melayu, nenek-moyang mereka sesungguhnya berasal dari tempat yang berbeda-beda, yaitu Malaka, Penang, Sumatera, Batavia, Cirebon, Madura, Bali, Pasir-Kutai, Sulawesi, Sumbawa, Bima, dan Timor.[2] Kok dsini hanya dar jawa & melayu saja dibilangnya, tolong dijabarkan lebih spesifik, menurut saya yang truly keturunan jawa hanya di suriname,
Hariz
January 24th, 2016 at 16:53
kalo ada yang mau ke cocos island bisa cek penerbangannya di sini http://www.rome2rio.com/s/Jakarta/Cocos-Islands . semoga membantu
Haji Azmy
May 5th, 2017 at 09:57
Bahasa di sana adalah Bahasa Melayu Cocos yg beda dari melayu biasa, ada juga unsur-unsur jawa. Bukan Bahasa Indonesia sebab bahasa Indonesia asalnya bahasa melayu version Indonesia. harap maklum
Mahmud Igawa
October 8th, 2017 at 06:30
jika ada pelayaran atau penerbangan ke sana baik dari indonesia atau malaysia….
kesana ahhhhhh
damri bin datna
September 27th, 2018 at 09:48
Terima kasih untuk tatapan ini ya bos.. Saya adalah seorang dari keturunan ini iyaitu bangsa cocos. Rasa terharu juga setelah membaca asal usul diri ni.. Saya lahir di sabah, malaysia dan telah menjadi penjadi warganegara malaysia.. Untuk pengetahuan bangsa ini iaitu “cocos” telah berkembang di negeri sabah, malaysia dengan dgn jayanya. Bahasa ibunda iya… Asalnya mana?? Masih lagi di guna sepenuhnya iaitu melayu jawa + australia sehingga ke hari. Wlau bagaimana pun terimah kasih untuk tatapan ini.
Simon
February 17th, 2019 at 07:43
😢😢😢😢😢😢 ،،oh saudaraku