Posts from the ‘BIOGRAFI TOKOH’ Category

Hasan al-Banna dan Kemerdekaan Indonesia

oleh: Alwi Alatas

Hasan Albanna-Syahrir

Hasan Al Banna (Pimpinan Delegasi Mesir) dan Syahrir (PM Indonesia)

PADA tanggal 6 Juni 1947 di Jogja, masih dalam suasana revolusi, Presiden Sukarno menerima rombongan pemuda Indonesia yang baru datang dari Mesir. Mereka beramah tamah selama sekitar dua jam di istana negara. Kepada para pemuda itu Presiden Sukarno mengingatkan bahwa Republik Indonesia yang belum lama berdiri itu merupakan modal dan benteng bersama bagi bangsa Indonesia. “Modal untuk diperbesar dan benteng untuk dipertahankan,” kata beliau.

Pada kesempatan yang sama, para pemuda itu menyampaikan beberapa hadiah yang mereka bawa dari Mesir untuk Presiden Sukarno dan istrinya berupa cerutu asli Mesir dan tempat minyak wangi dari gading. Selain itu, para pemuda ini juga membawa beberapa surat untuk Presiden Indonesia dari beberapa orang ternama di Mesir, yaitu Jenderal Sholeh Harb Pasya (Subah Muslimin), Hassan Bannah (Ichwanul Muslimin), dan Nahas Pasha (Party Wafd). Pertemuan ini diberitakan tiga hari kemudian oleh Harian Repoeblik dalam sebuah artikel pendek berjudul ‘Surat2 dari Mesir untuk Presiden’.

Tokoh yang ditulis sebagai Hassan Bannah di atas sebenarnya bernama Hasan al-Banna (1906-1949), pendiri dan pimpinan al Ikhwan al Muslimun yang akrab disebut Ikhwanul Muslimin (IM)organisasi yang kini sedang berhadapan dengan penindasan dan pembunuhan oleh penguasa militer di Mesir, untuk yang kesekian kalinya. Sayangnya kita tidak mengetahui apa isi surat yang beliau tulis untuk Presiden Sukarno itu. Tapi kemungkinan surat itu berisi dukungan bagi Republik Indonesia untuk terus mempertahankan kemerdekaannya.

Negeri Mesir tempat Hasan al-Banna lahir dan tumbuh ketika itu masih berada dalam sistem kerajaan, dan di belakangnya dikendalikan oleh penjajah Inggris. Masyarakat Muslim Mesir sibuk dengan perselisihan madzhab. Sementara pada saat yang sama ideologi-ideologi asing banyak mempengaruhi penduduk negeri itu, walaupun gerakan pembaharuan Islam juga mulai berkembang di sana.

Hasan al-Banna tumbuh dengan cita-cita untuk memperbaiki masyarakat Muslim Mesir, menyatukan langkah mereka, serta membebaskan negeri mereka dari penjajahan asing. Pada tahun 1928 ia mendirikan dan memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Lewat wadah ini, al-Banna dan para pendukungnya berdakwah, menyeru orang-orang untuk kembali kepada Islam, serta mengajak mereka untuk secara bersama-sama menegakkan kembali kemuliaan Islam dan masyarakatnya.  Dengan bakat dan kesungguhannya, serta dukungan orang-orang yang bersimpati kepadanya, al-Banna mampu membawa Ikhwanul Muslimin menjadi sebuah organisasi besar di Mesir. Bahkan pengaruh ideologis gerakan ini bukan hanya berkembang di Mesir tetapi juga di negeri-negeri Muslim lainnya.

Ketika gerakan Islam ini semakin membesar, orang-orang yang berada di pusat kekuasaan Mesir, termasuk penjajah Inggris, mulai merasa terancam. Inggris punya banyak alasan untuk merasa khawatir terhadap gerakan ini. Ikhwanul Muslimin memiliki pemikiran (fikrah) yang berpengaruh luas, mempunyai organisasi yang rapi, serta bercita-cita untuk membebaskan Mesir dan negeri-negeri Muslim lainnya dari penjajahan. Berkembangnya organisasi ini merupakan ancaman bagi kekepentingan penjajah di negeri itu.

Peranan al-Banna dan Ikhwanul Muslimin tidak hanya berhenti pada Mesir saja. Isu-isu dunia Islam juga menjadi perhatian serius Hasan al-Banna, termasuk Indonesia sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia serta Palestina yang ketika itu semakin dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Terkait Palestina, Ikhwanul Muslimin secara aktif memobilisasi usaha untuk membantu kaum Muslimin di Palestina dalam menghadapi ancaman orang-orang Yahudi yang terus berdatangan ke wilayah itu.

Pada tahun 1948 negara Israel secara resmi didirikan dan hal ini memicu terjadinya Perang Arab-Israel. Ikhwanul Muslimin ikut mengirimkan anggota-anggotanya sebagai sukarelawan untuk menyertai pasukan Arab dalam menghadapi Israel. Namun tak lama setelah itu, sikap pemerintah Mesir menjadi semakin tidak bersahabat terhadap Ikhwanul Muslimin. Pengaruhnya yang semakin luas membuat pemerintah Mesir merasa terancam, ditambah lagi dengan adanya beberapa kasus kekerasan yang melibatkan anggota Ikhwanul Muslimin, yang tidak disetujui dan dikecam oleh al-Banna sendiri sebagai hal yang bertentangan dengan agama Islam. Organisasi itu kemudian dibekukan dan anggota-anggotanya ditangkap.

Harian Het Dagblad yang terbit di Batavia, edisi 11 Desember 1948, ikut memberitakan pembubaran Ikhwanul Muslimin (De Broederschap), termasuk divisi Muslimahnya. Berita itu disampaikan pada bagian akhir dari sebuah artikel yang membahas tentang konflik Arab-Israel. Organisasi itu, masih menurut harian yang sama, memiliki lima buah perusahaan dagang besar, sebuah surat kabar harian, beberapa majalah, beberapa sekolah, beberapa klinik dan panti jompo yang kemudian diambil alih oleh pemerintah Mesir. Permohonan Hasan al-Banna agar organisasi itu tetap diijinkan berjalan dengan menerapkan aturan agama yang ketat ditolak oleh pemerintah Mesir dengan alasan mereka mencurigai adanya agenda teror tersembunyi yang dijalankan oleh Ikhwanul Muslimin.

Hasan al-Banna sendiri akhirnya ditembak oleh penembak misterius pada tanggal 12 Februari 1949 dan dibiarkan meninggal dunia tanpa perawatan di sebuah rumah sakit di Kairo. Wafatnya al-Banna tidak membuat gerakan yang beliau dirikan ikut mati. Ikhwanul Muslim tetap bertahan, walaupun berkali-kali mengalami represi oleh pemerintah Mesir.

Berkenaan dengan Indonesia, sebagaimana yang ditulis oleh M. Zein Hasan dalam bukunyaDiplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, terbitan Bulan Bintang, (1980), Hasan al-Banna dan Ikhwanul Muslimin termasuk yang sangat antusias dan memberi dukungan kuat bagi kemerdekaan Indonesia. Wakil Ikhwanul Muslimin sejak awal telah ikut terlibat dalam pembentukan ‘Panitia Pembela Indonesia’ di gedung Syubbanul Muslimin, Kairo, pada tanggal 16 Oktober 1945. Panitia yang dipimpin oleh Jenderal Saleh Harb Pasya dan melibatkan banyak tokoh Mesir serta beberapa negara Arab lainnya itu kemudian menyusun resolusi dan usaha untuk mendukung kemerdekaan RI (Hasan, 1980: 63-64). Hasan al-Banna sendiri kemudian secara aktif terlibat dalam ‘Panitia Pembela Indonesia’ ini dan berjumpa dengan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang berkunjung ke Mesir untuk menggalang dukungan bagi Indonesia.

Pada bulan April 1947, delegasi pemerintah RI yang dipimpin oleh H. Agus Salim tiba di Mesir untuk meresmikan hubungan antar dua negara. Rombongan bertemu dengan Raja Faruk, Sekjen Liga Arab, dan beberapa tokoh lainnya. H. Agus Salim menyampaikan rasa terima kasih Indonesia atas dukungan Mesir, Liga Arab, dan banyak pihak lainnya, serta mempererat hubungan persahabatan yang sudah ada di antara mereka. Pada kesempatan itu, H. Agus Salim juga menyempatkan diri bertemu dengan Hasan al-Banna. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sutan Syahrir saat datang ke Kairo beberapa waktu kemudian. Ketika Belanda melakukan Agresi Militer yang pertama pada bulan Juli 1947, masyarakat Mesir berdemonstrasi menentang tindakan Belanda tersebut. Termasuk yang berdemonstrasi itu adalah ‘buruh-buruh militant, terutama dari Ikhwanul Muslimin, membawa bendera merah-putih, dan gambar-gambar Raja Faruk’  (Hasan, 1980: 220, 234, 275-8).

Perlu dicatat juga besarnya sokongan masyarakat Muslim Mesir secara umum terhadap nasib kaum Muslimin di Indonesia. Koran-koran mereka memberitakan informasi dan pernyataan yang mendukung Indonesia serta mencela penjajah Belanda. Masyarakat Mesir menggalang demonstrasi untuk mendukung RI. Dokter-dokter Mesir melalui Bulan Sabit Merah Mesir bahkan datang ke Bukittinggi dengan membawa 2 ton obat-obatan untuk membantu masyarakat Indonesia yang memerlukan pengobatan (Hasan, 1980: 252). Semua itu dilakukan pada saat negeri mereka sendiri sedang menghadapi masalah dan belum lepas dari penjajahan. Mereka membantu dengan tulus dan tidak menganggap sokongan itu sebagai hal yang bertentangan dengan upaya untuk menolong diri mereka sendiri. Mereka berjiwa nasionalis, tapi pada saat yang sama tidak menganggap pertolongannya terhadap Muslim yang negerinya berjauhan itu (Indonesia) sebagai bagian dari ideologi transnasional yang perlu digugat atau dipertanyakan. Selain dari Mesir, sokongan dan pengakuan kemerdekaan juga datang dari negeri-negeri Muslim lainnya seperti Palestina (melalui Mufti besarnya, Muhammad Amin al-Husaini), Suriah, Saudi Arabia, Iraq, Yaman, Afghanistan, dan juga Iran.

Setelah wafatnya al-Banna, Ikhwanul Muslimin berkali-kali mendapatkan penindasan dari pemerintah Mesir, terutama setelah militer mengambil alih kekuasaan Mesir pasca revolusi tahun 1952. Namun organisasi ini tetap bertahan, bahkan berkembang dan menyebarkan pemikirannya ke berbagai negara. Pada tahun 2011 lalu, saat terjadi Arab Spring di Timur Tengah, masyarakat Mesir berhasil menumbangkan pemerintahan Mubarak yang telah berkuasa secara otoriter selama tiga dekade lamanya. Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi sipil paling kuat dan paling solid yang ikut menopang revolusi di Mesir itu kemudian berhasil memenangkan pemilu yang membawa Muhammad Mursi menjadi presiden Mesir yang terpilih secara demokratis. Namun, setelah setahun berkuasa, Mursi dikudeta oleh militer yang dipimpin oleh Abdul Fattah al-Sisi, didukung oleh kelompok liberal negeri itu. Ikhwanul Muslimin dan masyarakat Mesir lainnya yang berdemonstrasi menentang kudeta secara damai kini sedang menghadapi penindasan berdarah yang sangat kejam oleh militer negeri itu.

Militer Mesir menuding Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Namun ia bukan satu-satunya pihak yang melayangkan tuduhan itu terhadap Ikhwanul Muslimin. Masyarakat Barat sendiri sering menstigmakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris. Bahkan Wikipedia menyebut organisasi ini sebagai ‘the Arab world’s oldest, most influential and one of the largest Islamic terrorist movements’.

Sebagai sebuah organisasi pergerakan, Ikhwanul Muslimin tentu punya kelebihan dan kekurangan. Dalam sejarahnya, memang sempat ada anggota-anggotanya yang bertindak sendiri, melakukan kekerasan, dan kemudian memisahkan diri dari organisasi ini. Namun, kekerasan, apalagi terorisme, tidak pernah menjadi sikap yang didukung oleh organisasi ini, walaupun sikap keberagamaannya seringkali dianggap militan. Menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah organisasi teroris jelas sangat berlebihan dan bersifat politis. Terlebih lagi organisasi ini memiliki peranan keagamaan dan sosial yang besar di tengah masyarakat Mesir dan juga di beberapa negara lainnya.

Terlepas dari itu semua, bersama dengan beberapa lembaga lainnya di Mesir, Ikhwanul Muslimin pernah memberikan andil yang cukup besar dalam mendukung Indonesia pada masa revolusi, 1945-1949. Jika organisasi ini memang merupakan sebuah organisasi teroris, maka itu artinya tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia seperti Syahrir dan Agus Salim telah mendapatkan dukungan dari sebuah organisasi teroris dan mereka mengucapkan terima kasih kepada organisasi teroris tersebut atas dukungan yang telah diberikannya. Demikian pula, itu artinya Presiden Sukarno pernah menerima surat dari pemimpin gerakan teroris terbesar di dunia. Dan gerakan teroris ini merupakan salah satu pendukung utama kemerdekaan Indonesia. Wallahu a’lam.*

Kolumnis hidayatullah.com, penulis “Nuruddin Zanki dan Perang Salib

Resensi Buku : Shalahuddin Al-Ayyubi, Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis

Judul: Shalahuddin Al-Ayyubi; Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis
Penulis: Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar – Jakarta
Tebal: xxiv + 748 Halaman; 15,5 x 24,5 cm
Cetakan: I; 2013
ISBN: 978-979-592-613-9

Cover buku "Shalahuddin Al-Ayyubi; Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis".

Cover buku “Shalahuddin Al-Ayyubi; Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis”.

Perang salib merupakan salah satu bukti nyata permusuhan abadi antara kebenaran dan keburukan. Perang tersebut juga menjadi bukti kebenaran al-Qur’an, bahwa orang-orang di luar Islam (Yahudi- Nasrani – Syi’ah) tidak akan pernah ridha sampai kaum muslimin mengikuti ajaran mereka.

Dalam catatan-catatan angka sejarah, Perang Salib memang terjadi selama dua abad dan masuk dalam daftar salah satu peperangan terlama sepanjang sejarah. Namun, sejatinya, Perang Salib terus dikobarkan oleh musuh Islam, hingga saat ini. Pun, dengan apa yang terjadi di Palestina, Suriah, Mesir dan seluruh belahan bumi lainnya, merupakan kepanjangan dari Perang Salib yang mulai dikobarkan oleh Paus Urbanus II.

Perang ini terjadi di sepanjang 4 dinasti, yaitu Dinasti Saljuk, Dinasti Zanki, Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamalik. Dalam rentetan panjangnya waktu itu, banyak terlahir Pahlawan-pahlawan Muslim Sejati yang berhasil memadukan pesona Islam dengan pesona kaum muslimin. Satu yang paling menonjol adalah adanya sosok Shalahuddin Al-Ayyubi.

Di antara prestasi terbesarnya adalah pembebasan Baitul Maqdis. Secara garis besar, kunci dari keberhasilan penaklukan itu adalah adanya peran Ulama’ Rabbani untuk ikut menyadarkan dan membina umat, mendidik generasi di atas landasan aqidah Islam yang shahih, menanamkan rasa cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama kaum Muslimin; menciptakan persatuan umat; mengobarkan panji Islam di saat peperangan; adanya strategi dengan visi yang jauh ke depan, serta pentingnya taubat, kembalinya umat kepada Allah, dan menjauhkan diri dari segala kemaksiatan.

Buku tebal yang ditulis oleh Prof Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi ini, memberikan pencerahan yang menyeluruh tentang konsep jihad, esensi Perang Salib, juga sosok-sosok di balik kesuksesan kaum Muslimin kala itu. Yang tak kalah menariknya, penulis berhasil memotret kemuliaan akhlak sang Shalahuddin di medan perang, ketika berkuasa, pun kebaikan perangainya kepada musuh.

Perang Salib sendiri dilatarbelakangi karena banyak faktor. Sedangkan faktor utamanya adalah penyebaran agama nasrani ke seluruh penjuru dunia. Paus Urbanus II yang merupakan dalang di balik perang ini, memberikan doktrin bahwa Perang Salib merupakan ajang balas dendam kepada kaum muslimin yang telah merebut Baitul Maqdis. Ia juga menyampaikan bahwa Isa Al-Masih akan segera turun, sehingga Jerusalem harus segera direbut dari tangan kaum Muslimin. Ketika pasukan Salib kendor semangatnya, ia kembali mengobarkan semangat pasukan dengan dalih penghapusan dosa, kebahagiaan hidup, dan aneka bonus yang lain bagi siapa saja yang ikut berperang. Dia juga mengancam dengan aneka dosa dan hukuman serta kesengsaraan-kesengsaraan hidup bagi siapa saja yang absen dari perang ini.

Perang ini bukan hanya antara Kekuatan Islam dan Nasrani. Tetapi ada kekuatan Syi’ah yang ikut mengeruhkan suasana. Dalam kaidah ini, musuh lawan, dalam banyak kasus, bisa menjadi sahabat kita. Sehingga kaum Muslimin sebagai kekuatan tunggal, harus menghadapi dua musuh yang saling bersinergi itu. Meskipun, masing-masing mereka memiliki agenda yang berbeda.

Bukti paling nyata bahwa perang ini merupakan alat menyebarkan agama Nasrani adalah digunakannya lambang Salib dalam setiap alat peperangan yang dikenakan oleh Pasukan Salib.

Dari kekuatan Kaum Muslimin, banyak sekali gerakan perlawanan atas nama jihad. Mulai periode Kesultanan Saljuk, Kesultanan Zanki hingga Kesultanan Ayyubiyah. Dibincang juga tentang peran Ulama’ dalam menggelorakan semangat jihad kaum Muslimin.

Buku ini, bukan hanya membahas perang secara fisik tanpa belas kasih. Tapi menampilkan Islam yang sesungguhnya. Bahwa jihad, bukan asal bunuh, bukan asal bom. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi hingga kemudian diwajibkan untuk. Yang tak kalah pentingnya, dalam setiap keadaan, pun ketika jihad, aspek akhlak sebagai salah satu branding utama umat Islam, tetaplah dinomorsatukan. Akhlak kepada Allah, kepada sesama Mujahid, kepada mereka yang tak terlibat dalam perang, juga kepada musuh.

Jika saat ini ada banyak mal praktik jihad, bisa jadi karena banyaknya kaum Muslimin yang sok tahu, padahal kafa’ah dan tsaqafahnya dangkal. Maka kehadiran buku ini, diharapkan bisa menggelorakan semangat kaum muslimin untuk kembali ke puncak kejayaan. Dengan jihad, di segala lini. Bukan dengan selainnya.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/

Muhammad Saihul Basyir: Pemuda Kece yang Hafal Al-Quran dari Keluarga Bintang Al-Quran

Muhammad-Saihul-Basyir-01

Muhammad Saihul Basyir bersama anak-anak Chechnya. (Irhamni Rofiun)

“Pemuda Kece adalah seseorang yang berbakti kepada kedua orangtua dan agamanya” (Salah satu bunyi kicauan di akun Twitter milik Saihul Basyir)

Muhammad Saihul Basyir adalah sosok pemuda tampan yang periang, bersahabat, baik hati dan tidak sombong. Di samping itu Basyir (panggilan akrabnya) adalah salah satu penghafal Al-Qur’an yang masih muda karena telah mengkhatamkan hafalannya ketika berusia sebelas tahun. Banyak prestasi dan keistimewaan yang Allah berikan ketika Saihul Basyir memulai proses menghafal dan menamatkan hafalannya. Bagaimana kondisi keluarga Saihul Basyir dan fase demi fase yang telah dijalaninya? Berikut ini adalah sekilas dari cuplikan kisah perjalanan hidup beliau. Semoga banyak yang terinspirasi dan termotivasi melihat profil pemuda yang telah mengkhidmatkan diri kepada Al-Qur’an ini, dan semoga keistiqamahan selalu mengiringinya.

I. Keluarga Penghafal Al-Qur’an

Muhammad Saihul Basyir, lahir di Jakarta 10 Januari 1996. Sekarang ia –saat di wawancara- duduk di bangku kelas 3 SMA di Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia, Bogor. Sekilas tentang keluarganya, ayahnya yang bernama Mutammimul Ula (57 tahun) adalah seorang yang berasal dari Solo tepatnya di kecamatan Sragen. Sang kakek mendidik ayahnya dengan didikan yang keras, karena dahulu kakek dari sang ayah adalah seorang yang aktif di partai Masyumi, sehingga apa yang telah diterapkan oleh kakek kepada ayahnya menurun kepada anak-anaknya juga, Pak Tamim (begitu beliau dipanggil) menamatkan SMA di sebuah sekolah Islam di Solo bernama SMA Al-Islam, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Syariah Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 1977, hingga akhirnya aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan juga sempat menjadi ketua umum Pengurus Besar PII tersebut selama satu periode (1983-1986). Beliau juga seorang Magister Ilmu Hukum di Universitas Indonesia tahun 2007 yang sebelumnya menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Diponegoro tahun 1982. Dalam dunia politik, beliau tergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera yang pernah membawanya menjadi anggota DPR-RI pada periode 1999-2004 dan terpilih kembali pada periode 2004-2009.

Sedangkan ibunya yang bernama Wirianingsing (51 tahun) adalah orang Jakarta, sama dengan ayahnya, sang ibu juga dibesarkan oleh kakek yang juga seorang veteran, kemudian menamatkan jenjang S1 di Universitas Padjajaran (Unpad) pada Fakultas Komunikasi, dan melanjutkan S2 di UI Salemba mengambil Psikologi. Ibu Wiwi (panggilan akrab kesehariannya) bukanlah orang yang tidak memiliki kesibukan, melainkan seorang wanita yang super sibuk. Sejak muda aktif di berbagai organisasi, pernah menjadi pengurus wilayah PII-Jawa Barat, Pengurus Besar PII, dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Universitas Islam Bandung (Unisba), Ketua Pengurus Pusat Salimah (sebuah organisasi muslimah yang tersebar di 30 provinsi) tahun 2005-2010, Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia, Presidium Badan Musyawarah Organisasi Wanita Islam (BMOWI) 2007-2012, dan Ketua Yayasan Citra Insani (2009 hingga kini). Ia juga pernah menjadi anggota delegasi RI dalam sidang United Nations Comission on the Status of Women (UNCSW) ke-51 di New York, Amerika Serikat. Kini, Ibu Wiwi menjadi anggota DPR-RI Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Awal mula pertemuan sang ayah dan sang ibu adalah ketika keduanya mengikuti seminar di Bandung, kebetulan ayahnya -yang aktif terlebih dahulu daripada ibunya di PII- menjadi pemateri di seminar tersebut. Pada akhirnya berkenalan dan mempunyai visi yang sama, yaitu menciptakan generasi yang shalih dan bermanfaat bagi umat. Cita-cita terbesar kedua orang tuanya adalah menciptakan generasi penghafal Al-Qur’an di masa yang akan datang, hingga akhirnya dikaruniai sebelas orang anak. Alhamdulillah enam orang dari sebelas orang anaknya sudah berhasil mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an. Berikut profil singkat kesebelas buah hati mereka:

1. Afzalurahman Assalam (27 tahun)

Hafal Al-Qur’an pada usia 13 tahun di sebuah pesantren di Bogor. Sarjana Teknik Geofisika ITB (Institut Teknologi Bandung). Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai peserta Pertamina Youth Programme 2007.

2. Faris Jihady Hanifa (26 tahun)

Hafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun di Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus, Jawa Tengah dengan predikat Mumtaz. Mengambil S1 Fakultas Syariah di LIPIA Jakarta. Sekarang sedang menyelesaikan studi masternya di King Saud University, Riyadh Arab Saudi. Peraih juara I lomba tahfizh Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh kerajaan Arab Saudi di Jakarta tahun 2003, juara olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan UNJ tahun 2004, Sekretaris Umum KAMMI Jakarta.

3. Maryam Qonitat (25 tahun)

Hafal Al-Qur’an sejak usia 16 tahun di Pesantren Husnul Khatimah, Kuningan Jawa Barat. Kemudian melanjutkan studi S1 di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo. Sekarang sedang melanjutkan S2 di International Islamic University Malaysia. Pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006. Menghafal hadits dan mendapatkan sanad Rasulullah dari Syekh Al-Azhar.

4. Scientia Afifah Taibah (23 tahun)

Hafal Al-Qur’an 30 juz sejak usia 19 tahun. Seorang sarjana hukum di Universitas Indonesia (UI). Faktanya, ketika selesai SMA tidak langsung melanjutkan kuliah akan tetapi dia membuat program menghafal Al-Qur’an terlebih dahulu di Al-Hikmah Jakarta sampai selesai.  Saat SMP menjadi pelajar teladan dan saat SMA memperoleh juara III lomba Murattal Al-Qur’an tingkat SMA se-Jakarta Selatan.

5. Ahmad Rasikh ‘Ilmi (22 tahun)

Hafal 15 juz Al-Qur’an sejak duduk di MA Husnul Khatimah, Kuningan. Kini sedang menyelesaikan studi S1 di Universitas Islam Internasional Malaysia pada jurusan Ushul Fiqh. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English Club Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah.

6. Ismail Ghulam Halim (20 tahun)

Hafal 13 juz Al-Qur’an sejak duduk di SMAIT Al-Kahfi Bogor. Mahasiswa Teknik Universitas Indonesia. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa Barat, serta santri teladan, santri favorit, juara umum dan tahfizh terbaik tiga tahun berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.

7. Yusuf Zaim Hakim (19 tahun)

Hafal Al-Qur’an 30 juz sejak usia 17 tahun di Pesantren Darul Qur’an Yusuf Mansur, Bandung. Mahasiswa di Universitas Indonesia. Prestasinya antara lain: peringkat I di SDIT, peringkat I SMP, juara harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Bogor, dan finalis Kompetisi tingkat Kabupaten Bogor.

8. Muhammad Syaihul Basyir (17 tahun)

Hafal Al-Qur’an 30 juz pada saat kelas 6 SD.

9. Hadi Sabila Rosyad (16 tahun)

Hafal 18 juz Al-Qur’an. Santri kelas 2 SMA di Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor. Di antara prestasinya adalah juara I lomba membaca puisi.

10. Himmaty Muyassarah (14 tahun)

Hafal 13 juz Al-Qur’an. Kelas 3 SMP Darul Qur’an Mulia Bogor.

11.Hasna Khairunnisa, wafat usia 3 tahun, akibat tumor otak pada bulan Juli 2OO6.

Tentu saja ini adalah karunia Allah dan prestasi yang luar biasa, salah satu contoh keluarga muslim Indonesia yang perlu dijadikan contoh dan teladan. Dengan berbagai macam kesibukan baik sebagai seorang pendakwah dan wakil rakyat, kedua orang tuanya mampu membagi waktunya dengan baik untuk mendampingi perkembangan anak-anaknya, apalagi mereka berdua melakukan semuanya sendiri, tanpa pembantu rumah tangga.

Muhammad Saihul Basyir bersama kedua orang tua dan sebagian anggota sanak saudaranya di ruang perpustakaan pribadi. (Irhamni Rofiun)

Muhammad Saihul Basyir bersama kedua orang tua dan sebagian anggota sanak saudaranya di ruang perpustakaan pribadi. (Irhamni Rofiun)

II. Awal Menghafal Sampai Tamat

Banyak yang memicu semangat Saihul Basyir untuk menghafal Al-Qur’an, salah satunya  terinspirasi dan termotivasi karena  melihat kakak keduanya, Faris Jihadi Hanifa, yang telah mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an di usia yang masih sangat muda yaitu sembilan tahun.

Ibu beliau yang memang menginginkan Basyir kecil meniru persis seperti kakak keduanya tersebut, akhirnya sejak kelas 1 SD beliau dimasukkan ke pesantren tahfizh untuk anak-anak yang sama di Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an Kudus, yang dirintis oleh KH. Arwani, di sanalah proses menghafal Al-Qur’an Basyir dimulai, beliau benar-benar tidak memahami makna hakiki menghafal Al-Qur’an karena masih polos, yang ada di dalam benak pikirannya saat itu adalah mengkhatamkan Al-Qur’an di kelas 3 SD lalu melancarkannya di kelas 4 dan 5 SD, sehingga di kelas 6 SD sudah fokus ke ujian, namun apa yang dicita-citakan belum tercapai karena terbentur memiliki pribadi yang tidak mudah beradaptasi, mudah kangen dengan orangtua, hingga akhirnya Basyir keluar dari sana pada usia sembilan tahun tepatnya kelas 4 SD, pada saat itu Basyir baru berhasil menghafal Al-Qur’an sebanyak 21 juz.

Sebenarnya ibunya tidak menyetujui Basyir keluar dari pesantren, tapi Basyir meyakinkan ibunya dengan jawaban polos anak kecil bahwa ia mampu dan bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an secara sempurna di rumah. Akhirnya pilihan studinya jatuh ke SDIT Al-Hikmah yang berlokasi di Mampang-Jakarta Selatan, ternyata kenyataannya tak semudah apa yang dibayangkan, karena padatnya jadwal kegiatan sekolah, di samping posisinya yang pulang-pergi tidak menetap seperti di pesantrennya dulu. Akhirnya jadwal dibuat oleh orang tua Basyir sedemikian rupa sehingga terbentuklah program mengaji dua waktu , waktu pertama setelah subuh, beliau diwajibkan menyetor satu halaman kepada ibunya, kemudian ketika Maghrib tiba, memuraja’ah [mengulang-ulang] hafalan yang dimiliki sebanyak lima halaman saja. Adapun program dari ayahnya yaitu tilawah Al-Qur’an paling minimal sebulan sekali harus berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali putaran, ketika berhasil mencapai target apa yang ayah dan ibunya minta, beliau tak menyadari hal tersebut hingga akhirnya sadar ketika dewasa, ketika itu ayah dan ibunya selalu memberikan reward atau hadiah karena target telah berhasil dicapai Basyir, mereka membelikan apa yang dia mau, namun orientasinya tetap tertuju pada bagaimana bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an sebelum naik ke jenjang SMP.

Alhamdulillah berkat karunia Allah dan nikmat-Nya, beliau dimudahkan dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an di umur 11 tahun ketika duduk di kelas 6 SD, beliau tidak mengkhatamkan Al-Qur’an tidak secara sempurna, tidak sampai juz 30. Karena pada waktu beliau menyetorkan hafalan kepada ustadz -yang ada di sekolah- pada surat At-Tahrim akhir juz 28, ketika sudah selesai setoran surat At-Tahrim ustadznya mengatakan dan memerintahkan kepadanya untuk berhenti, “cukup ya Basyir kamu sudah selesai menghafal Al-Qur’an”, kata beliau meniru perkataan ustadznya, beliau pun terheran, “kenapa ustadz Ana belum selesai menyetor juz 29 dan 30”, ustadznya pun balik menjawab, “tak apa, kamu sudah menghafal Al-Qur’an, kamu sudah berhasil menghafal juz 29 dan 30 secara mendengar”, memang kenyataannya seperti itu beliau menghafalkan juz 29 dan 30 tanpa menghafal secara lisan atau secara disetorkan, melainkan hanya mendengar bacaan Al-Qur’an juz 29 dan 30 dari orangtua, saudara-saudarinya yang telah terekam secara otomatis dalam ingatannya.

Lepas dari bangku SD, beliau merasa sedikit bangga, namun ketika teman-teman dan sanak saudara Basyir bertanya kepada ayah ataupun ibunya, “apakah Basyir sudah berhasil menghafalkan Al-Qur’an”, “ya sudah berhasil menghafalkan Al-Qur’an secara hifdz [menghafal]”, akan tetapi ketika Basyir dites dan ditanya suratnya tidak bisa, karena ketika SD itu orientasinya hanya tertuju kepada berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an saja, tidak ada pikiran untuk melancarkan dan mengitqankan dan seterusnya, hingga akhirnya ayah Basyir mempunyai pikiran yang sama dengannya yaitu masuk ke pesantren Al-Qur’an kembali, dan akhirnya masuklah Basyir  ke sebuah pesantren yang bernama Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia di Bogor, karena merasa terpanggil dan tuntutan alami, untuk apa beliau menghafalkan Al-Qur’an secara sempurna akan tetapi ketika disuruh membaca secara acak tidak bisa, ayahnya pun pernah berucap, “Basyir, kamu tidak bisa mengamalkan apa yang terkandung dalam Al-Qur’an kalau kamu tidak bisa menghafal ayat-ayatnya secara sempurna”, melalui perintah ayahnya tersebut Basyir termotivasi menghafalnya secara ulang, beliau pun mengakui awalnya agak berat ketika menghafalkan Al-Qur’an secara ulang di pesantren Darul Quran Mulia itu, berkat dukungan dan doa dari orangtua dan sanak saudara dan tentunya dari dirinya sendiri akhirnya Basyir pun berhasil mengkhatamkan kembali hafalan Al-Qur’an di usianya yang ketiga belas tahun, dan rajin memuraja’ah secara terus menerus sampai sempurna karena ia sadar hafalannya belum lancar, padahal orang lain telah menilai hafalannya sudah bagus dan lancar.

III. Suasana Keluarga dan Lingkungan

Kedua orang tuanya telah berusaha menciptakan sebuah lingkungan yang paling kondusif di rumah, hanya menyalahkan televisi dua jam saja dan lebih dari dua jam ketika hari libur atau hari Ahad. Kemudian ibunya mewajibkan Basyir muraja’ah dan tilawah setelah Maghrib serta menyetorkan hafalan baru setelah Subuh sebelum masuk sekolah. Ayahnya secara naluri dan alami sering menyetel radio atau kaset murattal Al-Qur’an imam Masjidil Haram, setiap saat Al-Qur’an terdengar di telinganya ketika berada di rumah, sehingga sehari-harinya tercipta suasana lingkungan qur’ani.

Program tersebut mempunyai kelebihan tersendiri, ketika orangtua tidak bisa mengontrol kegiatan anak-anak di rumah, seorang ayah sudah tahu apa yang dilihat dan didengarkan, tentu yang didengarkan ketika ayahnya tidak ada adalah murattal, dan apa yang dilihat adalah buku bacaan, karena salah satu bentuk yang ayah Basyir ciptakan adalah membuat perpustakaan pribadi yang berisikan koleksi buku hingga empat sampai lima ribu buku, sehingga ketika televisi tidak dinyalakan maka Basyir lari ke perpustakaan, membaca bacaan anak-anak yang islami.

Dalam perpustakaan pribadi tersebut, buku koleksinya mencakup semua hal, baik tentang politik dan hukum sebuah kegiatan yang digeluti ayah Basyir, maupun yang ibunya tekuni tentang kewanitaan dan psikologi anak, kemudian yang saudara-saudarinya dalami tentang ilmu-ilmu syariah, kitab-kitab fiqih dan tafsir, buku-buku ilmiah, sains dan eksakta, hingga apa yang adiknya senangi ketika itu yaitu novel-novel remaja dan motivasi, jadi pemandangan yang tak aneh ketika televisi dimatikan mereka bisa betah berjam-jam di dalam perpustakaan, menggeluti bacaan yang mereka suka dan senangi, hal tersebutlah yang telah berhasil membentuk pribadi keluarganya menjadi pribadi yang positif, suka membaca, gemar menelaah ilmu-ilmu, gemar berdiskusi. Intinya kedua orangtua Basyir tidak hanya ingin Al-Qur’an cukup dihafal saja namun harus diamalkan dan dipraktekkan pada kehidupan nyata dengan hati yang bersih.

Al-Qur’an dijadikan sebagai dasar pijakan utama masing-masing anak agar hobi dan kelebihan mereka yang berbeda satu sama lain bisa lebih terarah, dan itu pun juga harus dimulai dengan kecintaan terhadap buku-buku ilmiah dan buku-buku yang bermanfaat lainnya. Uniknya, ketika beliau masih kecil ibunya sering membawakan dongeng sebelum tidur, setiap malam diceritakan kepadanya tentang sirah sahabat, khulafaur rasyidin, dan yang lebih utama adalah sirah nabawi.

Hiburan lain yang ibunya izinkan adalah mendengarkan lantunan nasyid dan musik islami yang mengandung ajaran Islam, Rasulullah maupun sahabat. Sehingga kadang kala apa yang mereka ketahui dan apa yang ada di kepala mereka tidak sama dengan apa yang digeluti dan apa yang disenangi oleh anak-anak yang seusia mereka, contohnya ketika SD teman-temannya mungkin suka dengan yang namanya game online, namun secara pribadi Basyir tidak menyukai hal tersebut, lebih menyenangi hal-hal yang berbau kegiatan positif, itu dampak positif dari didikan orang tuanya yang telah membentuk anak-anaknya memiliki karakter yang baik, kuat dan qur’ani. Semoga selalu istiqamah.

IV. Hikmah Mengikuti Perlombaan Menghafal Al-Qur’an

Sang Jawara Nasional MHQ 30 juz ini menjadikan perlombaan menghafal Al-Qur’an dan sejenisnya sebagai batu loncatan untuk maju ke depan, karena sebelum mengikuti perlombaan Basyir belum mengetahui di mana kadar kekuatan hafalan yang dimiliki, perlombaan tersebut pun dijadikannya sebagai sarana bukan tujuan, karena setelah mengikuti perlombaan itu ia sadar masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi hafalan maupun tajwidnya, pada akhirnya ia pun termotivasi untuk selalu mengulang-ulang hafalan yang ada agar selalu melekat dalam dirinya.

Dalam musabaqah [kompetisi sehat] itupun Basyir dipertemukan dengan para pecinta dan penghafal Al-Qur’an dari seluruh Indonesia maupun luar negeri, bisa mengenal lebih dalam dan bisa berinteraksi secara langsung, berbagi pengalaman dan diskusi-diskusi yang masih berkaitan dengan kesucian Al-Qur’an dan masalah kehidupan yang lainnya, itulah salah satu kelebihan yang bisa didapatkan Basyir setelah mengikuti perlombaan MTQ dan sejenisnya. Jadi bukan hanya kemenangan yang dicari, karena menang-kalah adalah hal biasa dalam kehidupan, yang luar biasa adalah persahabatan sesama pecinta Al-Qur’an yang harus dijunjung tinggi.

V. Harapan dan Target

Pemuda yang dianugerahi Allah banyak nikmat ini berkeinginan memperdalam ilmu-ilmu Al-Qur’an sampai jenjang tertinggi di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Tujuannya ingin mengabdikan diri untuk umat dan memperbaiki moral bangsa, moral pemuda yang mulai merosot, ia yakin bisa merubah hal tersebut melalui prinsipnya dengan Al-Qur’an, “Allah akan membantu orang-orang yang membantu agama-Nya”.

Beliau pun ingin bertemu dengan orang-orang hebat dan sukses, masyaikh, para imam besar dan tokoh qari lebih banyak lagi, karena sebelumnya beliau pernah bertemu dengan Syekh Abdullah bin Ali Bashfar salah seorang imam besar di Jeddah, Arab Saudi, Syekh Aiman Rusyd al-Suwaidi seorang pakar qiraah yang berasal dari Syria, Syekh Anas Ahmad Karzoun, dan masih banyak lagi yang lainnya sewaktu mengikuti pertemuan dengan para penghafal Al-Qur’an anak-anak se-dunia di Jeddah, Arab Saudi. Ini adalah salah satu bukti kemudahan yang Allah berikan kepadanya karena selalu berusaha untuk berkomitmen dengan Al-Qur’an. Basyir pun tetap yakin akan bertemu dengan orang-orang yang lebih hebat lainnya jika ia berkomitmen untuk terus mengabdikan diri kepada Al-Qur’an. Karena harapan dan mimpi beliau lainnya adalah ingin menjadi Imam Besar di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, semoga Allah mengabulkan doanya tersebut. Aamiin.

Target Basyir selanjutnya adalah ingin membangun pesantren Al-Qur’an yang mempelajari ilmu-ilmu sains dan eksakta, agar bisa mendidik dan mengajarkan pemuda-pemudi bangsa Indonesia menjadi generasi qur’ani. Karena cita-cita terbesar Basyir sewaktu kecil adalah ketika sudah besar nanti ingin menjadi Presiden Republik Indonesia. Cita-cita anak yang sungguh luar biasa. Semoga banyak yang mengaminkan.

مع معالي الشيخ عبد الله بن علي بصفر، هو من قارئي القرآن الكريم ومن أئمة المساجد في المملكة العربية السعودية، وهو خطيب وإمام مسجد منصور الشعيبي بجدة (Irhamni Rofiun)

مع معالي الشيخ عبد الله بن علي بصفر، هو من قارئي القرآن الكريم ومن أئمة المساجد في المملكة العربية السعودية، وهو خطيب وإمام مسجد منصور الشعيبي بجدة

(Irhamni Rofiun)

VI. Tips dan Trik Menghafal Al-Qur’an

Hal yang paling utama adalah pasang niat semua karena Allah, harus memiliki tekad dan azam yang kuat untuk berjihad di jalan-Nya serta mengorientasikan semua tujuan kepada ridha dan surga-Nya.

Sebelum masuk program menghafal diharuskan untuk mengikuti program tahsin, tujuannya untuk memperbaiki pelafalan bacaan Al-Qur’an dan menguasai tajwid. Setelah itu boleh mengikuti program tahfizh dengan mengikuti tips berikut:

1. Membagi waktu menjadi dua kali dalam sehari, waktu Subuh untuk menghafal dan waktu Maghrib digunakan untuk mengulang hafalan.

2. Harus memiliki musyrif, guru ngaji untuk menyetor dan membenarkan hafalan, musyrifnya pun harus hafal Al-Qur’an dengan baik.

3. Memakai satu mushaf tetap hingga selesai, mushaf dengan rasm utsmani.

4. Evaluasi hafalan secara berkala, setiap juz yang sudah selesai dihafal harus dites sampai mengetahui dan memperbaiki tingkat kesalahan sekecil mungkin. Begitu juga per-5 juz, per-10 juz, dan seterusnya sesuai kelipatan hingga 30 juz.

6. Tingkatkan amalan shalih.

7. Jadikan shalat-shalat sunnah rawatib sebagai waktu untuk mengulang walaupun hanya beberapa ayat, lebih afdhal lagi melakukan muraja’ah satu sampai dua juz pada waktu shalat malam atau tahajud, lebih banyak jumlah juz yang diulang akan lebih bagus lagi, karena sepertiga malam adalah sebaik-baik waktu agar hafalan yang ada tetap melekat kuat.

8. Cari lingkungan terbaik untuk menghafal, berkumpul bersama orang shalih dan para penghafal Al-Qur’an.

9. Doa tanpa henti kepada Allah, meminta keistiqamahan dan kelancaran, karena Al-Qur’an diturunkan dari Allah.

10. Tambahan, untuk mempercepat dan mempermudah dalam menghafal dianjurkan memakai mushaf rasm utsmani yang ada terjemahannya, agar apa yang dihafal lebih meresap di hati.

Demikian tips dan trik menghafal Al-Qur’an dari Muhammad Saihul Basyir, seorang pemuda kece –pemuda yang taat kepada kedua orangtua dan agama- lagi sangat bersahabat ini. Semoga kebaikan ini menjadi ladang amal untuk beliau karena mau berbagi pengalaman untuk kita semua, tentunya hal ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Semoga kita dan anak keturunan semua menjadi ahlul quran, berpegang teguh kepada ajaran agama, Al-Qur’an dan As-Sunnah. Aamiin.

VII. Tes Hafalan

Selain memiliki wajah yang sejuk dipandang dan memiliki prinsip “Forever single until the time”, suara alunan murattalnya pun tak kalah indah, tak aneh jika banyak prestasi yang diraihnya karena keistimewaan hafalannya yang luar biasa.

Berikut contoh tes hafalan Al-Qur’an yang dijawabnya dengan tenang dan lancar, tak aneh bila nilai Mumtaz disandangnya:

– Juz 5, Surah An-Nisaa ayat: 115-125

– Juz 25, Surah As-Syuuraa ayat: 47-Selesai disambung awal Surah Az-Zukhruuf sampai ayat 8.

Bahkan Syekh Muhammad Jibril, salah seorang Imam dan Syekh Murattal Al-Qur’an di Mesir memberikan penilaian baik terhadap hafalan dan tilawah Saihul Basyir melalui salah satu video Saihul Basyir sewaktu mengikuti perlombaan menghafal Al-Qur’an -yang penulis kirim khusus ke Syekh Jibril-. Beliau menilai bacaan dan hafalan Saihul Basyir sudah bagus, beliau hanya menyarankan agar Saihul Basyir meningkatkan dan belajar kembali aneka ragam nagham membaca Al-Qur’an agar bisa menguasai semua nada murattal, tidak hanya satu nada bacaan saja. Semoga dengan mendapatkan doa khusus dan suntikan pujian serta kritikan –nasihat- yang membangun dari Syekh Muhammad Jibril dapat diterapkan langsung oleh Saihul Basyir, dan ia pun semakin semangat untuk mempelajarinya.

Harapan ke depan, semoga Saihul Basyir bisa memperdalam dan menguasai tafsir Al-Qur’an dengan tiga bahasa; Arab-Inggris-Indonesia. Karena poin hafalan Al-Qur’annya sudah didapat. Semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada beliau –tentu kepada kita semua juga- agar istiqamah di jalan-Nya, dan semoga Allah memperbanyak “Muhammad Saihul Basyir” lainnya yang selalu berkomitmen untuk menjaga ayat-ayat-Nya. Aamiin. []

Saihul Basyir bersama junuud (pasukan) Daarul Qur'an. (Irhamni Rofiun)

Saihul Basyir bersama junuud (pasukan) Daarul Qur’an. (Irhamni Rofiun)

Video Wawancara dengan Muhammad Saihul Basyir:

I. Keluarga Penghafal Al-Qur’an:

II. Awal Menghafal Sampai Tamat:

III. Suasana Keluarga dan Lingkungan:

IV. Hikmah Mengikuti Perlombaan Menghafal Al-Qur’an:

V. Harapan dan Target:

VI. Tips dan Trik Menghafal Al-Qur’an:

VII. Tes Hafalan:

Tambahan: Saihul Basyir waktu tampil di salah satu tempat perlombaan:

Sumber: http://www.dakwatuna.com

Meneladani Jiwa Pembelajar Nabi Ibrahim AS

padang-pasir-dan-pohon-kurma-2

Oleh: Phisca Aditya Rosyady

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis.”  maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11).

Bagi seorang muslim menuntut ilmu adalah suatu kewajiban. Islam mengajarkan kita untuk menjadi pembelajar yang berkelanjutan. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang mengatakan bahwa setiap muslim itu wajib menuntut ilmu sejak dilahirkan hingga ajal menjemputnya. Betapa pentingnya seorang muslim mengilmui suatu ilmu karena memang ilmu ibarat cahaya dalam kegelapan. Ibarat manual book Ilmu akan memberikan petunjuk bagi kita dalam menjalani hidup di dunia ini. Bahkan dalam konsep amal, ilmu menjadi unsur yang pokok, selain niat. Amalan kita akan diterima jika didasari dengan niat dan ilmu yang benar. Amal yang tidak didasari dengan niat yang benar hanya karena Allah maka akan ditolak. Begitupun jika amal tidak berlandaskan ilmu yang benar maka dikhawatirkan amalan itu tertolak karena tidak sesuai dengan tuntunan. Sehingga dalam konteks ini upaya mencari ilmu menjadi hal yang sangat penting dan urgensi mengingat setiap aktivitas kita sudah seharusnya berlandaskan ilmu yang benar agar tidak salah dalam melangkah.

Berbicara tentang menuntut ilmu ternyata tak semudah yang kita bayangkan. Namun juga tidak sesulit yang kita takutkan. Ada hal yang menarik yang bisa kita teladani dari sosok Nabi Ibrahim AS untuk menjadi seorang pembelajar yang baik.

Keingintahuan Besar dan Sikap Kritis Seorang Ibrahim Muda

Dilahirkan dari seorang bapak yang kafir kepada Allah menjadi hal yang cukup berat dirasakan oleh Ibrahim muda. Semenjak kecil sang Ayah yang juga sebagai pembuat berhala tentu tidak mengenalkan sang Anak dengan Allah sebagai Tuhannya.  Sang ayah mengajari bahwa Tuhan mereka adalah berhala. Ibrahim muda adalah seorang yang cerdas dan kritis menanggapi itu semua. Ibrahim tak puas dengan apa yang diajarkan ayahnya. Ketidakpuasan ditambah dengan sikap kritis itulah yang menyebabkan Ibrahim tergerak untuk mencari, mencari, dan mencari Tuhan yang memang benar itu siapa. Petualangan pencarian Tuhan pun berlangsung hingga Ibrahim mengira Tuhannya adalah bulan, matahari, dan seterusnya. Sampai akhirnya dia mendapatkan bahwa Tuhannya adalah Dzat yang menciptakan dia dan seluruh alam semesta ini. Dari sinilah kita bisa meneladani betapa besar keingintahuan dari seorang Ibrahim Muda dalam memecahkan suatu tanda tanya dalam hidupnya. Dan yang juga perlu kita contoh adalah semangat pencarian dari keingintahuan beliau. Keingintahuan yang besar tak hanya berhenti pada pemikiran saja, namun juga terimplementasikan dalam aksi nyata untuk mencari jawabannya. Semoga kita sebagai generasi pembelajar bisa belajar dari Ibrahim untuk kritis dalam menyikapi sesuatu dan rasa keingintahuan yang besar pada suatu hal yang termanifestasikan dalam aksi nyata.

Sabar dalam Mengilmui Suatu Hal

Nabi Ibrahim adalah sosok nabi yang mempunyai kesabaran yang luar biasa. Masih ingat betul di saat Nabi Ibrahim harus menanti untuk mendapatkan momongan, beliau harus menunggu hingga usianya sekitar 90 tahun. Penantian yang tak hanya kosong dalam stagnasi usaha. Namun Nabi Ibrahim setiap waktu menyambut penantian itu dengan doa-doa yang terus terpanjatkan kepada-Nya, selain tentunya berusaha. Inilah arti sebuah kesabaran yang bisa kita teladani. Dalam menginginkan suatu hal kita perlu bersabar dalam mencapainya, termasuk dalam proses mencari ilmu. Dalam mencari ilmu kita perlu sabar dalam menempuh proses pembelajaran itu. Sabar dalam menghadapi segala godaan yang menghalangi dan menjadi onak duri di hadapan kita. Sabar dalam menjaga semangat pembelajar sehingga tetap istiqamah di jalan pencarian ilmu ini. Kemudian hal yang terpenting juga adalah kita harus mengisi kesabaran kita dengan doa dan usaha yang senantiasa saling beriringan.

Kesabaran sangat penting bagi para pemburu ilmu. Al-Imam Ibnul Madini meriwayatkan bahwa Asy-Sya’bi pernah ditanya: “Dari mana kamu mendapat ilmu itu semua?” Beliau menjawab: “Dengan meniadakan penyadaran, menempuh perjalanan ke berbagai negeri, dan kesabaran seperti sabarnya benda mati, dan bergegas-gegas pagi-pagi seperti burung gagak”. (At-Tadzkiroh, Adz Dzahabi). Menuntut ilmu bukan hal yang instant, kita belajar kita langsung dapat ilmu yang kita inginkan. Bukan seperti itu, namun mencari ilmu adalah proses yang panjang. Apalagi kita tahu bahwa mencari Ilmu itu sebuah masa yang cukup panjang bagi kita, bayangkan saja kita sebagai seorang muslim diwajibkan menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Menuntut ilmu bukan hanya dalam konteks akademik apalagi hanya sebatas mengikuti anjuran pemerintah yakni memenuhi tuntutan Wajib Belajar 12 Tahun. Menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah berkelanjutan dan tiada akhir. Sehingga tentu perlu kesabaran yang luar biasa sebagai kekuatan dalam menjaga semangat berkelanjutan dalam menuntut Ilmu. Dan dengan sabarlah ilmu kita akan bertahan dan dengan sabarlah ilmu akan didekatkan dengan pencarinya.

Ikhlas dan Taat Menjalani Perintah

Ikhlas dalam melaksanakan ketaatan. Memiliki anak adalah kebanggaan para orangtua. Begitu sayangnya, para orangtua akan berupaya mati-matian menjaga keselamatan buah hatinya. Nabi Ibrahim AS setelah sekian lama menunggu dianugerahi seorang anak, di saat anak itu sudah dewasa Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Menyembelih anak sendiri sungguh sangatlah sulit dilakukan walaupun hal tersebut atas perintah Allah SWT. Hanya orang yang benar-benar ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT yang mampu melaksanakannya. Nabi Ibrahim as adalah contoh kongkretnya. Berbeda halnya dengan kita, kadang berkurban pun masih sempat-sempatnya ingin pamer ketaatan kepada manusia.

Membuktikan ketaatan kepada Allah SWT, tak mungkin hanya setengah-setengah atau ala kadarnya. Haruslah totalitas dan kaffah menjalani perintah Allah itu. Banyak sekali firman Allah SWT yang menyinggung masalah pengorbanan dalam pembuktian ketaatan. Misalnya Allah SWT berfirman (yang artinya): Katakanlah, ‘Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS at-Taubah [9]: 24).

Ketaatan adalah salah satu modal utama bagi para pembelajar. Sebagai pembelajar yang senantiasa haus akan ilmu kita perlu taat dalam menjalani proses pencarian ilmu itu. Dalam kenyataannya, kita bisa menggunakan konsep ketaatan ini saat kita diberikan perintah oleh guru kita. Seperti Nabi Ibrahim saat diberikan perintah oleh Allah, kita tidak usah banyak tanya dan banyak cakap. Kalau kita sudah percaya kepada Guru kita, segeralah melaksanakan perintah itu.  Begitupun terhadap perintah Allah lainnya, kita harus senantiasa menjalani perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jangan sampai sebagai pembelajar kita justru sering bermaksiat dan berbuat khilaf. Hal ini akan menjadi penghalang terhadap ilmu-ilmu untuk sampai kepada kita.

Demikian jiwa pembelajar yang diajarkan oleh Bapak dari Para Nabi yakni Nabi Ibrahim AS. Kritis terhadap lingkungan kita dan memiliki keingintahuan yang besar sebagai langkah awal kita dalam mencari ilmu. Kemudian mencari ilmu dengan penuh kesabaran dan tak kenal lelah akan berbagai onak duri, selalu menjaga semangat berkelanjutan dalam jiwa kita. Terakhir kita harus ikhlas dan taat dalam menjalani proses yang ada serta tentunya jangan lupa kita niatkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah dan bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Kalau sudah seperti itu insya Allah ilmu akan didekatkan kepada para pembelajar yang haus akan ilmu. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang senantiasa diberikan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam menapaki jalan pencarian ilmu. Dikuatkan untuk menahan lelahnya menuntut ilmu, agar terhindari dari perihnya kebodohan.

Nuun Wal Qalami Wa Maa Yasthuruun.

Sumber: http://www.dakwatuna.com

Fakta Sejarah : Laksamana Cheng Ho Sebagai Penemu Pertama Benua Amerika, Bukan Christopher Columbus?

Laksamana Cheng Ho. (dailymail.co.uk)

Ini yang tertulis dalam sejarah: pedagang asal Genoa, Italia, Christopher Columbus memimpin armada kapal menyeberangi Samudera Atlantik. Ia tiba di ‘dunia baru’ pada tanggal 12 Oktober 1492.

‘Dunia baru’ itu yang kemudian disebut Benua Amerika. Meski hingga kematiannya, Columbus yakin benar, ia menemukan rute baru dan berhasil telah mendarat di Asia — di tanah yang digambarkan Marco Polo.

Ilustrasi - Christopher Columbus. (liputan6)

Namun, sebuah salinan peta berusia 600 tahun yang ditemukan di sebuah toko buku loak mengancam status Columbus sebagai penemu Amerika. Juga menjadi kunci untuk membuktikan bahwa orang dari Negeri China yang pertama menemukan benua itu.

Dokumen tersebut konon berasal dari suatu ketika di Abad ke-18, yang merupakan salinan peta 1418 yang dibuat Laksamana Cheng Ho, seorang laksamana dari Cina beragama Islam, yang menunjukkan detil ‘dunia baru’ dalam beberapa sisi.

Klaim bukti bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, ‘Who Discovered America?’, yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahun ini.

“Kisah tradisional bahwa Columbus menemukan ‘dunia baru’ adalah fantasi belaka,” kata dia seperti dimuat Daily Mail, 8 Oktober 2013.

Ia bahkan yakin, Columbus memiliki salinan peta Cheng Ho saat mengarungi samudera menuju Amerika.

Menzies juga mengatakan, armada megah kapal China yang dipimpin Cheng Ho berlayar di sekitar daratan Amerika Selatan, 100 tahun sebelum Ferdinand Megellan — orang pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia.

Lebih jauh lagi, Menzies mengklaim, pemukim pertama Belahan Bumi Barat tidak berasal dari ‘Jembatan Selat Bering’, tapi pelaut China yang pertama melintasi Samudera Pasifik sekitar 40 ribu tahun lalu.

Ia juga menulis, penanda DNA membuktikan Indian Amerika dan pribumi lainnya adalah keturunan para pemukim dari Asia.

Bukti Peta

(liputan6)

Klaim bahwa Cheng Ho menemukan Amerika, bukan kali ini saja diungkap Menzies. Ia pernah mempublikasikannya tahun 2002 lalu. Bedanya, di buku terbarunya, ia menyertakan salinan peta yang ditemukan seorang pengacara di Beijing, Liu Gang di buku loak — yang ia klaim memperkuat teorinya.

Ia bersikukuh, peta itu jelas-jelas menunjukkan sungai dan perairan di Amerika Utara, demikian juga dengan daratan Amerika Selatan.

Sebelumnya, si penemu peta, Liu mendapatkan pengakuan dari balai lelang Christie’s bahwa dokumennya kuno — dari Abad ke-18, bukan palsu.

Dari peta itu, Menzies juga berkonsultasi dengan tim sejarawan yang menganalisa tulisan yang tertera di sana. Lalu, ia menyimpulkan, peta itu aslinya dibuat pada masa Dinasti Ming — periode pemerintahan di China yang berlangsung tahun 1368-1644.

Salah satu wilayah dari peta, diyakini Menzies mengacu pada Peru. “Di sini orang-orang mempraktekkan agama Paracas. Di sini juga orang-orang mempraktekkan pengorbanan manusia,” demikian ujar dia dalam bukunya.

Menzies menambahkan, apalagi ada banyak istilah China yang digunakan di sejumlah kota dan wilayah di Peru. Dalam peta kuno Peru, misalnya, ada istilah ‘Chawan’ — tanah yang disiapkan untuk disemaikan dan ‘Chulin’ yang artinya kayu atau hutan.

Pemukim dari Asia

Menzies tak diakui sebagai sejarawan dan bukan lulusan universitas ternama. Dia adalah bekas serdadu di kapal perang milik Angkatan Laut Inggris. Tapi, ia bukan amatiran.

‘Who Discovered America?‘ adalah buku keempatnya di mana ia berusaha menulis kembali sejarah dalam kaca mata Timur.

Namun teori-teorinya yang ‘pro-Asia’ tidak diterima oleh komunitas akademik. Pada 2008, profesor sejarah University of London, Felipe Fernandez-Armesto mengatakan, buku Menzies sekelas buku kisah hidup Elvis Presley yang dijual di supermarket atau kisah hamster alien.

Debut Menzies dimulai pada 2002 lalu dalam bukunya, ’1421: The Year China Discovered the World’ – yang menyebut Laksamana Ceng Ho mencapai Eropa dan Afrika, juga melintasi Samudera Pasifik, ke Belahan Bumi Barat.

Dia mengklaim Cheng Ho tak hanya menemukan dunia baru pada 1421, tapi meninggalkan koloni di sana. Armadanya juga berlayar di sekitar ujung Amerika Selatan – melalui Selat Megellan sekitar Teluk Meksiko dan sampai Mississippi.

Sementara dalam buku barunya, Menzies fokus pada teori tentang orang Asia yang berhasil sampai ke Amerika Utara dan Selatan jauh sebelum Cheng Ho. “Setidaknya 40 ribu tahun lalu,” tulis dia. Dari laut.

Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa manusia pertama menghuni Belahan Bumi Barat sekitar 13.000 sampai 16.500 tahun yang lalu.

Teori universal di kalangan para akademisi adalah, manusia tiba di ‘dunia baru’ dengan menyeberangi ‘Jembatan Selat Bering’ — lewat tanah menghubungkan antara Asia dan Amerika Utara.

“Semakin saya berpikir tentang teori Bering Straight, makin terasa konyol,” kata Menzies. Menzies mengatakan ide bahwa manusia mampu menyeberangi Samudra Pasifik di masa sekitar 40 ribu SM tak sedramatis kedengarannya.

“Jika Anda masuk ke bak mandi plastik, arus juga akan membawa Anda ke sana,” kata dia. “Kuncinya ada pada arus.” Jadi, siapa penemu benua Amerika?

(liputan6)

Laksamana Cheng Ho, Penemu Benua Amerika Yang Pertama…

Laksamana Cheng Ho
 
Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratan Amerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.

Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He (kita mengenalnya dengan Ceng Ho-red). Bersama bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.
Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohan lantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah si penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah. Adalah sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He yang dosodorkannya sebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah meneliti akurasi benda-benda bersejarah itu.

miniatur_kapal_cheng_ho-20071006-003-wawan
Replika Kapal Laksamana Cheng Ho

”Laksamana Cheng Ho inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melalui program software Starry Night.

Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menzies mengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno bersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan 1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.

Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larut malam saat terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421, lokasi berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudian direkonstruksi ulang menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta pelayaran Zheng He.

“Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagian dunia yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut,” ungkap Menzies yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selam angkatan laut Inggris ini. Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasi berbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisi Zheng He.

Lantas terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaran serta orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurang sempurna membuat sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap 26 ribu tahun. Fenomena ini, yang disebut presisi, berarti tiap titik kutub membidik bintang berbeda selama waktu berjalan. Menzies menggunakan software untuk merekonstruksi posisi bintang-bintang seperti pada masa tahun 1421.

“Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkan penanggalan petanya,” kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkan masalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. “Dengan kemujuran luar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antara Sumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat.”

Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan garis katulistiwa di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, dan bintang selatan Canopus, yang dekat dengan lintang kutub selatan, tercantum dalam peta. “Dari situ, kita berhasil menentukan arah dan letak Polaris. Sehingga selanjutnya kita bisa memastikan masa dari peta itu yakni tahun 1421, plus dan minus 30 tahun.”

Atas temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan perkiraan dengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi bintang amatlah dimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30 tahun, seperti dalam pandangan Menzies, juga masuk akal.

Sang penjelajah ulung

obor-muslim_tionghoa_cheng

Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagai penjelajah ulung. Dia terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelah barat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371. Keluarganya yang bernama Ma, adalah bagian dari warga minoritas Semur. Mereka berasal dari kawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam. Ayah dan kakek Zheng He diketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci Makkah. Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakan perjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.

Yunan adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yang sudah ada jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Ming menguasai Yunan tahun 1382, Zheng He turut ditawan dan dibawa ke Nanjing. Ketika itu dia masih berusia 11 tahun. Zheng He pun dijadikan sebagai pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi kaisar bernama Yong Le. Nah kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga akhirnya dia menjadi salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.

Sumber:

http://news.liputan6.com

http://www.kapanlagi.com

http://wahw33d.blogspot.com

Tazkiyatun nafs : Belajar Keikhlasan dari “Sang Pedang Allah”

Ulama salaf dan orang-orang shalih sebelum kita sangat takut terhadap fitnah ketenaran, tipuan pangkat, keharuman nama.

Ilustrasi

Oleh: Shalih Hasyim

ADALAH Khalid bin Walid lahir sekitar 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia adalah anggota suku Banu Makhzum, cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Ia termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar bin Khatab sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

Sebelum memeluk Islan,   Khalid bin Walid adalah Panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Saat Perang Uhud, Khalid-lah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang itulah ia menyesali perbuatannya dan memeluk Islam.

Khalid bin Walid seorang panglima pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (Pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya, terkenal sebagai panglima tertinggi untuk Nabi Muhammad dan penerus-penerusnya.  Dibawah kepemimpinan militernya lah Arabia pertama kalinya dalam sejarah membentuk entitas politik yang bersatu, Kekhalifahan.

Khalid adalah contoh praktik keikhlasan seorang pemimpin dengan yang dipimpin dalam sejarah Islam. Kala itu, datang kepadanya surat dari Amirul Mukminin, Umar bin Khathab. Karena kemaslahatan tertentu, maka Khalifah Islam kedua itu memerintahkan Khalid agar menyerahkan jabatannya kepada Abu Ubaidah Amir bin Jarrah ra. Padahal saat itu bendera sedang berada di tangan Khalid dan kaum Muslimin tengah memasuki kancah pertempuran yang terdahsyat dalam potongan sejarah Islam.

Pasukan Islam tidak lebih dari 40.000 personil itu harus melawan pasukan kuat  dari Persia dan Romawi yang jumlahnya tidak kurang dari 200.000 personil. Akan tetapi bendera tidak bergeser sedikit pun di tangannya. Dan perang tidak terhenti gara-gara masalah besar yang berkecamuk dalam jiwanya, ia melanjutkan peperangan hingga kemenangan berada di pihak pasukan Allah Subhanahu Wata’ala.

Setelah itu, sebelum ia masuk ke dalam kemahnya, ia memanggil anak buahnya Abu Ubaidah di hadapan seluruh pasukan, lalu ia menyerahkan bendera, memakaikan sorban kepemimpinan dengan tangannya sendiri, lalu membacakan SK khalifah. Kemudian ia berkata kepada Abu Ubaidah, “Saya adalah prajuritmu yang siap mendengar dan taat, wahai Abu Ubaidah.”

Ketika prajuritnya bertanya kepada Khalid tentang kebijakan Khalifah, “Apakah Anda tidak kecewa dan tersinggung dengan kebijakan Amirul Mukminin yang terkesan  mendadak itu? Khalid menjawab, “Aku berperang karena Allah Subhanahu wata’ala. Bukan karena pemimpin saya, Umar bin Khathab.

Maka, peristiwa itu menjadi teladan  di sepanjang sejarah Islam.

Sungguh, indah gambaran yang diungkapkan oleh seorang penyair Mesir, Hafizh Ibrahim tentang peristiwa tersebut.

Tanyakan penakluk Persia dan Romawi, apakah dia puas

Pada penaklukan, cukupkah baginya kemenangan beruntun (70 kali pertempuran)

Ia berperang, dan kuda Allah itu telah mengukir

Kemenangan gemilang di ubun-ubunnya

Tiada suatu negara pun kecuali mendengarnya

Allahu Akbar, menggema di setiap penjurunya

Khalid di jalan Allah, tengah menunggangnya

Dan Khalid di jalan Allah, tengah mengendalikannya

Tiba-Tiba datang kepadanya perintah khalifah, maka ia terima dengan legowo

Dan kebanggaan terhadap jiwa, tidak membuatnya terluka.

Tagha Versus Ikhlas

Orang beriman itu lahir dan batinnya sama. Karena iman itu perpaduan dari amalan hati, lisan dan anggota tubuh. Jika iman sudah merasuk ke lubuk hati yang paling dalam, ketulusan dan kesejukan hati akan muncul. Maka bahaya laten virus ruhani “takatsur”(saling berebut pengaruh, jabatan, lahan pekerjaan, massa, memperbanyak produksi) yang menjadi pintu masuknya tiga penyakit pemicu dan pemacu awal pelanggaran anak Adam dalam sejarah kehidupannya, yaitu  thoma’ yang diwariskan oleh Adam, sombong yang diwariskan oleh setan dan hasud yang diwariskan oleh Qabil akan lenyap.

إِيَّاكُمْ وَالْكِبْرَ فَإِنَّ إِبْلِيْسَ حَمَلَهُ الْكِبْرُ أَلاَّ يَسْجُدَ ِلآدَمَ وَإِيَّاكُمْ وَالْحِرْصَ فَإِنَّ آدَمَ حَمَلَهُ الْحِرْصُ عَلَى أَنْ آكَلَ الشَجَرَةَ وَإِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ ابْنَيَ آدَمَ قَتَلَ أَحَدُهُمَا اْلآخَرَ حَسَدًا هُنَّ أَصْلُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ (رواه ابن عساكر عن ابن مسعود رضي الله عنه)

“Waspada dan jauhi al-kibr (sombong), karena sesungguhnya Iblis terbawa sifat al-kibrsehingga menolak perintah Allah subhanahu wa ta’ala agar bersujud (menghormati) kepada Adam ‘alaihis salam. Waspada dan jauhi al-hirsh (serakah), karena sesungguhnya Adam ‘alaihis salam terbawa sifat al-hirsh sehingga makan dari pohon yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Waspada serta jauhi al-hasad (dengki), karena sesungguhnya kedua putra Adam ‘alaihis salam salah seorang dari keduanya membunuh saudaranya hanya karena al-hasad. Ketiga sifat tercela itulah asal segala kesalahan (di dunia ini).” (HR Ibnu Asakir dari Ibnu Masud, dalam Mukhtaru al-Ahadits).

Jadi, Iman dan thagha (melampui batas dalam bersikap) dan derivasinya (serakah, sombong dan dengki) tidak akan dapat dikompromikan dan dipersandingkan hingga hari kiamat.  Iman dan thagha bagaikan air dan minyak tanah. Benturan peradaban yang dibangun dengan hawa nafsu dan peradaban yang dibangun di atas nilai-nilai keikhlasan akan terus berlangsung secara permanen.

Imam Syafii mengatakan, ”Jika jiwamu tidak sibuk dalam ketaatan, maka akan menyibukkanmu dalam kemaksiatan.”

Sekalipun penyakit thagha itu abstrak, kita tidak dapat mendeteksinya, tetapi efek yang ditimbulkannya dapat dirasakan dan sangat mempengaruhi lingkungan sosial. Tagha disamping memberikan dampak negatif kepada pelakunya, pula berdampak sosial. Kelemahan apapun tidak dapat menghalangi seseorang untuk membangun sinergi kepada yang lain, kecuali kelemahan thagha.

Indikator Keikhlasan

ikhlas

Ada beberapa indikator perilaku tagha itu nampak pada pelakunya dan bagaimana ia menyikapi dan menempatkan dirinya dan pandangannya ia dalam menyikapi dan menempatkan orang lain. Diantara beberapa indikator yang dijadikan standarisasi bahwa seseorang itu terbebas dari penyakit thagha.

Pertama : Khawatir terhadap popularitas dan keharuman nama pada dirinya dan agamanya, terutama jika ia termasuk orang yang berpotensi. Ia meyakini sepenuh hati bahwa Allah Subhanahu Wata’ala menerima amal berdasarkan niat (motivasi intrinstik)  yang tersimpan di dalam batin,  tidak dengan penampilan dan asesoris lahiriyah. Ia juga meyakini sekalipun ketenaran namanya telah tersebar ke seluruh penjuru, namun tidak seorangpun yang bisa dijamin dapat membebaskan dan menebusnya serta menyelamatkannya dari siksa neraka.

Fenomena inilah yang menyebabkan ulama salaf dan orang-orang shalih sebelum kita takut terhadap fitnah ketenaran, tipuan pangkat, keharuman nama, dan mereka juga memperingatkan kepada murid-muridnya dari hal-hal tersebut. Imam Al-Ghazali telah meriwayatkan beberapa kisah tentang hal ini.

Ibrahim bin Adham (seorang putra mahkota yang lebih memilih tinggal di pondok pesantren), berkata, “Tidak akan jujur kepada Allah Subhanahu Wata’ala orang yang mencintai ketenaran.”

Sulaim bin Hanzhalah berkata, “Saat kami berjalan di belakang Ubai bin Kaab ra tiba-tiba Umar ra melihatnya, lantas Umar mengangkat cemeti yang diarahkan kepadanya. Maka Umar berkata, Wahai Amirul Mukminin, apa yang hendak kamu lakukan? Umar ra menjawab: Ini merupakan kehinaan bagi yang mengikuti dan yang diikuti.”

Kisah tersebut menggambarkan ketajaman pandangan Umar bin Khathab tentang suatu fenomena yang awalnya terlihat sederhana, namun dapat mengakibatkan terjadinya hal serius dan berdampak krusial dalam diri orang-orang yang mengikuti dan dalam diri para pemimpin yang diikuti.

Al Hasan meriwayatkan bahwa pada suatu hari Ibnu Masud keluar dari rumahnya, lantas beberapa orang berjalan di belakangnya (mengikutinya). Maka ia menoleh kepada mereka seraya berkata: Kenapa kalian mengikutiku? Demi Allah, andai kalian mengetahui apa yang kurahasiakan, tentu tiada dua orang pun dari kaian yang mau mengikutiku.

Al Hasan berkata, “Sesungguhnya suara sandal di sekitar orang dapat menggoyahkan hati orang yang bodoh.” Pada suatu hari Al Hasan keluar dari rumah, lantas diikuti oleh banyak orang. Maka ia berkata kepada mereka,”Apakah kalian mempunyai suatu keperluan? Bila tidak ada keperluan maka bukankah hal ini dapat menjadikan hati orang beriman berbelok dari arah yang lurus?”

Abu Ayyub As-Sikhtiyani keluar untuk melakukan sebuah perjalanan, lalu beberapa orang mengikuti dari belakangnya. Maka ia berkata, ”Andai aku tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui hatiku membenci hal ini, tentu aku takut kemurkaan Allah Subhanahu Wata’ala.”

Ibnu Masud berkata, ”Jadilah kalian sebagai sumber mata air ilmu, lampu-lampu (cahaya) petunjuk, yang menetap di rumah-rumah, pelita di waktu malam yang hatinya selalu baru, dan yang kusut pakaiannya. (Jadilah kalian) orang yang dikenal oleh penduduk langit, tetapi tersembunyi dari penduduk bumi.”

Fudhail bin ‘Iyadh pernah berkata, ”Bila kamu mampu menjadi orang yang tidak di kenal, maka lakukanlah. Sebab apa kerugianmu bila kamu tidak dikenal? Apa kerugianmu bila tidak dipuji? Dan apa kerugianmu bila kamu menjadi orang yang tercela di hadapan manusia, tetapi terpuji di hadapan Allah?”

Riwayat-riwayat di atas jangan dipahami secara sempit dan sepotong-sepotong. Bukan dipahami sebagai seruan untuk ‘uzlah (mengisolir diri), sebab orang-orang yang meriwayatkan kisah-kisah di atas adalah tokoh-tokoh dai yang  terjun di lapangan kehidupan, bergaul dengan masyarakat, para pemandu kebaikan yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam memberikan arahan dan bimbingan di tengah-tengah masyarakat.

Akan tetapi secara keseluruhan harus dipahami sebagai kewaspadaan, terhadap syahwat jiwa yang tersembunyi, dan kehati-hatian terhadap pntu-pintu dan jendela-jendela yang dapat dilalui setan menembus hati nurani.

Pada prinsipnya popularitas itu bukan suatu hal yang tercela, sebab tiada yang lebih terkenal melebihi dari para Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Karena itu, ketenaran yang tidak dipaksakan (tidak disengaja) dan bukan didasari oleh ambisi, tidak dipandang sebagai suatu cacat.

Imam Al Ghazali pernah mengatakan, ”(Ketenaran itu) fitnah bagi orang-orang yang lemah (keimanan), dan tidak demikian bagi orang-orang yang kuat (keyakinannya kepada Allah Subhanahu Wata’ala).

Kedua : Orang yang ikhlas selalu menuduh dirinya teledor dalam menunaikan hak-hak Allah Subhanahu Wata’ala dan teledor dalam melakukan berbagai kewajiban. Hatinya tidak dirasuki oleh perasaan ghurur (terpedaya) dan kekaguman terhadap diri sendiri, bahkan ia selalu takut jika kesalahan-kesalahannya tidak diampuni, dan amal shalihnya tidak diterima oleh Allah.

Dahulu, sebagian orang shalih menangis pilu saat sedang sakit, lalu sebagian orang menjenguknya dan bertanya, “Mengapa engkau menangis? Padahal engkau ahli puasa dan shalat malam, engkau telah berjihad, bersedekah, berhaji, mengajarkan ilmu, dan berdzikir. Ia menjawab: Siapa yang dapat menjamin bahwa itu semua memperberat timbangan amal baikku, dan siapa yang menjamin bahwa amalku di terima di sisi Tuhanku ?. Sedangkan Allah SWT berfirman :

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَاناً فَتُقُبِّلَ مِن أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil : “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Maidah (5) : 27).

At Tirmidzi meriwayatkan bahwa Aisyah ra berkata; “Saya bertanya kepada Rasulullah tentang ayat :

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mukminun (23) : 60)

Maksudnya : karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, maka mereka khawatir kalau-kalau pemberian-pemberian (sedekah-sedekah) yang mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima tuhan.

Aisyah berkata : Apakah mereka itu orang yang meminum khamar dan mencuri ?. Rasulullah SAW menjawab : Tidak, wahai putri Abu Bakar Ash Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah. Tetapi, mereka takut kalau amal mereka tidak diterima (oleh Allah SWT). Mereka inilah orang-orang yang bersegera menuju kepada berbagai kebajikan.

Ketiga : Orang yang tulus lebih mencintai amal yang tersembunyi daripada amal yang diliputi oleh hiruk-pikuk publikasi dan gaung ketenaran.

Ia lebih mengutamakan menjadi seperti akar pohon dalam suatu jamaah, akar itulah yang menjadikan pohon tegak dan hidup, akan tetapi ia tersembunyi di dalam tanah, tidak terlihat oleh mata manusia. Ia ingin seperti binatang penyu. Jika ia bertelur di tempat yang sepi, dapat menghasilkan 500-3000 buah.

Dari Umar bin Khathab ra pada suatu hari ia keluar menuju masjid Rasulullah tiba-tiba ia menjumpai Mu’adz bin Jabal ra yang sedang duduk dan menangis di dekat makam Nabi. Maka Umar bertanya kepadanya; “Apa yang menyebabkanmu menangis? Mu’adz menjawab: Saya menangis karena (ingat) sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah. Saya mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya riya’ (beramal karena mencari pujian manusia) yang sangat kecil itu termasuk  kemusyrikan. Dan sesungguhnya barangsiapa yang memusuhi wali Allah, maka berarti menantang perang dengan Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang baik, yang bertakwa, dan tersembunyi.  Yaitu orang-orang yang bila tidak ada, tidak dicari, dan bila sedang hadir tidak dipanggil dan tidak dikenal. Hati mereka adalah lampu-lampu (cahaya) penerang. Mereka keluar dari malam yang gelap gulita.” (HR. Ibnu Majah).

Keempat: Amalnya ketika memimpin dan saat menjadi anggota  tidak berbeda, selama keduanya masih dalam rangka memberikan pelayanan pada gerakan dakwah. Hatinya tidak dirasuki suka tampil, selalu ingin di depan, selalu ingin number one, dan ambisi kepemimpinan, bahkan orang yang hatinya bersih lebih mengutamakan menjadi anggota biasa, karena khawatir tidak dapat menunaikan kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab kepemimpinannya. Dengan kata lain, orang ikhlas tidak ambisius terhadap jabatan untuk dirinya, tetapi jika diberi amanah, ia menerimanya dengan penuh tanggung jawab dan memohon pertolongan kepada Allah.

Kelima: Tidak menggubris keridhaan manusia, bila dibalik itu terdapat kemurkaan Allah. Sebab tabiat manusia berbeda-beda. Demikian pula cara berpikirnya, kecenderungannya, dan tujuan-tujuannya.Upaya mencari keridhaan mereka adalah batas yang mustahil dapat dicapai. Orang yang ikhlas tidak disibukkan oleh hal-hal yang sepele itu. Ia tenang, kontak batin dengan Allah. Seperti ahli syair yang mengungkapkan kecintaannya kepada Allah.

Dengan-MU ada kelezatan meski hidup terasa pahit

Kuharapkan ridha-MU meski seluruh manusia marah

Kuharapkan hubunganku dengan-MU tetap harmonis

Meski hubunganku dengan seluruh alam berantakan

Bila cinta-MU kudapatkan, semua akan terasa ringan

Sebab, semua yang diatas tanah adalah tanah belaka.

Keenam: Kemurkaan dan keridhaannya, keengganan dan kesukaannya untuk memberi didasari karena Allah dan dalam timbangan agama. Bukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Orang ikhlas tidak seperti orang munafik yang hanya meraih kepentingan pribadi.

“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (QS. At Taubah (9) : 58).

Kita dapat melihat orang yang berguguran di medan perjuangan karena memknai berjuang (mencari baju dan uang), atau dicela oleh saudaranya, teman dekatnya dan kerabatnya. Atau mendengarkan kata-kata yang melukai dan menyakiti perasaannya.

Keikhlasan niat menjadikan seseorang tetap teguh, konsisten, komitmen di jalan perjuangan, sekalipun parah kerusakan yang ada di dalam barisan dakwah,   karena ia beramal hanya untuk Allah SWT. Bukan untuk kepentingan dirinya dan orang-orang terdekatnya. Dakwah adalah milik Allah SWT bukan milik seseorang. Maka orang yang ikhlas tidak meninggalkan perjuangan hanya karena sikap seseorang.

Ketujuh : Orang yang ikhlas tidak stagnan, jenuh, malas, berputus asa, karena panjangnya jalan yang akan dilalui, lamanya waktu memanen buah amal, tertundanya keberhasilan, banyaknya cita rasa dan kecenderungan. Sebab, ia beramal bukan semata-mata mencari kesuksesan, atau kemenangan. Akan tetapi ia beramal untuk mencari ridha Allah. Dan menjalankan perintah-Nya.

Pada suatu hari nanti, Allah tidak akan menanyakan kepada manusia, Mengapa kalian tidak memperoleh kemenangan ? Akan tetapi Allah akan bertanya, Mengapa kalian tidak berjihad? Allah SWT tidak menanyakan, Mengapa kalian tidak sukses? Tetapi, Ia bertanya, Mengapa kalian tidak beramal?

Kedelapan : Bergembira dengan munculnya orang-orang yang berprestasi di dalam barisan dakwah, yang dapat mengibarkan bendera jihad serta berpartisipasi di dalamnya. Ia memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada setiap orang yang berbakat untuk menggantikan posisinya, tanpa sedikitpun menghalang-halangi, tanpa ada rasa keberatan, kedengkian. Bahkan orang yang ikhlas akan legowo (ridha) meninggalkan posisinya, bila ada orang lain yang lebih baik dan lebih kompeten untuk kedudukannya itu. Ia mempersilahkan orang tersebut maju, dan ia akan mundur dengan senang hati.*

Penulis kolumnis hidayatullah.com, tinggal di Kudus

http://www.hidayatullah.com

Kajian Politik : Mengintip Kedekatan George Soros – Hary Tanoe

Sebelum memimpin Indonesia, bersama istrinya Liliana Tanaja Tanoesoedibjo pasangan ini sudah menggegerkan Indonesia dengan Miss World. Apa yang akan terjadi kelak bila ia benar-benar berkuasa?

HT_Soros

George Soros (Yahudi AS) & Hari Tanoesoedibjo (Boss MNC Group)

Oleh: Muhammad Faisal

SIAPA tak kenal George Soros, miliarder Yahudi berkebangsaan Amerika yang pernah mengantar Indonesia bersama sejumlah negara lainnya ke lembah kelam bernama krisis moneter, 1997-1998 silam. Indonesia dibuatnya porak-poranda, yang hingga kini jelas masih terasa. Soros dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam berspekulasi di bidang perdagangan mata uang.

Bahkan, pada 1982, dalam waktu singkat Soros berhasil meraup keuntungan 1,2 miliar dolar dalam perdagangan mata uang Poundsterling. Akibatnya, sebagian perekonomian Inggris hancur. Ia pun dijuluki sebagai “Pria Yang Menghancurkan Pound” (The Man Who Broke the Pound).

Dengan menggunakan “The Open Society Institute” ia berusaha menancapkan pengaruhnya seluruh dunia.  Soros mempunyai pengaruh yang luas. Tokoh Yahudi ini memiliki usaha dibidang finansial, dan sekaligus bergerak dibidang philantropis telah terlibat dalam perubahan politik di berbagai negara. Ia menggunakan usahanya dibidang finansiil yang dimilikinya itu, pernah mengobrak-abrik negara-negara ASEAN, yang mengakibatkan terjadinya krisis politik dan ekonomi, dan efek dominonya yaitu jatuhnya rejim-rejim di kawasan ini berguguran, termasuk di Indonesia.

Tokoh finansial Yahudi ini, ikut melakukan rekayasa perubahan politik di Soviet, yang kemudian muncul rejim baru, yang tidak lagi menggunakan komunisme sebagai ideologi, dan arah ekonominya lebih kepada sistem kapitalis, yang pro-pasar.

Belum lama ini, ia datang ke Jakarta dan menemui Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta. Ia datang disaat Indonesia sedang panas-panasnya, di mana Boediono tengah dipojokkan dalam kasus Bank Century dan terancam pemakzulan.

Di Indonesia, Soros juga dikenal pendonor Yayasan Tifa, sebuah yayasan lokal yang bertujuan untuk membantu Indonesia dalam melakukan konsolidasi pada masa transisi demokrasi.

Soros juga menawarkan beasiswa kepada pemuda Indonesia. Di antaranya adalah tawaran beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan Politik Internasional di University of Glasgow yang pendaftarannya ditutup Februari ini.

Tifa didirikan oleh belasan orang Indonesia yang berkomitmen untuk membantu pengembangan masyarakat yang terbuka di negeri ini. Fokus kegiatan lebih tertuju pada pembangunan kapasitas, pemerintah daerah, hak asasi manusia, media dan reformasi bidang hukum.

Foto_George_Soros_SBY

George Soros ketika bertemu dengan SBY (www.tifafoundation.org )

Soros, HT dan Century

Siapa pula tak mengenal Hary Tanoe Sudibyo, seorang bos media yang saat ini sedang mencoba peruntungan politik di Partai Hanura (dulu: di Partai NasDem). Pria yang akrab disapa HT ini juga dikenal ulung mengelola keuangan. Kendati umurnya masih relatif muda, ia sudah mampu menguasai berbagai sektor penting, utamanya industri media.

Lantas, bagaimana keduanya bisa sehebat itu? Benarkah ada hubungan khusus di antara keduanya? Benarkah HT sengaja dipakai Soros untuk menguasai perekonomian Indonesia?

Info beredar, keduanya memang telah lama menjalin persahabatan. Salah satu indikasi persahabatan itu, Soros punya 15 persen saham di PT Bhakti Investama, milik Hary Tanoe. Perusahaan ini beberapa waktu lalu pernah terseret kasus penyuapan yang diungkap KPK.

Soros juga disebut-sebut berkaitan erat dengan skandal Bank Century. Itu karena Soros memiliki 19 persen saham di Bank CIC, cikal bakal merger Bank Century. Dengan cerdas, Soros lalu merampok kas Indonesia di pasar modal Indonesia.

Itu dia lakukan melalui Bank CIC, Bank Pikko, dan Bank Danpac disatukan menjadi Bank Century. Caranya, Bank CIC melakukan transaksi surat-surat berharga (SSB) fiktif senilai 25 juta dolar AS yang melibatkan Chinkara. Pada 2003, Bank CIC memiliki surat berharga dalam valuta asing sekitar Rp 2 triliun dan US Treasury Strips senilai 185,36 juta dolar AS.

Selanjutnya, Bank Indonesia pada 2004 menyetujui proses merger Bank Pikko dan Bank Danpac ke dalam Bank Century. Robert Tantular menjadi pemegang saham Bank Century bersama Alwarraq Hesyam Talaat dan Rafat Ali Rizvi tanpa fit and proper test sebagai bankir. Paska merger tersebut, Soros dikabarkan lebih banyak berperan di belakang layar, karena Bank Century dianggap sudah mampu dikendalikan Robert Tantular.

Kiprah Soros lainnya adalah pernah terlibat dalam proses tender saham yang dimiliki pemerintah di PT Astra International Tbk. Soros menyusup ke Astra melalui PT Bhakti Investama yang sahamnya dimiliki Quantum Fund, induk perusahaan milik Soros. Nilai investasi Soros saat itu diperkirakan sekitar Rp 203,5 miliar.

Dalam berbagai kebijakan HT, kuat dugaan ada Soros yang setia melindunginya dari belakang layar. Termasuk ketika HT membeli saham Bentoel, SCTV, Astra Internasional, dan PT Artha Graha Investama Sentral (AGIS). Soros memberikan konsultasi agar HT fokus pada bisnis media cetak dan televisi. Alasannya, prospek bisnisnya cukup besar.

Atas saran Soros, Hary Tanoe lantas melepas saham SCTV dan membeli RCTI dari Bimantara, kemudian memborong saham TPI (sekarang MNC TV) dan Global TV. Saham HT lalu melebar ke Music Televisi Indonesia , Radio Trijaya dan ARH, Harian Seputar Indonesia dan Tabloid Gennie; Majalah Trust (sekarang Majalah Sindo). Konsep yang ditawarkan Soros adalah dengan menguasai industri media, maka bisnis lain akan terbantu. Termasuk mampu menembus dunia politik. Usai meraup keuntungan dari industri media, Soros-Hary Tanoe lalu membidik pasar telekomunikasi dengan layanan seluler Fren.

Lihat saja, dua presenter Indonesia yakni Rosianna Silalahi (SCTV) dan Putra Nababan (RCTI) pernah mewawancarai dua presiden AS. Rosianna untuk Presiden Bush, sementara Putra untuk Presiden Obama. Ditengarai, keberhasilan dua presenter itu juga tidak terlepas dari jasa Soros.

Sejak awal, Hary Tanoe seolah sudah dipersiapkan Yahudi AS untuk menguasai Indonesia. Hal itu ia peroleh saat masih kuliah di Ottawa University, Kanada. Saat itu, HT sudah berpengalaman bermain saham di bursa Toronto.

Soal terjunnya Hary Tanoe ke dunia politik tentu saja bukan karena kebetulan. Meski harus diakui, langkah HT tersebut mendapat perlawanan ‘kecil’ dari kaum nasionalis. Bukan kebetulan juga ketika HT menjanjikan modal Rp 5 miliar bagi kader Nansional Demokrat (NasDem) yang ingin bertarung di Pemilu Legislatif 2014 nanti.

Kepiawaian HT menggoreng pundi-pundi Keluarga Cendana (Titik Prabowo dan Bambang Soeharto) melalui PT Bhakti Investama juga berasal dari Soros. Kesimpulannya, Soros- Hary Tanoe memang memiliki kisah yang mirip. Atau boleh disebut, Hary Tanoe Sudibyo adalah anak didik sang miliarder Soros.

Hary Tanoesoedibjo  saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT. Global Mediacom Tbk. (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk. sejak tahun 1989.

Selain itu, Hary saat ini juga memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya, diantaranya sebagai Presiden Direktur PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT. Mobile-8 Telecom Tbk., Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. Hary juga saat ini aktif sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi.

Pada tahun 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan pengusaha Hary Tanoesoedibjo menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan yang dimilikinya adalah sebesar “US$ 1,19 miliar”.

Kontroversi dan Politik

nasdemTanoe-210x300

HT dan NasDem (kisahislami.com)

Pada bulan Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diinterogasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan PT. Bhakti Investama Tbk., perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo.

Tommy diduga bertindak sebagai perantara untuk memastikan penggantian sebesar Rp 3,4 miliar dalam bentuk pajak bahwa perusahaan diduga telah membayar lebih. KPK menggerebek kantor PT. Bhakti Investama Tbk. di Menara MNC di Jakarta Pusat dan PT. Agis, yang terletak di gedung yang sama, di mana PT. Bhakti Investama Tbk. memiliki saham di PT. Agis pada tahun 2002 dan 2004.

HT merupakan adik kandung dari Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Ia mempunyai seorang istri bernama Liliana Tanaja Tanoesoedibjo dan memiliki lima orang anak yaitu: Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, Warren Haryputra Tanoesoedibjo.

Bulan November 2011, HT muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama. Di partai tersebut, Hary dipercaya sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem dan juga sebagai Wakil Ketua Majelis Nasional Partai NasDem. Kabar bahwa HT masuk ke dunia politik mulai terdengar santer sejak awal bulan Oktober 2011, Hary sendiri resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011 lalu. Sejak ia berkiprah dalam kancah politik praktis melalui Partai NasDem, Hary selalu mendengung-dengungkan “Gerakan Perubahan” yang dimotori oleh kelompok angkatan muda bangsa Indonesia. Sebab menurutnya, di dalam Partai NasDem sendiri 70% kader partainya adalah terdiri dari kaum generasi anak muda bangsa.

21 Januari 2013, HT mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem yang dikarenakan adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan Partai NasDem. Sebab menurut Hary lagi bahwa “politik” itu adalah “idealisme”, meski sebenarnya dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan terakhir ini ia besarkan, apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan nomor urutan “1” (nomor urutan yang pertama).

Keluar dari Nasdem, HT resmi bergabung dengan Partai hanura pada tanggal 17 Februari 2013 langsung menduduki posisi ketua dewan pertimbangan. Selanjutnya menjabat Ketua Bapilu dan calon wakil presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto.

Sebelum berkuasa memimpin Indonesia, bersama istrinya Liliana Tanaja Tanoesoedibjo  pasangan ini sudah menggegerkan rakyat Indonesia dengan acara-acara yang diambil dari gaya hidup Amerika semacam Miss World. Apa yang akan terjadi kelak bila ia benar-benar berkuasa?

Penulis adalah aktivis anti pemurtadan, alumnus Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa dan S2  di IMNI, Jakarta  

http://www.hidayatullah.com

Video: Ketika Erdogan Selamatkan Martabat Bendera Turki di KTT G20

Seorang pemimpin negara tentu menghormati bendera nasional karena merupakan identitas penting negaranya. Itulah yang diperlihatkan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam sesi foto bersama para pemimpin KTT G20 di St. Petersburg, Rusia.

Dalam sebuah video yang terekam Jumat, 6 September 2013 kemarin, Erdogan yang tiba di tempat lokasi foto bersama PM Inggris, David Cameron, mengambil gambar bendera yang berada di bawah kakinya. Padahal bendera-bendera tersebut sengaja diletakkan oleh panitia untuk menandakan posisi para pemimpin itu berdiri.

Dalam sesi foto bersama itu, Erdogan berdiri diapit oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel dan PM India, Manmohan Singh. Di depannya terdapat presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Aksi pungut bendera itu disadari pertama kali oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Cameron dan Merkel yang berdiri tidak jauh dari Erdogan.

Sontak ketiganya langsung tertawa melihat aksi Erdogan. Reaksi terkejut terlihat jelas di raut wajah Presiden Argentina, Cristina Fernández de Kirchner.

Dia tidak menyangka ada seorang pemimpin yang rela memungut bendera karena tidak rela identitas itu diinjak. Melihat rekan-rekannya tertawa, Erdogan terlihat santai menanggapi hal itu. Begitu Presiden Rusia, Vladimir Putin, tiba, sesi foto pun dimulai.

Hal yang dilakukan Erdogan tersebut juga pernah dilakukannya ketika pertemuan G20 pada tahun 2009 di Pittsburgh, Amerika Serikat, (25/9/2009). Kala itu Erdogan juga menyelamatkan bendera negaranya ketika sesi foto bersama. Hal ini terekam dalam foto yang diramu dalam video di bawah ini.

Video Courtesy : YouTube / beyazgazete.com

Sumber: http://www.dakwatuna.com

Tahukah Anda, Inilah Prestasi Presiden Mursi Selama Setahun Pemerintahannya

mursi dilahan gandum

Presiden Mursi berpidato pada saat panen gandum (inet)

Presenter terkenal Aljazeera Ahmad Manshur menulis tentang prestasi Mursi yang tidak diketahui masyarakat umum selama setahun pemerintahannya.

Mursi telah mengeluarkan Mesir dari ketergantungan ekonomi pada Amerika Serikat dengan kesuksesannya dalam program swasembada gandum sampai 70 % setelah menghasilkan gandum dengan kualitas baik dan harga yang murah.

Mursi telah mencetuskan proyek raksasa di Terusan Suez untuk memperbaiki kapal-kapal yang masuk Mesir. Hal ini bisa meningkatkan pendapatan Mesir selama sepuluh tahun ke depan dari 3 Milyar USD menjadi100 milyar USD per tahun. Hal ini membuat Tel Aviv (Israel) dan Dubai marah.

Mursi membuka zona industri, pertama di bawah naungan Qatar dan zona industri kedua di bawah naungan Turki

kairo-mesir-320x240

Mursi membuka cabang perusahaan Samsung untuk produksi -bukan pemasaran- yang memberikan jaminan lapangan pekerjaan yang aman untuk rakyat Mesir.

Mursi mengawasi perusahaan ipad Mesir dengan keahlian, industri dan spesifikasi Mesir.

Apa yang Anda inginkan dari Mursi yang sampai ke kursi pemerintahan pada saat Mesir telah memiliki utang dalam dan luar negeri hingga1.300.000.000.000 Le (satu trilyun, tiga ratus milyar pound) yang tidak ada hubungan sama sekali dengan pemerintahan Mursi.

Apa yang anda inginkan dari Mursi yang sebelum ia menjabat telah terjadi penyelundupan kekayaan Mesir? Sebagiannya dicuri dalam rentang antara pemilihan presiden dan sebelum ia benar-benar dilantik menjadi presiden Mesir?

Bagaimana Mursi bisa memperbaiki apa yang telah dirusak oleh kaum liberal selama 60 tahun?

Apa yang kalian inginkan dari Mursi yang telah memberikan kebebasan pada bangsa Mesir pada masa pemerintahannya yang kalian tidak mendapatkan kebebasan itu pada masa pemerintahan liberal yang melakukan kerusakan berjamaah.. Penjara-penjara telah kosong yang sebelumnya diisi oleh tahanan hati nurani, penyiksaan dan kezhaliman!

Lalu siapa yang memimpin gerakan Kudeta dan membantai ribuan rakyat Mesir yang tidak berdosa?

jawabannya adalah Jenderal ‘anjing’ Abdel fatah As-sisi, antek dan kaki tangan Hosni Mubarak (boneka AS).

Lalu siapa yang memimpin kampanye pemberontakan atas presiden Mursi?

Siapa yang memimpin gerakan Tamarrud?

El Baradei, yang datang atas nama  Amerika ke Irak lalu menghancurkan Irak hingga menjadi kerajaan sectarian.

Amru Musa, Menteri Luar Negeri rezim Mubarak, adalah seorang agen cemerlang Mosad.
Hamdeen Sabbahi, orang penting Iran di Mesir

Pihak Kristen, yang telah menghembuskan isu bahwa Islam akan menguasai Arab Mesir dan Dhahi Khalfan yang melarang mengkritik atas rezim Suriah di atas mimbar-mimbar dan podium.

Sisa-sisa rezim lama, yang menguasai media-media kotor dan korup dan uang-uang hasil jarahan atas rakyat miskin.

Tel Aviv, yang mengeluarkan Mursi dari jabatannya dan mengeluarkan Mesir dari camp-camp nya.

Washington, yang menyetop aliran bantuannya ke Mesir sejak Mursi menjabat. Menlu AS mengatakan bahwa demonstrasi yang meluas akan berhenti jika Mursi mengembalikan peran perjanjian Camp David, terutama masalah ekonomi.

Iran, yang pernah dengan tegas Mursi berbicara tentang Fadhilah para Sahabat di sana. Padahal mayoritas rakyatnya adalah syi’ah.

Chanel TV Alarabiya, yang untuk saat ini lebih akrab dengan idealisme Zionis dan gemar sebarkan dusta.

Apa yang terjadi di Mesir dan Ankara adalah upaya Tel Aviv untuk mengembalikan Kairo dan Ankara ke kamp-kamp binaan Zionis atau menyingkirkan keduanya. Karena mereka berjalan untuk membangun kekuatan ekonomi secara independen yang akan menaikkan kehormatan Arab dan Islam, sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Tzipi Livni, karena mereka telah keluar jalur dan keluar dari intervensi Israel.

presiden-mursi-320x212

Presiden Mesir, Muhammad Mursi (inet)

Prestasi luar biasa Presiden Mursi di 100 hari kepemimpinannya

Mungkin sebagian rakyat Mesir lupa bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Mursi, sejumlah kebijakan dan prestasi telah berhasil ditorehkan. Bahkan pada 100 hari kepemimpinannya Mursi sudah mampu mengukir prestasi yang luar biasa.

Inilah prestasi luar biasa Presiden Mursi di 100 hari kepemimpinannya:

  1. Minggu pertama, Mursi membebaskan wartawati Mesir yang ditahan di Sudan dan menjemputnya dengan pesawat kepresidenan.
  2. Pemecatan 70 Jenderal dan Kudeta dengan Cinta pada Marsekal Thantawi dan Anan, Panglima dan wakil Panglima militer.
  3. Penghapusan utang 40.000 petani yang memiliki utang di bawah 10.000 pounds (30 Juta) yang di masa Mubarak ditangkapi dan dijebloskan ke Penjara.
  4. Investasi 270 Milyar dollar yang ditanam di Mesir, hanya dalam 1 bulan Mursi berkuasa.
  5. Selama 100 hari ini, Mursi tidak menerima gaji selama menjadi Presiden.
  6. Mursi mengembalikan izzah Mesir dengan menguasai gurun Sinai yang di masa Mobarak, 70 % lalulintas udara dan darat dikuasai Israel.
  7. Mursi melakukan politik smart and cool dalam bersikap kepada Amerika dan Israel. Hingga PM Israel mengatakan, “Sikap Mursi jauh lebih berbahaya daripada Nuklir nya Iran”. Bahkan Obama menilai, “Hubungan AS dengan Mesir bukan hubungan sahabat bukan pula musuh.”
  8. Penjualan khamar dilarang, dan itu tidak mengganggu pariwisata Mesir.
  9. Penampilan di pantai dibatasi, hari Jumat diliburkan, dan turis wanita dan pria dipisahkan.
  10. Militer Mesir memang the real power, tapi semua di bawah komando Panglima Tertinggi. Pada 2 bulan Mursi berkuasa, 2 kapal selam ter canggih Jerman berhasil didatangkan walau di protes keras Israel.
  11. Kanal Suez diperlebar dan diperdalam, dan sekarang dikontrol sepenuhnya oleh Mesir setelah direktur Kanal Suez diganti yang sebelumnya di dikte Barat.
  12. PM Hiysam Qandil setiap Subuh memeriksa pabrik roti dan turun ke bawah, atas instruksi Presiden Mursi hal yang hanya terjadi di masa Kenabian dan Khulafaur-Rasyidin.
  13. Mursi memelopori pemisahan kepentingan antara kepentingan pribadi, keluarga, partai dengan kepentingan negara. Saat diundang Raja Saudi, keluarga Mursi dengan uang pribadinya menggunakan pesawat Egypt Air tidak menggunakan pesawat kepresidenan.
  14. Mursi adalah Presiden pertama dunia yang dengan tegas dan berani menekankan cinta Nabi dan cinta para sahabat di hadapan Khomeini dan pemimpin Syiah di Iran.
  15. Jika patokan nya adalah mengutip ayat Al-Qur’an dan Hadits, maka Mursi adalah Presiden pertama yang mengutip ayat-ayat Al-Quran dan Hadits di depan Sidang Umum PBB bulan lalu.
  16. Jika patokan nya adalah masalah protokoler, maka Mursi adalah Presiden yang membiarkan jalanan tetap lalu lalang saat ia melintas dan membiarkan masjid terbuka saat ia shalat.
  17. Di Mesir, masjid saat ini dibuka 24 jam untuk kepentingan jamaah setelah di Era Mobarak, masjid-masjid di Mesir ditutup 1 jam setelah shalat wajib.
  18. Di tataran regional, Mursi menggalang aliansi dengan Turki. Dalam benak kedua pemimpin ini, kehancuran Israel hanya tinggal waktu dan itu didahului dengan perubahan rezim-rezim antek-antek AS baik di Teluk maupun di negara-negara TIMTENG lainnya.
  19. Untuk masalah Palestina, tidak ada pemimpin yang nyata-nyata mendukung perjuangan perlawanan selain Mursi. Perbatasan dibuka, hanya dalam 1 minggu Mursi berkuasa dan kemarin dengan Qatar sukses membentuk Zona Ekonomi untuk membangun kembali Gaza.

Masih banyak keberhasilan Mursi lainnya. Tak salah jika rakyat Mesir puas pada kepemimpinannya. Rakyat Mesir makin cinta kepada presidennya yang kata Ismail Haniyya punya kisah mirip Nabi Musa as. ini -sama-sama pernah di penjara baru jadi penguasa istana-. Pusat Riset Opini Publik (Bashira) mengadakan jajak pendapat kedua terhadap kinerja presiden Mursi setelah 80 hari masa jabatannya. Hasilnya, publik yang puas terhadap kinerja Mursi sebanyak 79%. Sisanya yang tidak puas 13%, dan 8% menyatakan ragu-ragu. Dukungan ini sudah melebihi raihan suaranya di Pemilu kemarin.

Dari fakta-fakta ini, sejauh ini Mursi adalah salah satu model pemimpin paling ideal untuk diteladani. Jadi bagaimana mungkin, seorang Presiden dengan kinerja luar biasa seperti itu tidak dicintai rakyatnya dan akhirnya digulingkan oleh kudeta Militer.
Catatan: Anda bisa membaca dan menyimak secara lengkap prestasi gemilang presiden mursi di laman jejaring sosial : https://www.facebook.com/DrMuhammadMursy?fref=ts

Sumber: http://www.dakwatuna.com