Posts tagged ‘Malaysia’

Kekuatan Muslim Indonesia-Malaysia bisa Kembalikan Kegemilangan dan Kejayaan Islam

kmmi

Kekuatan Indonesia dan Malaysia bisa disatupadukan untuk mengembalikan kegemilangan Islam. Karena itu, kegiatan Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia akan menjadi titik permulaan persaudaraan Islam Malaysia-Indonesia. Demikian disampaikan Dato’ Shahlan Ismail selaku Presiden Sekretariat Transformasi Serantau (STS ).

“Karena itu maka saya harapkan kepemimpinan Muslim muda ini bisa menjadi suatu titik permulaan untuk kita eratkan persaudaraan Islam Malaysia-Indonesia. Semoga bibit-bibit ini bisa menjadi suatu silaturahmi yang bisa menyemaikan bumi Indonesia dan Malaysia,” ujarnya dalam acara Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia di  Aula Mahoni MB Institut Pertanian Bogor.

Acara yang diselenggarakan Universitas Ibn Khaldun (UIKA) bersama Centre for Advanced Studies on Islamic Science and Civilization (CASIS) dan Sekretariat Transformasi Serantau (STS)  ikut dihadiri pendiri CASIS – Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, Dato Shahlan Ismail dari Sekretariat Transformasi Serantau, Prof. Zainy Othman, Rektor UIKA – Dr. Ending Bahruddin dan Dr. Adian Husaini, Adnin Armas, MA.

13353825321776328110

Hubungan Indonesia-Malaysia bagaikan Hubungan Muhajirin-Anshar (Ilustrasi by melayuonline.com)

Kegiatan ini diharapkan bertujuan melahirkan kader-kader penerus pembangunan umat Islam di ranah Melayu dan memperkuat hubungan Indonesia dan Malaysia, juga sebagai perhatian Malaysia terhadap pendidikan Indonesia.

Terkait kepemimpinan, Pendiri dan Pengasas CASIS/Pusat Studi Kajian Tinggi Islam, Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud saat memberikan kata sambutan dalam acara tersebut menghimbau agar kita tidak meremehkan pemuda yang berpotensi menjadi pemimpin.

“Seperti Muhammad Al-Fatih yang telah menaklukkan konstantinopel pada usia yang muda,” ungkapnya.

Begitu pun dengan Rektor UIKA, Dr. Ending Bahruddin, ia berharap dari acara tersebut akan lahir pemimpin-pemimpin yang memiliki hati dan memiliki komitmen tinggi terhadap Islam.

Rangkaian kegiatan yang digelar dari pagi hingga malam hari ini tidak hanya di isi dengan seminar, namun juga refleksi, tadzkirah dan para peserta yang sudah terbagi dalam tujuh grup diwajibkan untuk kerja lapangan di kota Bogor kemudian mempresentasikannya di depan peserta yang lain.

Hari kedua, Selasa 05 November 2013, diadakan Kenduri Nusantara dan launching buku Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud yang berjudul “Islamisasi Ilmu-ilmu Kontemporer”.

Acara yang diadakan selama lima hari ini melibatkan 15 pembicara. 79 peserta yang terdiri dari 43 mahasiswa Indonesia dan 36 mahasiswa Malaysia dan diadakan di tiga tempat, Institut Pertanian Bogor, hotel Srigunting dan Hotel Mirah.*

http://www.hidayatullah.com

Kajian Internasional: Solusi Penyelesaian Masalah ‘Sengketa Wilayah’ Laut China Selatan Dan Timur

ASEAN Terbelah Digoyang Sengketa Laut China Selatan

Kegagalan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kamboja bulan Juli 2012 yang lalu untuk menentukan komunike bersama terhadap China terkait dengan sengketa wilayah Laut China Selatan memperlihatkan persoalan kian memanas. Penyelesaian ke tataran diplomasi masih belum menunjukkan titik terang. Sengketa tersebut bahkan telah membelah sikap negara-negara ASEAN.

Kegagalan menghasilkan komunike bersama merupakan peristiwa pertama kalinya dalam 45 tahun keberadaan perhimpunan Asia Tenggara itu. Hal itu menunjukkan betapa China sudah demikian besar memainkan pengaruh mereka kepada sejumlah anggota ASEAN yang tidak terlibat sengketa.

Sebaliknya, negara yang bersengketa dengan China–Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei–merasa ditinggalkan sesama anggota ASEAN. Padahal, keempat negara itu berharap ada sikap tegas dan kecaman ASEAN terhadap sikap agresif China di wilayah sengketa.

Kamboja yang menjadi tuan rumah bersikap jauh dari harapan. Phnom Penh justru menolak tindakan-tindakan yang dinilai dapat memicu kemarahan China. Tidak mengherankan bila Filipina langsung menuding Kamboja yang kukuh menentang setiap pernyataan keras itu sebagai biang kegagalan tersebut.

Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong menyangkal tudingan itu. Dia menyatakan kegagalan tersebut adalah kegagalan bersama ASEAN.

Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan tidak bisa menyembunyikan kekecewaan yang mendalam terhadap kegagalan itu. “Kami membutuhkan waktu untuk pulih,” ungkapnya seperti dikutip Wsj.com. “ASEAN harus belajar untuk mengonsolidasi dan mengoordinasikan sikap jika ingin terlibat dalam komunitas global.”

Kekecewaan serupa ditunjukkan Menlu RI Marty Natalegawa. Dia bahkan sempat mengatakan kegagalan itu sangat tidak bertanggung jawab setelah KTT berakhir, Jumat (13/7/12). Namun, dia kemudian menyangkal telah terjadi perpecahan di antara anggota.

Menurut Marty, pertemuan itu telah menginspirasinya untuk terus mendorong pemberlakuan ASEAN Code of Conduct (CoC) mengenai sengketa Laut China Selatan. “Ini akan membuat saya semakin bertekad untuk mendorong CoC sehingga semua menjadi semakin kontekstual,” ungkapnya.

“Sekalipun ada insiden ini, kita harus tetap memiliki tujuan. Kita harus terus maju dan bukan terpinggirkan oleh insiden ini,” tegas Marty.

Kawasan Laut China Selatan yang disengketakan diperkirakan memiliki cadangan kandungan minyak sebanyak 30 miliar metrik ton dan 16 triliun meter kubik gas. Menurut kantor berita China Xinhua, jumlah itu sama dengan sepertiga cadangan gas dan minyak China.

Karena itu, tidak berlebihan bila ‘Negeri Tirai Bambu’ yang dikenal haus akan energi itu berkeras mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Klaim China termasuk perairan yang berada di dekat negara-negara tetangga mereka.

Di sisi lain, Filipina mengatakan wilayah yang disengketakan berada dalam zona eksklusif ekonomi mereka, yang berjarak 200 mil laut dari bibir pantai.

Filipina bersama Vietnam menolak peta wilayah perairan yang dikeluarkan China sebagai basis bagi pengembangan bersama kawasan itu.

Mereka gencar mencari penyelesaian masalah itu di tingkat regional, terutama dengan dukungan Amerika Serikat (AS), sekutu Filipina yang juga memiliki kepentingan besar di wilayah tersebut.

Menlu AS Hillary Clinton mendesak setiap negara untuk membuat klaim wilayah mereka berdasarkan Hukum Laut PBB. Namun, China menolak usulan itu karena bisa dipastikan mereka bakal kehilangan banyak klaim wilayah.


Kawasan laut china selatan yang kaya akan sumber daya alam

Dipertanyakan

Pakar ASEAN dari University of New South Wales, Carlyle Thayer, menilai kegagalan menghasilkan komunike membuat komitmen ASEAN patut dipertanyakan.

“ASEAN merupakan penjaga otonomi regional Asia Tenggara dengan menerapkan perlindungan dari masuknya kekuatan-kekuatan besar. Namun (kegagalan) ini menunjukkan China mencoba memecah perlindungan itu dan memengaruhi satu negara tertentu. Ini akan memengaruhi setiap persolan yang mulai menyentuh negara China,” jelas Thayer.

Ia mengatakan persoalan itu juga menunjukkan perpecahan di antara negara-negara anggota ASEAN. Perpecahan tersebut antara negara-negara yang bersengketa dengan China dan negara yang mengandalkan perdagangan dan ekonomi dengan China. Meski secara tidak langsung menyebut satu negara, Kamboja diketahui menerima ratusan juta dolar AS dari China dalam bentuk pinjaman lunak dan investasi.

Para analis mengatakan kegagalan ASEAN menghasilkan komunike bersama justru menguntungkan Beijing. “Negara-negara Asia Tenggara harus menghasilkan sikap bersama,” ungkap Dan Blumenthal, Direktur Kajian Asia dari American Enterprise Institute, sebuah lembaga kajian konservatif. “Sekali lagi mereka mengalami kegagalan, itu merupakan kemenangan bagi China.”

Associate Professor Robert C Beckman, Direktur Centre for International Law di National University, Singapura, menilai perselisihan di antara negara-negara ASEAN mengenai komunike tersebut bakal mempercepat prospek tercapainya kesepakatan mengenai code of conduct, sebab China merasa tidak semua negara ASEAN menentang mereka.

“Yang menjadi persoalan utama ialah apakah ASEAN dapat mencapai konsensus dan tetap bersatu dengan prinsip-prinsip mereka selama negosiasi dengan China,” ungkapnya.


Kepulauan spratly, salah satu wilayah sengketa di laut china selatan

Kemunduran AS

Menurut Blumenthal, untuk menghasilkan komunike bersama, AS sebagai negara adidaya dan memiliki kepentingan sangat besar di Laut China Selatan harus merangkul negara-negara yang selama ini dalam pelukan China, seperti Kamboja.

Menurut dia, Kamboja memiliki hubungan sangat erat dengan China yang gencar mengucurkan bantuan dana dan infrastruktur. “Jika China membeli Kamboja, kita harus bekerja keras untuk bisa menghentikannya,” ungkap Blumenthal.

Kegagalan ASEAN menghasilkan komunike bersama tidak bisa dimungkiri merupakan kemunduran bagi AS dalam upaya mereka meningkatkan pengaruh di kawasan Asia Pasifik dan menjadikan Asia Tenggara sebagai benteng untuk membendung pengaruh China. Kegagalan itu terjadi di depan mata AS sendiri, yang hadir dalam pertemuan dengan diwakili Menlu AS Hillary Clinton.

“AS akan sangat kecewa ASEAN gagal mencapai kesepakatan mengenai persoalan ini,” ungkap Ian Storey, analis senior di Institute of Southeast Asian Studies di Singapura.

“Namun, tentu saja mereka tidak bisa mengungkapkan secara terang-terangan setelah berusaha keras mendesak semua pihak untuk duduk bersama membahas persoalan itu,” ungkapnya.

Kepentingan AS di Laut China Selatan terkait dengan kebebasan pelayaran di perairan seluas 1,2 juta mil persegi yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Setiap tahun, nilai perdagangan yang melintasi perairan tersebut mencapai US$5,3 triliun.

Dari jumlah itu, sekitar US$1,2 triliun merupakan nilai perdagangan AS. Banyak pengalihan kapal kargo di wilayah tersebut. Jika terjadi konflik di Laut China Selatan, itu akan menimbulkan dampak ekonomi yang sangat besar.

Babak Baru Perang Laut China Selatan

Selain Republik Rakyat China dan Taiwan, empat negara ASEAN turut memperebutkan wilayah laut china selatan, yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Fokus sengketa adalah Kepulauan Paracel dan Spratly.

Sejarah membuktikan, sengketa Laut China Selatan berpotensi menjadi perang. Tahun 1974, China dan Vietnam berkonflik di Paracel, padahal sebelumnya mereka tenang menduduki bagian masing-masing di kepulauan itu. Menurut BBC, konflik itu menewaskan lebih dari 70 tentara Vietnam dan 18 tentara China.

Setelah perang itu, China menguasai Paracel. Juni lalu China membangun kota Sansha di Provinsi Hainan dan memasukkan Paracel sebagai bagian kota tersebut.

Pada tahun 1988 kedua negara itu berkonflik lagi, kali ini di Kepulauan Spratly, tepatnya di Karang Johnson. China memenangi konflik ini dan 60 orang tewas di pihak Vietnam.

Bila dibandingkan dengan kedua konflik ini, perselisihan antara Filipina, baik dengan China, Vietnam, maupun Malaysia, tergolong minor.

Saling Klaim


Klaim wilayah, China memotong ZEE Indonesia

China mendeklarasikan memiliki bagian terbesar teritori Laut China Selatan, mencakup ratusan kilometer di selatan dan timur Hainan, provinsi paling selatan negara itu. China mengklaim berhak berdasarkan sejarah berusia dua ribu tahun yang menyatakan Paracel dan Spratly sebagai bagian integral bangsa China. Pada tahun 1947 China menerbitkan sebuah peta yang memerinci klaim wilayahnya, tentu saja menyertakan kedua kepulauan tersebut.

Taiwan, yang memiliki nama resmi Republik China, juga mengklaim Paracel dan Spratly sebagai bagian teritorinya dengan alasan historis yang sama.

Vietnam jelas menentang klaim peta China tersebut. Vietnam berpendapat China tidak pernah menyatakan kedaulatannya di kedua kepulauan tersebut sebelum tahun 1940-an. Sama seperti China dan Taiwan, Vietnam bersikeras Paracel dan Spratly ada di teritorinya. Vietnam menyatakan memiliki dokumen-dokumen yang membuktikan telah berkuasa di Paracel dan Spratly sejak abad ke-17.

Sedangkan Filipina hanya menginginkan Spratly. Yang kerap menjadi sengketa adalah Beting Scarborough, berjarak 160 km dari pulau terluar Filipina dan sekitar 800 km dari daratan terdekat China.

Filipina bersenjatakan Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang menetapkan zona ekonomi eksklusif tidak boleh melebihi 200 mil laut (sekitar 321 km) dari garis pangkal pengukuran lebar laut teritorial.
Sama-sama memakai senjata Konvensi PBB tersebut, Malaysia dan Brunei Darussalam mengklaim memiliki beberapa pulau kecil di gugus Spratly.

Militer Malaysia telah menduduki tiga pulau kecil di gugus kepulauan tersebut, sedangkan Brunei menyatakan memiliki bagian terselatan Spratly.

Sumber Daya Alam

Alasan utama sengketa perebutan wilayah Laut China Selatan adalah kandungan gas alam dan minyak buminya. China menerbitkan estimasi tertinggi, menyatakan Paracel dan Spratly mungkin mengandung 213 miliar barel minyak bumi. Angka ini sekitar tujuh kali lipat perkiraan para peneliti Amerika Serikat.

Gas alamnya pun melimpah. Menurut Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat, Laut China Selatan memiliki sekitar 25 triliun meter kubik gas alam, sama besar dengan cadangan gas alam Qatar.

Belum lagi kekayaan ekosistem perairannya. Selain itu, lebih dari 50 persen perdagangan dunia melewati Laut China Selatan. Lokasinya pun strategis untuk pos pertahanan militer.

Akhir Februari lalu Filipina mengundang perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi melalui eksplorasi minyak bumi di lepas pantai Laut China Selatan. Izin eksplorasi direncanakan diberikan kepada 15 blok, tiga di antaranya ada di wilayah sengketa. China menyatakan tindakan Filipina tersebut ilegal karena tanpa izin mereka.

Urusan tuduh-menuduh bukan hal baru dalam sejarah sengketa Laut China Selatan. Tahun lalu Filipina menuduh China masuk tanpa izin ke wilayah perairannya dan mencoba mengganggu sebuah eksplorasi minyak bumi lepas pantai di dekat Pulau Palawan. Filipina juga menuduh China mencoba membangun pertahanan militer di Spratly.

Vietnam juga pernah menuduh China mencoba menyabotase dua operasi eksplorasi Vietnam. Tuduhan ini memicu protes anti-China di jalan-jalan di Hanoi dan Ho Chi Minh. Sebaliknya, China menuduh Vietnam memprovokasinya karena pernah melakukan latihan menembak di salah satu pesisirnya.

Campur Tangan Internasional

China berusaha bernegosiasi dengan negara-negara lain yang menginginkan kedaulatan di Laut China Selatan. Namun China cenderung ingin bersepakat di belakang layar, yang kemudian ditentang pihak seberang meja dengan membawa isu ini ke mediasi internasional.

Salah satu hasil mediasi internasional adalah Konvensi PBB tahun 1982 yang mencantumkan kesepakatan berisi kerangka solusi. Saat dipraktikkan, konvensi itu malah memicu salip-menyalip pengakuan kedaulatan. Konvensi itu juga tidak berpengaruh apa-apa terhadap klaim historis China dan Vietnam atas Paracel dan Spratly.

Pada 4 November 2002, ASEAN dan China juga mendeklarasikan kesepakatan kode etik, salah satunya menyelesaikan sengketa tanpa ancaman atau penggunaan senjata.

Filipina dan Vietnam juga telah mempunyai perjanjian bilateral dengan China, namun perjanjian itu hampir tidak berpengaruh dalam menyelesaikan sengketa di Laut China Selatan.

Selain keenam negara yang bersengketa, Amerika Serikat juga punya kepentingan di laut tersebut. Kepentingan ini berhubungan dengan fakta Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran lebih dari setengah perdagangan dunia.

Ada pula kepentingan militer, sehingga tak heran Amerika Serikat menempatkan pos militernya di sana. Walau menyatakan akan bersikap netral, ternyata Paman Sam memberikan bantuan militer kepada sekutu lamanya, Filipina.

Laut China Selatan bisa jadi akan perang. Bulan lalu, China menyatakan telah memulai patroli laut yang siaga perang. Tindakan ini untuk menentang sebuah hukum Vietnam yang mendeklarasikan kedaulatan Vietnam atas Paracel dan Spratly.

Kepentingan Amerika Serikat di Laut China Selatan


Wilayah sengketa laut china selatan

Perjalanan 11 hari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton ke enam negara Asia menunjukkan kuatnya keinginan AS mempertahankan dominasi mereka di Asia Pasifik. AS ingin memperlihatkan dirinya sebagai penengah dalam penyelesaian ketegangan di Laut China Selatan.

Isu Laut China Selatan menjadi tema pembicaraan yang dibawa Hillary setiap kali mendarat di negara yang ia kunjungi. AS seakan menjadi negara yang bijak untuk meminta negara-negara yang bersengketa untuk tidak menggunakan kekuatan militer dalam menyelesaikan konflik wilayah di kawasan itu.

Ketegangan di Laut China Selatan meningkat karena negara-negara di sekitar kawasan itu saling mengklaim wilayah mereka. Kita melihat bagaimana ketegangan yang terjadi antara Filipina dan China, China dan Jepang, China dan Vietnam, dan banyak lagi.

Kawasan Laut China Selatan bukan hanya strategis dalam lalu lintas laut, tetapi juga kaya dengan sumber daya alam. Itulah yang membuat semua negara saling mengklaim wilayah karena ada potensi ekonomi yang luar biasa di kawasan itu.

Secara ekonomi dan militer memang China dianggap sebagai negara yang paling superior dalam perebutan wilayah di Laut China Selatan itu. Semua negara sungguh khawatir jika sampai persoalan itu tidak bisa diselesaikan secara damai, maka China akan bisa mendominasi.

Bagi AS sendiri persoalannya bukan sekadar China dikhawatirkan akan bisa menguasai wilayah tersebut. Yang lebih ditakutkan AS akan pengaruh China yang akan semakin menguat dan secara perlahan akan menggeser dominasi AS sebagai penguasa dunia.

Untuk itulah AS mencoba turut campur dalam penyelesaian sengketa yang terjadi di kawasan Laut China Selatan. AS bukan hanya ingin mengirimkan pesan bahwa mereka masih hadir di kawasan itu, tetapi sekaligus menekan China agar tidak berbuat macam-macam.

Upaya untuk mengimbangi pengaruh China memang menjadi strategi global AS. Langkah itu tidak hanya dilakukan melalui jalur diplomasi, tetapi juga dengan menggunakan kekuatan militer. AS terus memperkuat keberadaan militer mereka di kawasan Asia Pasifik.

Salah satu yang menjadi bagian dari strategi global mereka adalah penempatan pasukan marinir di Darwin, Australia. Keberadaan pasukan khusus Angkatan Laut AS di utara Australia bukan untuk mengancam Indonesia, tetapi untuk memberikan pesan kepada China bahwa mereka masih menguasai kawasan Asia Pasifik.


Hillary Rodham Clinton (Menlu AS)

Dengan krisis ekonomi yang dihadapi AS, memang mereka tidak bisa serta merta membangun pangkalan militer di Asia Pasifik ini. Keberadaan pasukan marinir AS di Darwin sangatlah minimal dan tidak cukup untuk menggentarkan militer China.

Namun China sendiri belum berniat untuk melengkapi penguasaan ekonomi dengan kekuatan militer. China masih dalam proses untuk memperkuat perekonomian negara mereka dan menyejahterakan kehidupan rakyatnya.

Ketika ekonomi mereka semakin solid dan kehidupan rakyatnya semakin membaik, bukan tidak mungkin China akan juga memainkan kekuatan militernya. Kekuatan militer akan ditempatkan di wilayah-wilayah yang banyak kepentingan ekonomi mereka.

Sekarang ini perusahaan China mulai merambah dunia. Dengan kekuatan modalnya, China menancapkan kekuatan ekonominya. Kita lihat bagaimana Afrika sekarang ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan China. Mereka menggeser negara-negara Eropa yang selama ini menjajah negara-negara di Benua Hitam tersebut.

Kecepatan penguasaan ekonomi China membuat AS gentar. Mereka baru tersadar bahwa China mampu membangun kekuatan ekonomi yang begitu cepat. Secara de facto, China boleh dikatakan sudah menjadi kekuatan ekonomi nomor satu di dunia menggantikan AS.

Inilah yang membuat AS kemudian bergerak cepat untuk tetap menancapkan pengaruhnya. AS tidak mau sampai tergeser sebagai penguasa dunia. Mereka ingin tetap dianggap sebagai penguasa tunggal dan juga polisi dunia.

Kunjungan tidak sampai 24 jam ke Jakarta merupakan bagian untuk mendapat dukungan politik dari Indonesia. Menlu Hillary ingin menyampaikan pesan kepada China bahwa mereka masih dianggap sebagai penentu di dunia dan mereka ingin membuktikannya dalam penyelesaian ketegangan di Laut China Selatan.

Isu bilateral seperti pemberian pesawat F-16 maupun masalah Papua hanyalah sekadar pemanis. Hillary tidak sedang membawa pesan tentang peningkatan hubungan kedua negara, tetapi lebih mencari kawan untuk menancapkan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik.

Sengketa China-Jepang Di Wilayah Laut China Timur


Peta wilayah sengketa Laut China Timur

Selain bersengketa dengan beberapa negara Asia Tenggara di Laut China Selatan, Beijing juga bersengketa dengan Tokyo di Laut China Timur. Kedua negara saling mengklaim atas wilayah Kepulauan Senkaku atau Diayotai. Dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara, praktis di Laut China Timur, China tidak bisa seenak hatinya mengintimidasi Jepang karena kekuatan militer Jepang jauh lebih modern dibandingkan gabungan empat negara ASEAN yang bersengketa dengan China di Laut China Selatan.

Salah satu pertanyaan menarik adalah bagaimana sebenarnya peran Amerika Serikat dalam sengketa ini? Secara kasat mata, Washington tidak terlalu aktif bersikap dibandingkan dengan sengketa di Laut China Selatan. Namun ada dugaan kuat bahwa Amerika Serikat bermain di balik layar guna mendorong Tokyo bersikap keras guna menghadapi asertivitas Beijing. Ketidakaktifan Amerika Serikat dalam bersikap bisa jadi karena Washington percaya akan kredibilitas Jepang guna merespon tindakan-tindakan China.

Dikaitkan dengan sengketa Laut China Selatan, apakah Amerika Serikat di belakang layar memainkan suatu skenario yang substansinya adalah untuk mengelilingi China? Dengan kata lain, sangat mungkin kartu sengketa Laut China Timur sebenarnya dimainkan juga oleh Washington terkait dengan sengketa Laut China Selatan untuk menghadapi China.

China Marah akan Sikap Amerika Serikat


Peta wilayah Laut China Timur

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak akan ikut campur dalam sengketa antara Jepang dan China atas kepulauan di Laut China Timur. Namun, sikapnya itu justru memicu kemarahan Beijing.

Seperti yang dikutip dari Voice of America, Pemerintahan Obama mengatakan Amerika tidak mengambil “sikap tentang siapa yang berdaulat” atas kepulauan yang dikuasai Jepang yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China. Perairan di sekitarnya kaya akan ikan, serta cadangan minyak dan mineral.

Namun, Amerika telah berulang kali mendesak kedua negara itu untuk menghindari insiden yang bisa memperkeruh perselisihan itu, dan memulai perundingan untuk mengatasinya.

Jepang menduduki kepulauan kecil itu pada 1895 sampai akhir Perang Dunia II, dan kemudian diambil alih Amerika. Amerika mengembalikan kepulauan itu kepada Jepang pada 1972, menuai protes dari China yang menyatakan kepulauan itu sebagai wilayah China setahun sebelumnya.

Sengketa ini memanas lagi bulan lalu, ketika orang-orang China dan Jepang tiba di pulau-pulau itu untuk menegaskan klaim negara mereka masing-masing. Para pejabat Amerika menanggapi dengan mendesak Jepang dan China untuk mengatasi sengketa itu secara damai.

Guru besar Naval War College Toshi Yoshihara mengatakan posisi Amerika dirumitkan dengan piagam perjanjian pada 1960 yang menjanjikan militer Amerika apabila wilayah yang dikuasai Jepang diserang.

Para pejabat Amerika mengatakan, mereka menganggap kepulauan yang disengketakan itu sebagai bagian dari wilayah yang tercakup oleh perjanjian pertahanan itu. Tetapi, mereka menolak menguraikan keadaan apa yang akan memicu intervensi militer Amerika.

Yoshihara mengatakan Amerika tidak ingin mengatakan apa pun yang bisa mendorong Jepang untuk menghadapi konfrontasi dengan China. Namun, ia mengatakan pendekatan Amerika juga membuat sebagian pembuat kebijakan Jepang tidak nyaman.

“‘Sebagian orang Jepang ragu dengan jaminan Amerika tentang kepulauan itu dan menghendaki penjelasan lebih lanjut,” katanya.

Upaya Amerika untuk meyakinkan Jepang tentang perjanjian itu telah memicu kemarahan China. Pekan lalu, ketika Menteri Luar Negeri Hillary Clinton melakukan perjalanan di Asia, media pemerintah China menuduh Amerika menjalankan kebijakan “berbahaya” dan “bertentangan” tentang kepulauan itu karena Amerika mengakui penguasaan Jepang atas kepulauan itu dan menyebut kepulauan itu dengan nama Jepang.

Komplikasi lain mengenai posisi Amerika muncul dari Perjanjian Status Pasukan tahun 1972 di mana Jepang mengizinkan militer Amerika menggunakan dua pulau yang disengketakan itu sebagai tempat latihan penembakan untuk masa tak terbatas.

Sengketa Semakin Memanas, China Peringatkan Jepang

Hubungan China dan Jepang kian memanas terkait sengketa pulau di Laut China Timur. Menteri Pertahanan (Menhan) China Liang Guanglie bahkan mengingatkan, negaranya punya hak untuk mengambil tindakan lebih jauh guna menyelesaikan sengketa wilayah dengan Jepang. Namun dia berharap konflik ini bisa diselesaikan lewat diplomasi.

Dikatakan Liang, pemerintah China terus mengawasi dengan cermat situasi di wilayah sengketa Laut China Timur.

“Dan kami punya hak untuk tindakan lebih jauh,” cetus pejabat tinggi China itu dalam konferensi pers bersama Menhan Amerika Serikat Leon Panetta di Beijing, China seperti dilansir AFP, Selasa (18/9/2012).

“Tentunya meski begitu, kami masih mengharapkan solusi damai atas masalah ini,” imbuh Liang ketika ditanya apakah China akan menggunakan kekuatan militernya dalam krisis ini.

Jepang dan China telah lama bersengketa atas pulau-pulau di Laut China Timur yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China. Kepulauan itu penting karena letaknya strategis di rute perkapalan penting dan kaya akan ikan serta diduga memiliki cadangan minyak. Pulau-pulau itu diklaim oleh Jepang namun juga diklaim oleh China dan Taiwan.

Pekan lalu pemerintah Jepang mengumumkan untuk membeli pulau-pulau di wilayah sengketa tersebut. Sejak itu aksi-aksi unjuk rasa anti-Jepang marak digelar.

Liang menyalahkan pemerintah Tokyo atas memanasnya situasi. Dikatakannya, pulau-pulau itu telah menjadi milik China selama berabad-abad, sejak dinasti Ming.

“Eskalasi ketegangan saat ini atas sengketa ini total disebabkan oleh pihak Jepang,” cetus Liang.

Dalam konferensi pers itu, Panetta mengimbau kedua negara untuk tetap tenang dan menahan diri. “Sehubungan dengan ketegangan saat ini, kami megimbau semua pihak untuk tenang dan menahan diri,” kata Menhan AS tersebut.

Perkembangan terkini: Kapal Induk Pertama China Mulai Dioperasikan hari ini


Kapal Induk China (AFP)

Kapal induk pembawa pesawat tempur milik China untuk pertama kalinya dioperasikan. Penggunaan kapal bernama Liaoning ini merupakan bagian dari peningkatan kemampuan militer China dalam fungsi pertahanan, di tengah ketegangan maritim di kawasan tersebut.

“Memiliki kapal pembawa pesawat dalam jajaran militer kita merupakan langkah penting dalam peningkatan kemampuan pertahanan angkatan laut negara kita ke tingkat yang lebih modern,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan China seperti dilansir AFP, Selasa (25/9/2012).

Liaoning merupakan kapal bekas milik Soviet yang dibeli dari Ukraina, kemudian diperbaiki dan dimodifikasi untuk digunakan oleh militer China. Kapal yang memiliki panjang 300 meter ini dinamai dengan nama provinsi yang menjadi lokasi kota pelabuhan utama kota Dalian, yang juga menjadi lokasi perbaikan dan modifikasi kapal ini.

Media setempat melaporkan, kapal ini resmi diserahkan kepada pihak Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China pada Minggu (23/9/12) waktu setempat. Pengoperasian kapal ini dimulai hari ini dan menjadi penanda China sebagai anggota Dewan Keamanan PBB terakhir yang memiliki kapal induk pembawa pesawat.

Kementerian Pertahanan China menyatakan, penggunaan kapal ini akan “meningkatkan kemampuan pertahanan (China), mengembangkan kapasitas kerjasama di kawasan laut dalam kaitannya dengan ancaman keamanan dan akan lebih efektif dalam membela kepentingan bangsa, seperti kedaulatan negara, keamanan, dan pengembangan.”

Berkembang spekulasi soal tujuan utama penggunaan kapal ini. Disebut-sebut pengoperasian Liaoning berkaitan dengan sengketa pulau Diaoyu atau Senkaku dengan Jepang. Selain itu, pengumuman ini juga dilakukan di tengah-tengah ketegangan maritim di kawasan Laut China Selatan antara China, Jepang, Vietnam, dan Filipina, yang tentu saja memicu kecurigaan.

Meskipun sejak tahun lalu, otoritas China telah berulang kali menegaskan bahwa pembenahan kapal bekas Soviet itu sama sekali tidak ditujukan untuk meningkatkan ancaman bagi negara-negara tetangganya. China menyatakan, kapal tersebut diutamakan untuk pelatihan militer dan tujuan penelitian.

Baca artikel terkait: Pulau Natuna Menyimpan Cadangan Gas Alam Terbesar Di Dunia

sumber:
http://www.metrotvnews.com
http://m.mediaindonesia.com
http://www.vhrmedia.com

http://news.detik.com

Belajar Penerapan Syariat Islam dari Negeri Kelantan (Malaysia)


Peta wilayah kelantan

Apa yang Anda tahu dari Kelantan? Pasti tidak sedikit yang menjawab Manohara Odelia Pinot.

Begitu juga kalau googling kata Kelantan di internet, banyak situs dalam negeri yang memberitakan kasus gadis cantik asal tanah air ini dengan Putra Mahkota Kerajaan Kelantan, Pangeran Tengku Muhammad Fakhry.

Beberapa waktu lalu, kasus itu mencuat dan menjadi sorotan media di tanah air. Hal ini menunjukkan bahwa berita soal negeri yang luasnya sekitar 14.922 km2 ini, di negeri kita masih didominasi seputar Manohara dan Tengku Fakhry. Tapi, apa benar berita yang paling menarik di Kelantan-Malaysia hanya soal kisruh rumah tangga itu? Ternyata tidak! Jadi, apa itu?

Belum lama ini, dalam lawatannya ke Kelompok Media Hidayatullah, Menteri Komunikasi dan Informasi Negeri Kelantan Yang Berhormat (YB) Dr. Mohammad Fadli bin Dato’ Haji Hassan mengatakan, berita yang tersiar di luar Kelantan selama ini memang masih didominasi berita tidak penting dan cenderung tendensius pada Kelantan.

Hal itu, menurutnya, karena Islam mulai berkembang pesat di sana. Tidak hanya berita seputar Manohara dan Tengku Fakhry, kata Fadli, kebanyakan berita asing tidak adil memberitakan soal Kelantan. Apalagi pada media ada adagium: good news is bad news and bad news is good news. Dalam hal ini, bagi media asing sekuler, perkembangan Islam di Kelantan merupakan mimpi buruk. Karena itu, wajar bila selama ini media menyorot hal-hal yang remeh temeh dan cenderung tendensius.

Kini, kesan yang tergambar di Kelantan adalah wujud intoleran, dan eksklusif. Padahal, faktanya Islam di Kelantan justru menjadi berkah bagi sekitar 1.6 juta jiwa warganya. Bahkan, keberkahannya itu tidak saja bagi warga muslim, tapi juga nonmuslim yang mayoritas orang China kaya raya.

Karena itu, doktor Fadli pun menegaskan, bila kedatangannya ke Indonesia itu untuk mengabarkan kondisi kehidupan warga Kelantan yang makmur di bawah Islam. Fadli pun berharap, orang di luar Kelantan, khususnya warga Indonesia yang mayoritas Islam secara obyektif bisa menilai Kelantan.

Seperti dikatakan Fadli, kini di Kelantan tidak ada lagi tempat pelacuran, diskotik, miras, atau pun panti pijat. Tidak adanya tempat haram itu justru yang paling merasa diuntungkan adalah ibu-ibu China.

Faktanya, mereka datang dan berterimakasih kepada pemerintah Kelantan. Katanya, dengan tidak adanya tempat pelacuran dan miras, suami mereka tidak pulang larut malam lagi. Uang mereka juga tidak habis sia-sia.

Kemilau Islam di Kelantan juga menyedot perhatian orang di negeri luar Kelantan. Hampir tiap pekan tidak sedikit orang, baik muslim maupun nonmuslim yang berkunjung ke Kelantan hanya sekadar melihat-lihat dan menanyakan bagaimana Islam diterapkan di Kelantan. Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, mayoritas mereka takjub dan tertarik terhadap peragaan Islam yang ada di Kelantan.


Peta lokasi kelantan di malaysia (warna kuning)

SELAYANG PANDANG

Nama resmi : Kelantan Darul Naim

Ibu Kota (dan Kota Diraja) : Kota Bharu

Lagu negeri : Selamat Sultan

Motto : Berserah kepada Tuhan Kerajaan Kelantan

Bendera Negeri :

Lambang Negeri :

Partai Pemerintah : PAS (Pan-Malaysia Islamic Party / Partai Islam se-Malaysia)

Sultan : Sultan Muhammad ke-V

Menteri Besar : Nik Abdul Aziz bin Nik Mat

Sejarah :
– Penjajahan Siam (Thailand) : 1603
– Penjajahan Inggeris : 1909
– Penjajahan Jepang : 1942-1946
– Pembentukan Persekutuan Tanah Melayu : 1948

Luas wilayah : 14,922 km²

Populasi :
– Sensus 2010 : 1,678,001 jiwa
– Sensus 2000 : 1,313,014 jiwa
– Kepadatan : 112.45/km²

Kelantan, secara resmi di sebut dengan Negeri Kelantan Darul Naim merupakan salah satu negara bagian dari 13 buah negera bagian di Malaysia yang kaya dengan sumber alam. Ibukotanya terletak di Kota Bharu, Mempunyai wilayah lebih kurang 14.922 km², terletak di timur laut Semenanjung Malaysia, berhadapan dengan Laut China Selatan, dan berbatasan dengan Thailand.

Negeri Kelantan merupakan salah satu negeri “tradisional” orang Melayu. Ia merupakan satu-satunya negeri yang tidak dikuasai oleh partai Barisan Nasional (UMNO). Parti PAS memenangkan pemilu DUN pada 1990 di negara bagian ini, dan berhasil bertahan hingga kini.

Sultan Kelantan sejak 1979 ialah Sultan Ismail Petra manakala Menteri Besarnya ialah Mursyidul Am PAS, Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Bin Nik Mat.


peta wilayah adm. kelantan

Kelantan Darul Naim, secara Administratif terdiri dari 10 daerah (kabupaten), yaitu:
1. Bachok
2. Gua Musang
3. Jeli
4. Kota Bharu
5. Kuala Krai
6. Machang
7. Pasir Mas
8. Pasir Puteh
9. Tanah Merah
10. Tumpat

Bandar bandar utama di negeri Kelantan termasuk Kota Bharu (ibu negeri), Tanah Merah, Machang, Pasir Puteh, Pasir Mas, Kuala Krai, Jeli, Rantau Panjang dan Pangkalan Chepa.

Secara Geografis, Negeri Kelantan mengalami iklim tropis, dimana hampir setiap tahun hujan turun dengan berselang-seling mengikut bulan tertentu pada setiap tahun. Biasanya hujan yang lebat akan terjadi selama beberapa hari atau beberapa bulan akan turun pada bulan November, Desember dan Januari. Suhu setiap hari rata-rata 21 °C

Secara Budaya, Kelantan merupakan negeri yang berbatasan dengan wilayah – wilayah selatan Thailand yang dulu dikenal sebagai Negeri Patani Darul Salam. Dari segi sejarahnya, Kelantan mempunyai hubungan sejarah yang sangat akrab dengan Kesultanan Melayu Patani yang didukung oleh Kesultanan Melayu Islam. Di mana Kesultanan Melayu Kelantan mempunyai pertalian darah dengan Kesultanan Melayu Patani dan juga Kesultanan Melayu Negeri Champa. Setelah Kesultanan Melayu Patani dikhianati oleh Siam dan British maka ia telah demonisasi oleh Thailand. Negeri Pattani telah dipecah menjadi beberapa wilayah-wilayah kecil yang terdiri dari Yala, Narathiwat, Patani dan Songkla.

Di bawah perjanjian British-Siam pada tahun 1948 demografi pemerintahan selatan siam telah dipisahkan. Kelantan di bawah Malaysia dan negeri-negeri Pattani di bawah Thailand.

Oleh yang demikian Kelantan mempunyai budaya yang unik yang sangat berkait rapat dengan budaya Negeri Patani. Asimilasi antara budaya Melayu, Siam ,dan Islam menghasilkan permainan rakyat seperti Dikir Barat, Main Puteri, Mak Yong dan seumpamanya. Mak Yong dipengaruhi oleh budaya Siam (Thailand), sementara Dikir Barat pula mempunyai unsur-unsur Islam. Main Puteri pula dikatakan diresapi oleh budaya Hindu. Salain itu ada jua permainan bajak laut dan bajak orang. Permainan bajak laut dimainkan di tengah laut oleh tentara laut, lengkap dengan kapal-kapal bersenjata yang lengkap. Kalau bajak orang dimainkan oleh orang-orang kaya berduit yang menginginkan orang lain menjadi hilang, tidak keliatan, meninggal dunia, atau menjadi miliknya ibarat memiliki ternak peliharaan, lengkap dengan hak milik segala secara sah.

Kelantan juga kaya dengan makanan tradisional dan berlainan dengan makanan Melayu di negeri lain. Di antara makanan tradisional Kelantan yang berkhasiat dikenali sebagai budu.

POLITIK DAN DAKWAH

Kondisi Islam di Kelantan seperti sekarang setidaknya dimulai dua dasawarsa lalu. Ketika Pan-Malaysia Islamic Party (PAS), partai oposisi di Malaysia memenangkan pemilu pada tahun 1990. Ketika itu, Kelantan dipimpin oleh YAB Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz bin Nikmat.

Awalnya, banyak tokoh yang meragukan kepemimpinan beliau: Apakah guru agama bisa memimpin negara. Tapi, keraguan itu ditepis olehnya. Kelantan bisa dipimpin dengan baik. Bahkan, akhirnya bisa maju di berbagai bidang: pendidikan, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Kesemuanya itu dibangun dengan pendekatan Islam.

Dari sisi historisnya, Kelantan sebenarnya sangat erat dengan syariat Islam. Lihat saja, kata DR. Fadli, sejak tahun 1511, Malaysia, termasuk Kelantan, diperintah raja-raja yang menjalankan syariat Islam. Bukti sejarah itu pun ada berupa UU yang berdasarkan syariat Islam, seperti UU jinayah, muamalah, dan negara. Tapi, setelah sekitar 400 tahun di bawah jajahan Inggris, syariat Islam di Malaysia, khususnya di Kelantan mengalami defisit yang signifikan.

Modus yang dilakukan penjajah awalnya adalah perdagangan. Mereka melakukan jual beli. Tapi, lambat laun, mereka tidak saja berdagang, melainkan melakukan penjajahan.

Mulanya menjajah secara ekonomi, lalu kemudian menjajah syariat Islam. “Mereka mengubah cara pandang dan hidup dan mengubah syariat Islam di Malaysia dan Kelantan secara perlahan-lahan,” tegas Fadli.

Akibatnya, terjadilah sekularisasi: pemisahan antara agama dan negara. Negara dikelola dengan hukum penjajah. Syariat Islam dihilangkan. Tapi, lambat laun, ulama bangkit. Mereka ingin agar syariat diberlakukan kembali.

Tapi, culasnya penjajah tidak mau begitu saja. Penjajah bersedia memberikan kemerdekaan asal syariat Islam tidak dipakai sebagai konstitusi. Karena itu terpecah menjadi dua kelompok: yang mau tetap Islam dan ada yang ingin Islam dan kemerdekaan. Jadilah Malaysia seperti sekarang ini.

Usaha mengembalikan syariat Islam di Kelantan masih berjalan hingga kini, hanya dengan cara yang berbeda dan elegan. Di Kelantan setidaknya ada dua gerakan yang memperjuangkan syariat Islam. Satu gerakan partai PAS dan yang kedua gerakan LSM atau NGO biasa.

NGO mengusung dakwah dan tarbiyah. Tapi, hebatnya, dua gerakan ini bisa bersinergi dan saling mendukung. LSM di Kelantan mendukung partai dalam setiap pemilu. Karena itu, PAS di Kelantan selalu menang. “Perjuangan kita tidak saja lima tahun di pemilu. Tapi jauh ke depan. Dan itu kita bangun dengan bahu membahu setiap elemen, baik yang berada di partai ataupun NGO,” kata Fadli.


Peta negeri kelantan di malaysia

Sebagai negara bagian, Kelantan harus mengikuti sistem negara persekutuan Malaysia yang terpusat di Kuala Lumpur. Karena itu, untuk peraturan syariat Islam Kelantan harus pandai-pandai mengatur strategi. Tidak bisa langsung frontal dengan pemerintah. Sebab, sekitar 80 persen UU harus terpusat. Meski faktanya, Kelantan juga kerap disebut pembangkang.

Dalam mengusung syariat Islam misalnya, Kelantan memakai istilah lain, yaitu negeri berkebajikan perjuangan. Meski istilah beda, tapi substansi yang diperjuangkan sama, Islam. Tapi, hal itu menghindari kesan negatif terhadap Islam. Kini, Islam sudah bisa diterima masyarakat. Perbankan syariah muncul, pendidikan Islam menjamur, dan sistem sosial secara Islam sudah mulai diberlakukan. Meski belum seratus persen syariat Islam, tapi setidaknya Islam di Kelantan sudah dielu-elukan masyarakat.

Fadli bercerita, suatu saat ia ditanya warga Kelantan keturunan China. “Syariat Islam kan tidak manusiawi. Hukumnya kasar dan kejam: seperti pezina harus dirajam?”

Fadli balik bertanya. “Apa yang akan Anda lakukan jika pulang ke rumah dan melihat istrimu dizinahi orang lain”? Orang China tersebut menjawab, “Saya akan ambil parang lalu membacoknya”.

Lantas, bagaimana bila Anda melihat di rumah anak perempuan Anda dizinahi orang yang bukan suaminya? Seperti di awal, orang China itu menjawab, “Saya akan ambil parang lalu menebas lehernya.”

Fadli pun berkata, “Nah, adanya hukum rajam itu agar perzinahan tidak terjadi. Mereka pasti takut dirajam.”

Lain waktu Fadli ditanya lagi, dan lagi-lagi orang China. “Kenapa orang mencuri harus dipotong tanganya, bukankah itu kejam?”

“Lho, bukannya dengan dipotong tangannya, orang tidak akan berani mencuri. Dan dengan itu, mencegah kriminalitas,” jawabnya.

Orang China tersebut masih diam. Fadli pun melanjutkan, “Bukannya dengan tidak ada pencurian harta kalian jadi aman. Bukankan kalian (Orang China) di Kelantan mayoritas kaya dan tauke?” tuturnya.

baca artikel terkait: Mengenal lebih dekat negeri jiran: Malaysia

hidayatullah.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelantan
http://www.malaysiamap.org

Industri Keuangan Syariah Indonesia Kalahkan Uni Emirat Arab

Jakarta – Bank Indonesia (BI) bangga Industri keuangan syariah Indonesia masuk peringkat empat dunia pada tahun ini.

Pada tahun-tahun sebelumnya, industri keuangan syariah Indonesia bahkan tidak pernah masuk lima besar dunia. “Alhamdulillah tahun ini kita berada di level keempat yang selama ini kita tidak pernah masuk lima besar,” ujar Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya Siregar di Jakarta, Kamis (13/10).

Ditambahkannya, industri keuangan syariah Indonesia menduduki peringkat keempat dunia setelah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi. Posisi Indonesia berada di atas negara-negara yang selama ini dikenal terkemuka dalam industri keuangan syariah seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Pakistan dan Bahrain.

Peringkat keempat tersebut berdasarkan hasil survei dari Islamic Finance Country Index dari Global Islamic Finance Report yang dikeluarkan oleh BMG Islamic, sebuah lembaga konsultan bisnis dan manajemen terkemuka yang berbasis di London.

“Penilaian itu berdasarkan ukuran-ukuran tertentu dan bobot yang bervariasi, seperti jumlah lembaga keuangan syariah, izin pengaturan syariah, besarnya volume industri, edukasi dan budaya, serta kelengkapan infrastruktur,” pungkasnya.

http://ekonomi.inilah.com

Mata Uang Koin Emas & Perak : Setelah Kelantan dan Utah, Bagaimana Dengan Kita?

Oleh: Muhaimin Iqbal

ENTAH siapa yang lebih pinter dan lebih berpikiran maju di era tidak berdayanya mata uang kertas dalam menghadapi krisis financial global yang masih segar di ingatan kita, tetapi ada tiga peristiwa penting yang bisa jadi pelajaran kita yang terjadi dalam setahun terakhir ini dalam hal mata uang dunia.

Di Indonesia pekan lalu tanggal 24 Mei 2011, di Komisi XI DPR RI seluruh fraksi menyetujui RUU Mata Uang untuk selanjutnya dibawa ke rapat Paripurna untuk mendapatkan pengesahan. Di Amerika Serikat, salah satu negara bagiannya yaitu Utah dua bulan sebelumnya tepatnya tanggal 25 Maret 2011 – Gubernur negara bagian itu secara resmi menanda tangani apa yang disebut Utah Legal Tender Act, yang intinya mengakui koin emas dan perak sebagai salah satu uang resmi yang bisa di gunakan di negara bagian itu.


Peta lokasi Negara bagian Utah (AS)

Utah sebenarnya bukan negara bagian yang pertama yang secara resmi mengakui koin emas dan perak sebagai uangnya, di negeri tetangga kita negara bagian Kelantan – Malaysia sudah mendahuluinya hampir satu tahun lalu untuk secara resmi menggunakan koin emas Dinar dan koin perak Dirham sebagai uang di negara bagiannya.

Yang bisa menjadi pelajaran menarik adalah alasan di belakang kerja keras melawan arus yang dilakukan oleh para legislator yang berhasil meng-goal-kan koin emas dan perak tersebut sebagai uang resminya. Mengapa mereka sampai mau bersusah payah ‘melawan’ negara federal yang hanya mengakui uang kertas-nya sebagai uang resmi dengan meng-goal-kan koin emas dan perak juga sebagai uang resmi?

Di Kelantan selain mereka tahu keperkasaan daya beli Dinar dan Dirham, upaya menggunakannya kini tidak terlepas dari upaya untuk menegakkan syariat – maka Dinar dan Dirham di negeri itu disebut sebagai Matawang Syariah. Mereka juga melakukan berbagai upaya untuk memasyarakatkan Matawang Syariah ini, selain untuk membayar sebagain gaji pegawai – mereka juga menjadikannya sebagai identitas tersendiri. Bahkan di bandara udara sebagai pintu masuk Kelantan orang akan disambut dengan tulisan “Negara Dinar dan dirham”.


Peta lokasi Negara bagian Kelantan (Malaysia)

Utah tentu saja tidak concern dengan syariat, tetapi juga membutuhkan uang dari emas dan perak ini karena mereka yakin bahwa Dollar-pun seharusnya di backed –up dengan emas atau perak. Krisis financial tiga tahun terakhir yang hingga kini belum sembuh benar, telah membuat masyarakat yang cerdas negeri bagian itu mengkawatirkan kebijakan-kebijakan Obama yang akan bisa membuat uang Dollar mereka collapse.

Kekawatiran ini tentu saja amat sangat beralasan karena sebelum gejala krisis muncul awal 2007, untuk membeli 1 Oz emas hanya dibutuhkan uang kertas US$ 600-an dan kini hanya dalam waktu kurang lebih 4 tahun kemudian, untuk membeli 1 Oz emas yang sama dibutuhkan lebih kurang dua setengah kalinya yaitu US$ 1,500-an.

Di belahan dunia lain di negeri ini, para legislator kita yang saya yakin betul bahwa lebih banyaknya Muslim sehingga mereka tentunya paham bahwa nishab zakat ditimbang dengan Dinar atau Dirham dan bukan Rupiah, nishab pencuri dan uang diyat dlsb juga ditimbang dengan Dinar atau Dirham, tidakkah mereka ingin mengikuti legislator Kelantan yang menjadi facilitator bagi rakyat/umatnya untuk dapat melaksanakan syariat dengan lebih akurat?

Saya agak yakin pula bahwa mereka mestinya juga paham dengan apa yang terjadi dengan daya beli uang kertas dalam dua dasawarsa terakhir – lebih-lebih para legislator ini pastinya sudah memasuki usia dewasa ketika uang kertas kita nyaris lumpuh dan daya belinya anjlog tinggal seperempatnya pada krisis 1997/1998.

Melalui kehancuran mata uang kertas ini pula, sejumlah besar asset terbaik negeri ini berpindah tangan – mulai dari BUMN-BUMN telekomunikasi, perbankan sampai sejumlah industri kini berada ditangan asing – karena murahnya mereka membeli setelah Rupiah hancur pasca krisis 1997/1998 tersebut. Tidak-kah mereka tergerak untuk membangun ketahanan ekonomi berdasarkan uang yang kuat, yang daya belinya tidak bisa dipermainkan oleh para spekulan, yang daya belinya terbukti stabil lebih dari 1,400 tahun?

Tetapi sekali lagi kita tidak bisa hanya berandai-andai dan berharap pada manusia, kita bisa berbuat dengan apa yang kita bisa, mulai dari yang kita tahu – insyaAllah Allah akan membimbing kita dengan apa yang kita belum tahu. Hanya kepada Allah-lah kita berharap dan memohon pertolongan-Nya…Amin.

Catatan: Peta Lokasi Kelantan & Utah by Google.

Penulis Direktur Gerai Dinar dan kolumnis hidayatullah.com

sumber: hidayatullah.com

10 NEGARA TUJUAN PARA PELAJAR DARI INDONESIA

Di Dunia ini, Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai jumlah pelajar yang sangat banyak dan berpotensi, tapi naasnya fasilitas pendidikan di Indonesia masih kalah jauh dengan berbagai negara lain. Sehingga mau tak mau, banyak pelajar yang menuntut ilmu di luar negeri, selain karena fasilitasnya yang rata-rata lebih baik dari Indonesia, juga dapat menaikan status sosial seseorang. Banyak sekali pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di berbagai negara seantero dunia, tapi berdasarkan Metro Top Ten, kami mencatat ada 10 negara yang menjadi tujuan pelajar indonesia terbanyak.

Berikut adalah daftarnya:

1. Amerika Serikat


Harvard University

Amerika merupakan magnet yang sangat besar bagi tidak hanya mahasiswa indonesia, namun juga mahasiswa di seluruh dunia.

2. Australia


Monash University

Lebih dari 15.000 orang indonesia menuju Australia tiap tahunnya untuk belajar.

3. Singapura


Nanyang Technological University

18.000 orang mahasiswa Singapura berasal dari indonesia, alasan memilih singapura sebagai tujuan pendidikan: tawaran beasiswa, setelah selesai belajar hampir pasti bisa bekerja…

4. Malaysia


Universiti Malaya

Alasan memilih Malaysia sebagai tujuan pendidikan: dekat jaraknya dari Indonesia, biaya ringan….

5. Jerman


Aachen University

Alasan memilih Jerman sebagai tujuan pendidikan: Biaya pendidikan murah, terkenal dengan program tekniknya : 2.500 orang mahasiswa berasal dari Indonesia.

6.Jepang


University of Tokyo

1.500 orang mahasiswa berasal dari Indonesia…

7. Inggris Raya


Oxford University

Sebagian besar mahasiswa Indonesia belajar di Inggris Raya untuk mengambil Program Pasca Sarjana, dengan mengambil jurusan bisnis, seni, psikologi…

8. Belanda


Utrecht University

Mahasiswa Indonesia adalah mahasiswa asing tebesar kelima di Belanda.
jumlah pelajar Indonesia di Belanda diperkirakan sekitar 1.450 orang

9. Mesir


Al-Azhar University

Universitas Al-azhar adalah pusatnya untuk Studi Islam para mahasiswa indonesia.
Hampir 5000 orang Indonesia menuntut ilmu di sana.

10. Republik Rakyat China


Renmin University of China

Language menjadi jurusan pilihan orang indonesia, kemudian medical…

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3286068

Mengenal Lebih Dekat Negeri Jiran : MALAYSIA

I. Data Singkat Negara


Peta wilayah.


Peta lokasi di asia tenggara.

Nama resmi negara : Malaysia
Lagu kebangsaan : Negaraku
Motto: “Bersekutu Bertambah Mutu”
Ibu kota : Kuala Lumpur
Pusat pemerintahan : Putrajaya (pusat administratif)
terletak pada : 3°08′N 101°42′E / 3.133°LU 101.7°BT / 3.133; 101.7
Kota terbesar : Kuala Lumpur
Bahasa resmi :Bahasa Melayu (Bahasa Malaysia)
Demonim : Bangsa Malaysia
Pemerintahan : Monarki terpilih konstitusional federal dan demokrasi parlementer)
– Yang di-Pertuan Agong :Tuanku Mizan Zainal Abidin (Sultan Terengganu)
– Perdana Menteri : Najib Tun Razak
Kemerdekaan :
– Dari Britania Raya (hanya Malaya) : 31 Agustus 1957
– Federasi (dengan Sabah, Sarawak dan Singapura* [*merdeka 1965]) : 16 September 1963
Luas wilayah :
– Total : 329,847 km2
– Air (%) : 0,3
Penduduk :
– Perkiraan (Sep 2008) : 27.730.000 jiwa
– Sensus 2000 : 24.821.286
– Kepadatan : 845/km2
PDB (KKB) : Perkiraan 2008
– Total : US$384,119 miliar
– Per kapita : US$14.071
PDB (nominal) : Perkiraan 2008
– Total : US$222,219 miliar
– Per kapita : US$8.140
Gini (2004) :40,3
IPM (2008) :▲ 0,823 (Templat:Fontcolor) (63)
Mata uang : Ringgit (RM) (MYR)
Zona waktu :MST (UTC+8)
Lajur kemudi : kiri
Domain Internet : .my
Kode telepon : +606

Bendera

Lambang

Malaysia adalah sebuah negara federasi[2] yang terdiri dari 13 (tiga belas) negara bagian dan 3 (tiga) wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km persegi.[6][7] Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan. Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa.[7] Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan — Malaysia Barat dan Malaysia Timur — oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di Laut Cina Selatan.[7] Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina.[7] Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika.[7] Kepala negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong[8] dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.[9][10] Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster.[11]

Malaysia sebagai negara persekutuan tidak pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan paro barat Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.[1][12]

Pada 16 September 1963 sesuai dengan Resolusi Majelis Umum PBB 1514 dalam proses dekolonialisasi, Singapura, Sarawak, Borneo Utara atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Sabah berubah menjadi negara bagian dari federasi bentukan baru yang bernama Malaysia termasuk dengan Federasi Malaya.[2][13] dan pada 9 Agustus 1965 Singapura kemudian dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi negara merdeka yang bernama Republik Singapura.[14][15] saat tahun-tahun awal pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan dari Filipina dan konflik militer dengan Indonesia[16]

Bangsa-bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan ekonomi dan menjalani perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20. Pertumbuhan yang cepat pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an, rata-rata 8% dari tahun 1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia menjadi negara industri baru.[17][18] Karena Malaysia adalah salah satu dari tiga negara yang menguasai Selat Malaka, perdagangan internasional berperan penting di dalam ekonominya.[19] Pada suatu ketika, Malaysia pernah menjadi penghasil timah, karet dan minyak kelapa sawit di dunia.[20] Industri manufaktur memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara ini.[21] Malaysia juga dipandang sebagai salah satu dari 18 negara berkeanekaragaman hayati terbesar di dunia.[22]

Suku Melayu menjadi bagian terbesar dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang cukup besar.[23] Bahasa Melayu[24] dan Islam masing-masing menjadi bahasa dan agama resmi negara.[7][25]

Malaysia adalah anggota perintis ASEAN dan turut serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB.[26][27] Sebagai bekas jajahan Inggris, Malaysia juga menjadi anggota Negara-Negara Persemakmuran.[28] Malaysia juga menjadi anggota D-8.[29]

II. Etimologi


Kata Malaysia terlihat pada peta tahun 1914 dari sebuah atlas Amerika.

Nama “Malaysia” diadopsi pada 1963 ketika Federasi Malaya bertambah Singapura, Sabah, dan Sarawak membentuk federasi bernama Malaysia[2] [13] Tetapi nama itu sendiri pernah membingungkan ketika dipakai untuk merujuk wilayah-wilayah di Asia Tenggara. Sebuah peta yang diterbitkan pada 1914 di Chicago menampilkan nama Malaysia pada wilayah tertentu di Nusantara.[30] Politikus di Filipina pernah menghendaki penamaan negara mereka sebagai “Malaysia”, tetapi Malaysia-lah yang pertama mengadopsi nama itu pada 1963 sebelum Filipina bertindak lebih jauh tentang masalah itu.[31] Nama lain pernah dianjurkan untuk federasi 1963. Di antaranya adalah Langkasuka (Langkasuka adalah sebuah kerajaan kuno yang berada di bagian hulu Semenanjung Malaya pada milenium pertama masehi).[32]

Bahkan mundur lebih jauh lagi, seorang etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl, di dalam jilid IV Jurnal Kepulauan India dan Asia Timur pada 1850 mengusulkan untuk menamai kepulauan Indonesia sebagai Melayunesia atau Indunesia, kendati dia lebih menyukai yang terakhir.[33]

III. Sejarah

3.1 Prasejarah

Sisa-sisa arkeologis ditemukan di Malaysia Barat, Sabah, dan Sarawak. Semang memiliki leluhur jauh di Semenanjung Malaya, merujuk pada pemukiman pertama dari Afrika, lebih dari 50.000 tahun lalu. Senoi muncul sebagai kelompok campuran, dengan hampir separo silsilah dari garis ibu moyang Semang dan separonya lagi Indocina. Ini bersesuaian dengan dugaan bahwa mereka mewakili keturunan penutur Austronesia kuno, kaum tani, yang membawa bahasa dan teknologi mereka ke bagian selatan semenanjung kira-kira 5.000 tahun lalu dan menyatu dengan penduduk asli. Manusia Proto Melayu lebih beraneka ragam, dan meskipun mereka menunjukkan beberapa kaitan dengan Asia Tenggara kepulauan, beberapa di antaranya juga memiliki leluhur di Indocina dari zaman Last Glacial Maximum, diikuti oleh penyebaran Holosen-dini melalui Semenanjung Malaya ke Asia Tenggara kepulauan.[34]

3.2 Sejarah Dini

Semenanjung Malaya berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara, karena berkembangnya perdagangan antara Cina dan India dan negara lainnya melalui Selat Malaka yang sibuk. Claudius Ptolemaeus menunjukkan Semenanjung Malaya pada peta dininya dengan label yang berarti “Golden Chersonese”, Selat Malaka ditulis sebagai “Sinus Sabaricus”.[35] Dari pertengahan hingga akhir milenium pertama, sebagian besar semenanjung, begitupun Nusantara berada di bawah pengaruh Sriwijaya.

Kerajaan Melayu yang paling awal tercatat dalam sejarah tumbuh dari kota-pelabuhan tepi pantai yang dibuat pada abad 10. Di dalamnya termasuk Langkasuka dan Lembah Bujang di Kedah, dan juga Beruas dan Gangga Negara di Perak dan Pan Pan di Kelantan. Diperkirakan semuanya adalah kerajaan Hindu atau Buddha. Islam tiba pada abad ke-14 di Terengganu.


Benteng A Famosa di Melaka. Bangunan itu didirikan oleh bangsa Portugis pada abad ke-15.

Terdapat banyak kerajaan Cina dan India pada abad ke-2 dan ke-3 Masehi—sebanyak 30 buah menurut sumber Cina. Kedah—dikenal sebagai Kedaram, Cheh-Cha (menurut I-Ching), atau Kataha di dalam tulisan Palawa atau bahasa Sanskerta kuno—berada di jalur serbuan pedagang dan raja India. Rajendra Chola, Kaisar Tamil kuno yang diduga berada di sekitar Kota Gelanggi, menjadikan Kedah tunduk pada 1025, tetapi penggantinya, Vira Rajendra Chola, harus melumpuhkan pemberontakan Kedah untuk mengatasi para penyerbu. Kedatangan Chola berhasil meredam keagungan Sriwijaya, yang memberi pengaruh besar kepada Kedah dan Pattani bahkan sampai ke Ligor.

Kerajaan Buddha, Ligor mengambil kendali Kedah segera setelahnya, dan rajanya, Chandrabhanu menggunakan tempat ini sebagai basis untuk menyerang Sri Lanka pada abad ke-11, sebuah peristiwa yang dipahat di atas prasasti batu di Nagapattinum di Tamil Nadu dan di dalam kisah-kisah bangsa Sri Lanka, Mahavamsa. Selama milenium pertama, masyarakat di Semenanjung Malaya mengadopsi Hindu dan Buddha dan penggunaan bahasa Sanskerta hingga mereka beralih kepada Islam.

Ada beberapa laporan dari wilayah lain yang lebih tua dari Kedah—misalnya kerajaan kuno Gangga Negara, di sekitar Beruas di Perak, mendorong sejarah Malaysia lebih jauh ke belakang. Jika itu belum cukup, sebuah puisi Tamil, Pattinapillai, dari abad ke-2 M, menjelaskan barang-barang dari Kadaram menumpuk di jalanan ibukota Chola. Sebuah drama sanskerta dari abad ke-7, Kaumudhimahotsva, merujuk Kedah sebagai Kataha-nagari. Agnipurana juga menyebutkan sebuah daerah yang dikenal Anda-Kataha dengan salah satu batasnya menggambarkan sebuah puncak gunung, yang diyakini para sarjana sebagai Gunung Jerai. Kisah-kisah dari Katasaritasagaram menjelaskan kemewahan hidup di Kataha.


Gedung Sultan Abdul Samad di Kuala Lumpur, kompleks Pengadilan Tinggi Malaysia dan Pengadilan Perdagangan. Kuala Lumpur adalah ibukota Negara-negara Melayu Bersekutu dan ibukota Malaysia saat ini.

Pada permulaan abad ke-15, Kesultanan Melaka didirikan di bawah sebuah dinasti yang didirikan oleh Parameswara, pangeran dari Palembang, Indonesia, di dalam kekaisaran Sriwijaya. Penaklukan memaksa dia dan pendukungnya melarikan diri dari Palembang. Parameswara berlayar ke Temasek untuk menghindari penganiayaan dan tiba di bawah perlindungan Temagi, seorang penghulu Melayu dari Pattani yang ditunjuk oleh Raja Siam sebagai bupati Temasek. Beberapa hari kemudian, Parameswara membunuh Temagi dan mengangkat dirinya sendiri sebagai bupati. Kira-kira lima tahun kemudian, dia meninggalkan Temasek karena ancaman dari Siam. Selama periode ini, Temasek juga diserang oleh serombongan armada Jawa dari Majapahit.

Dia kemudian memimpin ke utara untuk mendirikan permukiman baru. Di Muar, Parameswara berkehendak mendirikan kerajaan barunya di Biawak Busuk atau di Kota Buruk. Mengetahui lokasi Muar tidaklah cocok, dia meneruskan perjalanannya ke utara. Di sepanjang jalan, dia dilaporkan telah mengunjungi Sening Ujong (nama lampau untuk Sungai Ujong modern) sebelum sampai di sebuah perkampungan nelayan di bibir Sungai Bertam (nama lampau untuk Sungai Melaka modern). Tempat itu lambat laun berkembang menjadi lokasi Melaka masa kini. Menurut Sejarah Melayu, di situlah dia menyaksikan kancil mengecoh anjing ketika berteduh di bawah pohon Melaka. Dia mengambil apa yang dia lihat sebagai pertanda yang baik dan kemudian dia mendirikan sebuah kerajaan yang disebut Melaka, kemudian dia membangun dan memperbaiki fasilitas untuk tujuan perdagangan.

Peralihan agama Parameswara ke Islam tidaklah jelas. Menurut sebuah teori oleh Sabri Zain [3], Parameswara menjadi seorang Muslim ketika dia menikahi seorang Puteri Samudera Pasai dan dia menyertakan gelar bergaya Persia “Syah”, dengan menyebut dirinya Iskandar Syah. Juga ada referensi yang menunjukkan bahwa beberapa anggota kelas penguasa dan komunitas saudagar yang menetap di Melaka telah menjadi Muslim. Kisah-kisah Cina menyebutkan bahwa pada 1414, putera penguasa pertama Melaka mengunjungi Ming untuk mengabari mereka bahwa ayahnya telah wafat. Putera Parameswara diakui secara resmi sebagai penguasa kedua Melaka oleh Kaisar Cina dan bergelar Raja Sri Rama Vikrama, Raja Parameswara dari Temasik dan Melaka dan dia dikenal sebagai tokoh Muslim Sultan Sri Iskandar Zulkarnain Syah atau Sultan Megat Iskandar Syah, dan dia menguasai Melaka dari 1414 sampai 1424. [4] [5] Kerajaan ini menguasai wilayah yang sekarang ini disebut Semenanjung Malaya, selatan Thailand (Pattani, dan pantai timur Sumatera. Kerajaan ini berlangsung selama lebih dari satu abad, dan dalam periode tersebut menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara. Melaka, sebagai pelabuhan perdagangan penting, terletak hampir di tengah-tengah rute perdagangan Cina dan India.

Pada 1511, Melaka ditaklukkan oleh Portugal, yang mendirikan sebuah koloni di sana; maka berakhirlah Kesultanan Melaka. Tetapi, Sultan terakhir melarikan diri ke Kampar, Riau, Sumatera dan meninggal di sana. Putera-putera Sultan Melaka terakhir mendirikan dua kesultanan di tempat lain di semenanjung & mdash; Kesultanan Perak di utara, dan Kesultanan Johor (mulanya kelanjutan kesultanan Melaka kuno) di selatan. Setelah jatuhnya Melaka, tiga negara berjuang menguasai Selat Malaka: Portugis (di Melaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh. Konflik ini berlangsung sampai tahun 1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) untuk merebut Melaka.

Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kesultanan Malaka tua, tapi sekarang dikenal dengan nama Kesultanan Johor, yang masih ada sampai sekarang. Setelah jatuhnya Melaka, tiga negara berebut untuk mengambil kontrol Selat Malaka: Portugis (di Malaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh; dan peperangan berakhir pada 1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) merebut Malaka.

3.3 Mendaratnya Britania

Britania Raya mendirikan koloni pertamanya di Semenanjung Malaya pada 1786, dengan penyewaan pulau Penang kepada Perusahaan Hindia Timur Britania oleh Sultan Kedah. Pada 1824, Britania Raya menguasai Melaka setelah ditandatanganinya Traktat London atau Perjanjian Britania-Belanda 1824 yang membagi kepemilikan Nusantara kepada Britania dan Belanda, Malaya untuk Britania, dan Indonesia untuk Belanda.[36] Pada 1826, Britania mendirikan Koloni Mahkota di Negeri-Negeri Selat, menyatukan kepemilikannya di Malaya: Penang, Melaka, Singapura, dan pulau Labuan. Penang yang didirikan pada 1786 oleh Kapten Francis Light sebagai pos komersial dianugerahkan oleh Sultan Kedah. Negeri-Negeri Selat mulanya diurus di bawah British East India Company di Kalkuta, sebelum Penang, dan kemudian Singapura menjadi pusat pengurusan koloni mahkota, hingga 1867, ketika tanggung jawab pengurusan dialihkan kepada Kantor Kolonial di London.

Selama abad ke-19, banyak negeri Melayu berupaya untuk mendapatkan bantuan Britania untuk menyelesaikan konflik-konflik internal mereka. Kepentingan komersial pertambangan timah di negeri-negeri Melayu bagi para saudagar di Negeri-Negeri Selat membuat pemerintah Britania melakukan campur tangan di dalam negeri-negeri penghasil timah di Semenanjung Malaya. Diplomasi Kapal Meriam Britania ditugaskan demi mewujudkan resolusi perdamaian terhadap kekacauan sipil yang disebabkan oleh bandit Cina dan Melayu. Pada akhirnya Perjanjian Pangkor 1874 meretas jalan untuk perluasan pengaruh Britania di Malaya. Memasuki abad ke-20, negeri Pahang, Selangor, Perak, dan Negeri Sembilan, bersama-sama dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu Bersekutu (jangan dirancukan dengan Federasi Malaya), di bawah kendali de facto residen Britania diangkat untuk menasehati para penguasa Melayu. Orang Britania menjadi “penasehat” di atas kertas, tetapi sebenarnya, mereka menjalankan pengaruh penting di atas para penguasa Melayu.

Lima negeri lainnya di semenanjung, dikenal sebagai Negeri-negeri Melayu tak Bersekutu, tidak diperintah langsung dari London, juga menerima para penasehat Britania di penghujung abad ke-20. Empat dari lima negeri itu: Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu sebelumnya dikuasai Siam. Negeri yang tidak bersekutu lainnya, Johor, satu-satunya negeri yang memelihara kemerdekaannya di sebagian besar abad ke-19. Sultan Abu Bakar dari Johor dan Ratu Victoria kenalan pribadi, dan mengakui satu sama lain sederajat. Hal ini tidak pernah terjadi hingg 1914 ketika pengganti Sultan Abu Bakar, Sultan Ibrahim menerima seorang penasehat Britania.

Di pulau Borneo, Sabah diperintah sebagai koloni mahkota Borneo Utara, sedangkan Sarawak diperoleh dari Brunei sebagai kerajaan pribadi keluarga Brooke, yang berkuasa sebagai Raja Putih.

Mengikuti Invasi Jepang ke Malaya dan pendudukan beruntunnya selama Perang Dunia II, dukungan rakyat untuk kemerdekaan tumbuh.[37] Pasca-perang, Britania berencana menyatukan pengelolaan Malaya di bawah koloni mahkota tunggal yang disebut Uni Malaya didirikan dengan penentangan yang hebat dari Suku Melayu, yang melawan upaya pelemahan penguasa Melayu dan mengizinkan kewarganegaraan ganda kepada Tionghoa-Malaysia dan kaum imigran lainnya.[38] Uni Malaya, didirikan pada 1946 dan terdiri dari semua kepemilikan Britania di Malaya, kecuali Singapura, dibubarkan pada 1948 dan diganti oleh Federasi Malaya, yang mengembalikan pemerintahan sendiri para penguasa negeri-negeri Malaya di bawah perlindungan Britania.

Selama masa itu, pemberontakan di bawah kepemimpinan Partai Komunis Malaya melaksanakan operasi gerilya yang dirancang untuk mengusir Britania dari Malaya. Darurat Malaya, begitulah dikenalnya, berlangsung sejak 1948 hingga 1960, dan melibatkan kampanye anti-kekacauan oleh serdadu Persemakmuran di Malaya. Meskipun kekacauan dengan cepat ditumpas masih saja menyisakan kehadiran serdadu persemakmuran, dengan latar belakang Perang Dingin.[39] Melawan latar belakang ini, kemerdekaan untuk Federasi di dalam Persemakmuran diberikan pada 31 Agustus 1957.[12]

3.4 Setelah kemerdekaan


Mahathir Mohamad adalah pemimpin terdepan yang membuat Malaysia menjadi kekuatan industri utama.

Kemerdekaan dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan nama Federasi Malaya. Singapura masih berada di bawah kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak, dan Singapura, membentuk Malaysia. Kesultanan Brunei, meski mulanya berminat menggabungi Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya penentangan dari sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan status Sultan di dalam perencanaan penyatuan.[40][41]

Tahun-tahun permulaan kemerdekaan diganggu oleh konflik dengan Indonesia yang dicetuskan oleh Soekarno melalui Dwikora menyangkut pembentukan Malaysia, keluarnya Singapura pada 1965 karena politik diskriminasi, dan pertikaian antar-ras di dalam Insiden 13 Mei pada 1969.[14][42] Filipina juga membuat pengakuan aktif terhadap Sabah pada periode itu berdasarkan penyerahan sebagian wilayah Kesultanan Brunei, yakni bagian timur-utara kepada Kesultanan Sulu pada 1704. Pengakuan atas wilayah ini masih dilanjutkan hingga saat ini oleh pihak Filipina.[43][44][45][46] Setelah Insiden 13 Mei pada 1969, Kebijakan Ekonomi Baru yang kontroversial—upaya penaikan hasil bagi kue ekonomi bumiputra (“pribumi”, yang menyertakan sebagian besar orang Melayu, tetapi tidak selalu penduduk asli) dibandingkan dengan kelompok suku lainnya—diluncurkan oleh Perdana Menteri Abdul Razak. Malaysia sejak saat itu memelihara kesetimbangan politik kesukuan yang lunak, dengan sistem pemerintahan yang memadukan pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan ekonomi dan politik yang menyokong keikutsertaan yang pantas dari semua ras.[47]

Di antara tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan perdana menteri keempat, Dr. Mahathir Mohamad.[48] Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer dan elektronika rumahan). Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah dengan tumbuhnya beraneka mega-projek. Projek paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Jalan Tol Utara-Selatan, Sirkuit F1 Sepang, Multimedia Super Corridor (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat pemerintahan persekutuan baru.

Pada penghujung 1990-an, Malaysia diguncang oleh Krisis finansial Asia 1997, juga tidak stabilnya politik yang disebabkan oleh penahanan Wakil Perdana Menteri Dato’ Seri Anwar Ibrahim.[49] Terdapat pula tentangan dari kaum sosialis dan reformis, sampai kepada upaya pembentukan negara Islam. Pada 2003, Dr Mahathir, perdana menteri Malaysia yang paling lama menjabat, mundur dan digantikan oleh wakilnya, Abdullah Ahmad Badawi. Pemerintahan baru mengadvokasikan pandangan moderat negara Islam yang didefinisikan oleh Islam Hadhari. Pada November 2007, Malaysia digoyang oleh dua unjuk rasa anti-pemerintah. Unjuk rasa Bersih 2007 sejumlah 40.000 orang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 10 November menganjurkan reformasi daerah pemilihan. Itu dipicu oleh dugaan-dugaan korupsi dan ketidaksesuaian di dalam sistem pemilihan di Malaysia yang condong kepada partai politik yang sedang berkuasa, Barisan Nasional, yang selalu memerintah Malaysia sejak kemerdekaan 1957.[50] Unjuk rasa lainnya dilakukan pada 25 November di ibukota Malaysia dan dipimpin oleh HINDRAF. Penggerak unjuk rasa ini, Hindu Rights Action Force, melakukan protes berkenaan kebijakan yang timpang, mengutamakan Suku Melayu. Jumlah peserta ditaksir antara 5.000 sampai 30.000.[51] Di kedua-dua kasus itu, pemerintah dan kepolisian berupaya menangani dan mencegah penculikan dari tempat kejadian. Pada 16 Oktober 2008, HINDRAF dilarang karena pemerintah mengecap kumpulan yang tidak berdaftar itu sebagai “ancaman bagi keamanan nasional”[52] karena berusaha mendapatkan bantuan dan dukungan dari kelompok teroris.[53], [54]

IV. Politik dan Pemerintahan


Kantor Perdana Menteri Malaysia, Putrajaya

Federasi Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan Agong dipilih dari dan oleh 9 (sembilan) Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun secara bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di dalam pemilihan.[55]

Sistem pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster, warisan Penguasa Kolonial Britania. Tetapi di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat di eksekutif daripada di legislatif, dan judikatif diperlemah oleh tekanan berkelanjutan dari pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan judikatif itu dibagikan antara pemerintah persekutuan dan pemerintah negara bagian. Sejak kemerdekaan pada 1957, Malaysia diperintah oleh koalisi multipartai yang disebut Barisan Nasional (pernah disebut pula Aliansi).[56]


Gedung Parlemen

Kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan dan legislatur negeri. Parlemen bikameral terdiri dari dewan rendah, Dewan Rakyat (mirip “Dewan Perwakilan Rakyat” di Indonesia) dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara (mirip “Dewan Perwakilan Daerah” di Indonesia).[57][58][59] 222 anggota Dewan Rakyat dipilih dari daerah pemilihan beranggota-tunggal yang diatur berdasarkan jumlah penduduk untuk masa jabatan terlama 5 tahun. 70 Senator bertugas untuk masa jabatan 3 tahun; 26 di antaranya dipilih oleh 13 majelis negara bagian (masing-masing mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah persekutuan Kuala Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah persekutuan Labuan dan Putrajaya, dan 40 diangkat oleh raja atas nasehat perdana menteri. Di samping Parlemen di tingkatan persekutuan, masing-masing negara bagian memiliki dewan legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang para anggotanya dipilih dari daerah-daerah pemilihan beranggota-tunggal. Pemilihan umum parlemen dilakukan paling sedikit lima tahun sekali, dengan pemilihan umum terakhir pada Maret 2008.[56] Pemilih terdaftar berusia 21 tahun ke atas dapat memberikan suaranya kepada calon anggota Dewan Rakyat dan calon anggota dewan legislatif negara bagian juga, di beberapa negara bagian. Voting tidak diwajibkan.[60]


Perdana Menteri Malaysia saat ini, Najib Tun Razak.

Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri; konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan majoritas di dalam parlemen.[61] Kabinet dipilih dari para anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara dan bertanggung jawab kepada badan itu.[62]; sedangkan kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara.

Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri Malaya atau Ketua Menteri di negara-negara yang tidak memelihara monarki lokal, yakni seorang anggota majelis negara bagian dari partai majoritas di dalam Dewan Undangan Negeri. Di tiap-tiap negara bagian yang memelihara monarki lokal, Menteri Besar haruslah seorang Suku Melayu Muslim, meskipun penguasa ini menjadi subjek kebijaksanaan para penguasa. Kekuasaan politik di Malaysia amat penting untuk memperjuangkan suatu isu dan hak. Oleh karena itu kekuasaan memainkan peranan yang amat penting dalam melakukan perubahan.

V. Pembagian administratif


Peta pembagian wilayah Malaysia.

Secara administratif, Malaysia memiliki 13 negara bagian (11 di Malaysia Barat dan 2 di Malaysia Timur) dan 3 wilayah persekutuan (semua tiga wilayah persekutuan digabungkan menjadi satu dalam bendera Malaysia) yang dilambangkan sebagai empat belas jalur dan sudut bintang di Bendera Malaysia yang dinamakan “Jalur Gemilang”:

5.1 Malaysia Barat (Semenanjung)

1. Johor Darul Takzim : Johor Bahru (Sultan : Ibrahim Ismail, Menteri Besar : Abdul Ghani Othman)

2. Kedah Darul Aman : Alor Setar (Sultan : Tuanku Abdul Halim Muadzam Shah, Menteri Besar : Dato’ Seri Ust.Azizan)

3. Kelantan Darul Naim : Kota Bahru (Sultan : Sultan Ismail ibni al-Marhum Sultan Yahya Petra, Menteri Besar : Tuan Guru Dato’ Haji Nik Aziz Nik Mat)

4. Melaka Bandaraya Bersejarah : Kota Melaka (Sultan : Tun Datuk Seri Utama Mohd. Khalil b. Yaakob, Menteri Besar : YAB Datuk Seri Hj. Mohd Ali Mohd Rustam)

5. Negeri Sembilan Darul Khusus : Seremban (Sultan : Tuanku Muhriz Ibni Al-Marhum Tuanku Munawir, Menteri Besar : YAB. Dato’ Seri Utama Mohammad bin Haji Hassan)

6. Pahang Darul Makmur : Kuantan (Sultan : Ahmad Shah Al-Musta’in Billah, Menteri Besar : Adnan Yaakob)

7. Perak Darul Ridzuan : Ipoh (Sultan : Sultan Azlan Muhibbuddin Shah, Menteri Besar : Zambry Abdul Kadir)

8. Perlis Indera Kayangan : Kangar (Sultan : Syed Faizuddin Putra, Menteri Besar : Dr. Md Isa Sabu)

9. Pulau Pinang Pulau Mutiara : George Town (Sultan : Haji Abdul Rahman bin Haji Abbas, Menteri Besar : Lim Guan Eng)

10. Selangor Darul Ehsan : Shah Alam (Sultan : Sultan Sharafuddin Idris Shah Al-Haj, Menteri Besar : Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim)

11. Terengganu Darul Iman : Kuala Terengganu (Sultan : Sultan Mizan Zainal Abidin, Menteri Besar : Dato’ Ahmad Said)

12. Wilayah Persekutuan:
1. Kuala Lumpur : Kuala Lumpur
2. Putrajaya : Putrajaya

5.2 Malaysia Timur:

1. Sabah Negeri Di Bawah Bayu : Kota Kinabalu (Sultan : Ahmadshah Abdullah, Menteri Besar : Hj. Musa Bin Hj. Aman)

2. Sarawak Bumi Kenyalang : Kuching (Sultan : Tun Datuk Patinggi Abang Hj. Muhammad Salahuddin, Menteri Besar : Y.A.B. Datuk Patinggi Tan Sri Haji Abdul Taib Bin Mahmud)

3. Wilayah Persekutuan:
1. Labuan : Victoria

VI. Geografi


Peta Semenanjung Malaysia dan Malaysia Timur

Malaysia adalah negara berpenduduk terbanyak ke-43 dan negara dengan daratan terluas ke-66 di dunia, dengan jumlah penduduk kira-kira 27 juta dan luas wilayah melebihi 320.000 km2. Jumlah penduduk sedemikian cukup sebanding dengan jumlah penduduk Arab Saudi dan Venezuela, dan luas wilayah sedemikian sebanding dengan luas wilayah Norwegia dan Vietnam, atau New Mexico, sebuah negara bagian di Amerika Serikat.

Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang terpisah oleh Laut Cina Selatan. Keduanya memiliki bentuk muka bumi yang hampir sama, yaitu dari pinggir laut yang landai hingga hutan lebat dan bukit tinggi. Puncak tertinggi di Malaysia (dan juga di Kalimantan) yaitu Gunung Kinabalu setinggi 4.095,2 meter di Sabah. Iklim lokal adalah khatulistiwa dan dicirikan oleh angin muson barat daya (April hingga Oktober) dan timur laut (Oktober hingga Februari).

Tanjung Piai, terletak di selatan negara bagian Johor, adalah tanjung paling selatan benua Asia.[63][64] Selat Malaka, terletak di antara Sumatera dan Semenanjung Malaysia, jalur pelayaran terpenting di dunia.[65]

Kuala Lumpur adalah ibukota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Putrajaya di pihak lain, dipandang sebagai ibukota administratif pemerintahan persekutuan Malaysia. Meskipun banyak cabang eksekutif dan judikatif pemerintahan persekutuan telah pindah ke sana (untuk menghindari kemacetan yang tumbuh di Kuala Lumpur), tetapi Kuala Lumpur masih dipandang sebagai ibukota legislatif Malaysia karena di sanalah beradanya kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga merupakan pusat perdagangan dan keuangan Malaysia.

Kota utama lain termasuk Ipoh, George Town, Johor Bahru, Kuching, Kota Kinabalu, Miri, Alor Star, Kota Melaka, dan Petaling Jaya.

6.1 Sumber daya alam

Malaysia diberkati dengan sumber daya alam semisal sektor pertanian, kehutanan, dan pertambangan. Di sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor terbesar karet alam dan minyak sawit, yang bersama-sama dengan damar dan kayu gelondongan, kakao, lada, nenas, dan tembakau mendominasi pertumbuhan sektor itu. Minyak sawit juga merupakan pembangkit utama perdagangan internasional Malaysia.


Salah satu kebun teh di Malaysia.

Tentang sumber daya hutan, diketahui bahwa usaha penggelondongan dimulai untuk membuat kontribusi berarti bagi ekonomi Malaysia pada abad ke-19. Kini, ditaksir 59% daratan Malaysia masih berupa hutan. Perluasan industri damar yang cepat, khususnya setelah era 1960-an, telah menghasilkan masalah erosi di hutan-hutan negara ini. Tetapi, dengan adanya komitmen pemerintah untuk melindungi lingkungan dan sistem ekologi, sumber daya hutan dikelola pada landasan yang berkelanjutan, dampak ikutannya adalah menurunnya laju penebangan pohon.

Sebagai tambahan, sejumlah wilayah yang substansial diperlakukan sebagai hutan produksi (silvikultur) dan upaya penghutanan kembali terhadap lahan hutan sudah dilakukan. Pemerintah Malaysia merencanakan pengayaan tanah seluas 312,30 kilometer persegi dengan rotan di bawah kondisi hutan alami dan di sela-sela tanaman karet alami sebagai komoditas panen perantara. Untuk terus memperkaya sumber-sumber hutan, spesies damar yang cepat-tumbuh seperti meranti tembaga, merawan dan sesenduk juga ditanam. Pada saat yang sama, penuaian pohon-pohon berharga tinggi seperti jati dan pohon lainnya untuk dijadikan pulp dan kertas juga dianjurkan. Karet, pernah menjadi arus utama ekonomi Malaysia, kini digantikan oleh minyak sawit sebagai komoditas ekspor utama pertanian Malaysia.

Timah dan minyak bumi adalah dua sumber daya mineral utama yang menjadi penyokong ekonomi utama Malaysia. Malaysia pernah menjadi penghasil timah terbesar di dunia hingga runtuhnya pasar timah di permulaan tahun 1980-an. Pada abad ke-19 dan ke-20, timah memainkan peran dominan di dalam ekonomi Malaysia. Pada 1972 minyak bumi dan gas alam mengambil alih timah sebagai komoditas utama sektor pemurnian mineral. Sementara itu, kontribusi timah semakin menurun. Penemuan minyak bumi dan gas alam di ladang minyak lepas pantai Sabah, Sarawak, dan Terengganu memiliki sumbangan penting bagi ekonomi Malaysia. Mineral lain menurut tingkat kepentingan dan keberartiannya adalah tembaga, bauksit, besi, dan batu bara bersama-sama dengan mineral industri seperti tanah liat, kaolin, silika, batu gamping, barit, fosfat, dan bebatuan dimensi seperti granit juga blok dan lempengan marmer. Sejumlah emas dengan kadar minimalis juga diproduksi.

Pada 2004, seorang menteri di Departemen Perdana Menteri, Mustapa Mohamed, menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Malaysia berada pada kisaran 4.84 milyar barel, sedangkan cadangan gas alam bertambah menjadi 89 triliun kaki kubik (2,500 km³). Pada 1 Januari 2007, Petronas melaporkan bahwa cadangan minyak dan gas di Malaysia berkisar pada ekuivalensi 20.18 milyar barel.[66]

Pemerintah menaksir bahwa pada laju produksi terkini, Malaysia akan mampu menghasilkan minyak sampai 18 tahun dan gas sampai 35 tahun ke muka. Pada 2004, Malaysia menduduki peringkat ke-24 menurut cadangan minyak dunia dan ke-13 menurut cadangan gas. 56% dari cadangan minyak ada di Semenanjung sedangkan 19% di Malaysia Timur. Tiap-tiap negara bagian memelihara hak untuk menguasai sumber-sumber daya alam di dalam wilayahnya. Tetapi, pemerintah persekutuan menguasai minyak dan gas. Negara bagian yang memiliki minyak dan gas diberi royalti.

VII. Demografi

Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai kelompok suku, dengan Suku Melayu sejumlah 50,4% menjadi ras terbesar dan bumiputra/suku asli (aborigin) di Sabah dan Sarawak sejumlah 11% [67] keseluruhan penduduk. Menurut definisi konstitusi Malaysia, orang Melayu adalah Muslim, menggunakan Bahasa Melayu, yang menjalankan adat dan budaya Melayu. Oleh karena itu, secara teknis, seorang Muslim dari ras manapun yang menjalankan kebiasaan dan budaya Melayu dapat dipandang sebagai Melayu dan memiliki hak yang sama ketika berhadapan dengan hak-hak istimewa Melayu seperti yang dinyatakan di dalam konstitusi. Melebihi separo bagian dari keseluruhan penduduk, bumiputra non-melayu menjadi kelompok dominan di negara bagian Sarawak (30%-nya adalah Iban), dan mendekati 60% penduduk Sabah (18%-nya adalah Kadazan-Dusun, dan 17%nya adalah Bajaus).[67] Bumiputra non-Melayu itu terbagi atas puluhan kumpulan ras tetapi memiliki budaya umum yang sama. Hingga abad ke-20, kebanyakan dari mereka mengamalkan kepercayaan tradisional tetapi kini telah banyak yang sudah memeluk Kristen atau Islam. Masuknya ras lain sedikit banyak mengurangi persentase penduduk pribumi di kedua negara bagian itu. Juga terdapat kelompok aborigin dengan jumlah sedikit di Semenanjung, mereka biasa disebut Orang Asli.

23,7% penduduk adalah Tionghoa-Malaysia, sedangkan India-Malaysia sebanyak 7,1% penduduk.[67] Sebagian besar komunitas India adalah Tamil (85%), tetapi berbagai kelompok lainnya juga ada, termasuk Malayalam, Punjab, dan Gujarat. Sebagian lagi penduduk Malaysia berdarah campuran Timur Tengah, Thailand, dan Indonesia. Keturunan Eropa dan Eurasia termasuk Britania yang menetap di Malaysia sejak zaman kolonial, dan komunitas Kristang yang kuat di Melaka. Sejumlah kecil orang Khmer dan Vietnam menetap di Malaysia sebagai pengungsi Perang Vietnam.

Sebaran penduduk sangat tidak merata, dengan lebih dari 17 juta penduduk menetap di Malaysia Barat, sedangkan tidak lebih dari 7 juta menetap di Malaysia Timur. Karena tumbuhnya industri padat tenaga kerja, Malaysia memiliki 10% sampai 20% pekerja imigran dengan besarnya ketidakpastian jumlah pekerja ilegal, terutama asal Indonesia. Terdapat sejuta pekerja imigran yang legal dan mungkin orang asing ilegal lainnya. Negara bagian Sabah sendiri memiliki hampir 25% dari 2,7 juta penduduknya terdaftar sebagai pekerja imigran ilegal menurut sensus terakhir. Tetapi, gambaran 25% ini diduga kurang dari setengah gambaran yang diperkirakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat.[68]

Sebagai tambahan, menurut World Refugee Survey 2008, yang diterbitkan oleh Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat, Malaysia menampung pengungsi dan pencari suaka mendekati angka 155.700. Dari jumlah ini, hampir 70.500 pengungsi dan pencari suaka berasal dari Filipina, 69.700 dari Myanmar, dan 21.800 dari Indonesia.[69] Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika Serikat menamai Malaysia sebagai salah satu dari sepuluh tempat terburuk bagi pengungsi karena adanya praktik diskriminasi negara kepada pengungsi. Petugas Malaysia dilaporkan memulangkan pendatang secara langsung kepada penyelundup manusia pada 2007, dan Malaysia menugaskan RELA, milisi sukarelawan, untuk menegakkan undang-undang imigrasi negara itu.[69]

7.1 Agama


Masjid Ubudiah adalah masjid bersejarah yang terkenal di Kuala Kangsar.

Malaysia adalah masyarakat multi-agama dan Islam adalah agama resminya. Menurut gambaran Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir 60,4 persen penduduk memeluk agama Islam; 19,2 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3 persen Hindu; dan 2,6 persen Agama Tionghoa tradisional. Sisanya dianggap memeluk agama lain, misalnya Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan lain; sedangkan 1,1% dilaporkan tidak beragama atau tidak memberikan informasi.[70][71]

Semua orang Melayu dipandang Muslim (100%) seperti yang didefinisi pada Pasal 160 Konstitusi Malaysia.[72] Statistik tambahan dari Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa Tionghoa-Malaysia sebagian besar memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah signifikan mengikuti ajaran Tao (10,6%) dan Kristen (9,6%). Sebagian besar orang India-Malaysia mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen (7,7%) dan Muslim (3,8%). Kristen adalah agama dominan bagi komunitas non-Melayu bumiputra (50,1%) dengan tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan secara resmi sebagai pengikut agama rakyat.[71]


Masjid Negara Malaysia.

Konstitusi Malaysia secara teoretik menjamin kebebasan beragama. Tambahan lagi, semua non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan agama mereka dan beralih kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami berbagai batasan di dalam kegiatan-kegiatan keagamaan mereka, seperti pembangunan sarana ibadah dan perayaan upacara keagamaan di beberapa negara bagian.[73][74] Muslim dituntut mengikuti keputusan-keputusan Mahkamah Syariah ketika mereka berkenaan dengan agama mereka. Jurisdiksi Mahkamah Syariah dibatasi hanya bagi Muslim menyangkut Keyakinan dan Kewajiban sebagai Muslim, termasuk di antaranya pernikahan, warisan, kemurtadan, dan hubungan internal sesama umat. Tidak ada pelanggaran perdata atau pidana berada di bawah jurisdiksi Mahkamah Syariah, yang memiliki hierarki yang sama dengan Pengadilan Sipil Malaysia. Meskipun menjadi pengadilan tertinggi di negara itu, Pengadilan-Pengadilan Sipil (termasuk Pengadilan Persekutuan, pengadilan tertinggi di Malaysia) pada prinsipnya tidak dapat memberikan putusan lebih tinggi daripada yang dibuat oleh Mahkamah Syariah; dan biasanya mereka segan untuk memimpin kasus-kasus yang melibatkan Islam di dalam wilayah atau pertanyaan atau tantangan terhadap autoritas Mahkamah Syariah. Hal ini menyebabkan masalah-masalah yang cukup mengemuka, khususnya yang melibatkan kasus-kasus perdata di antara Muslim dan non-Muslim, di mana pengadilan sipil telah memerintahkan non-Muslim untuk mencari pertolongan dari Mahkamah Syariah.

Awal tahun 2010 dalam putusan Pengadilan Tinggi yang memutuskan mengizinkan surat kabar Katolik the Herald untuk menggunakan kata Allah untuk Tuhan telah memicu dibakarnya lebih dari 4 bangunan gereja dan beberapa lainnya dirusak massa di Kuala Lumpur ibu kota Malaysia.[75][76][77] [78]

7.2 Pendidikan


Multimedia University.

Pendidikan di Malaysia dipantau oleh Kementerian Pendidikan Pemerintah Persekutuan.[79]

Sebagian besar anak-anak Malaysia mulai bersekolah pada usia tiga sampai enam tahun, di Taman Kanak-Kanak. Sebagian besar taman kanak-kanak dijalankan pihak swasta, tetapi ada sedikit taman kanak-kanak yang dijalankan pemerintah.

Anak-anak mulai bersekolah dasar pada usia tujuh tahun selama enam tahun ke muka. Terdapat dua jenis utama sekolah dasar yang dijalankan atau berbantuan pemerintah. Sekolah berbahasa asli (Sekolah Jenis Kebangsaan) menggunakan bahasa Cina atau bahasa Tamil sebagai bahasa pengantar. Sebelum melanjutkan ke tahap pendidikan sekunder, siswa-siswi di kelas 6 dipersyaratkan untuk mengikuti Ujian Prestasi Sekolah Dasar (Ujian Pencapaian Sekolah Rendah, UPSR). Sebuah program yang disebut Penilaian Tahap Satu, PTS digunakan untuk mengukur kemampuan siswa-siswi yang cerdas, dan memungkinkan mereka naik dari kelas 3 ke kelas 5, meloncati kelas 4.[80] Tetapi, program ini dihapus pada 2001.

Pendidikan tahap dua di Malaysia dilaksanakan di dalam Sekolah Menengah Kebangsaan (setara SMP+SMA di Indonesia) selama lima tahun. Sekolah Menengah Kebangsaan menggunakan bahasa Malaysia sebagai bahasa pengantar. Khusus mata pelajaran Matematika dan Sains juga bahasa non-Melayu, ini berlaku mulai tahun 2003, dan sebelum itu semua pelajaran non-bahasa diajarkan di dalam bahasa Malaysia. Di akhir Form Three, yaitu kelas tiga, siswa-siswi diuji di dalam Penilaian Menengah Rendah, PMR. Di kelas lima pendidikan tahap dua (Form Five), siswa-siswi mengikuti ujian Ijazah Pendidikan Malaysia (Sijil Pelajaran Malaysia, SPM), yang setara dengan bekas British Ordinary pada tahapan ‘O’. Sekolah tertua di Malaysia adalah Penang Free School, juga sekolah tertua di Asia Tenggara.

Pendidikan tahap dua nasional Malaysia dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu National Secondary School (Sekolah Menengah Kebangsaan), Religious Secondary School (Sekolah Menengah Agama), National-Type Secondary School (Sekolah Menengah Jenis Kebangsaan) yang juga disebut Mission School (Sekolah Dakwah), Technical School (Sekolah Menengah Teknik), Sekolah Berasrama Penuh, dan MARA Junior Science College (Maktab Rendah Sains MARA).

Juga terdapat 60 Chinese Independent High School di Malaysia, yang sebagian besar di antaranya berbahasa pengantar bahasa Cina. Chinese Independent High School dipantau dan distandardisasi oleh United Chinese School Committees’ Association of Malaysia (UCSCAM, lebih lazim disebut di dalam bahasa Cina, Dong Zong 董总), tetapi, tidak seperti sekolah pemerintah, tiap-tiap sekolah independen bebas menentukan keputusan. Belajar di sekolah independen memerlukan waktu 6 tahun untuk tamat, terbagi ke dalam Tahap Junior (3 tahun) dan Tahap Senior (3 tahun). Siswa-siswi akan mengikuti uji standardisasi yang diadakan oleh UCSCAM, yang dikenal sebagai Unified Examination Certificate (UEC) (Ijazah Pengujian Bersama) di Menengah Junior 3 (setara Penilaian Menengah Rendah) dan Menengah Senior 3 (setara tahap A). Sejumlah sekolah independen mengadakan kelas-kelas berbahasa Malaysia dan berbahasa Inggris selain berbahasa Cina, memungkinkan siswa-siswi mengikuti Penilaian Menengah Rendah dan Sijil Pelajaran Malaysia juga.


Universitas Nottingham, Kampus Malaysia.

Sebelum perkenalan sistem matrikulasi, siswa-siswi yang hendak memasuki universitas publik harus menyelesaikan 18 bulan tambahan sekolah sekunder di Form Six (kelas 6) dan mengikuti Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia, STPM; yang setara British Advanced atau tahap ‘A’. Karena perkenalan program matrikulasi sebagai alternatif bagi STPM pada 1999, siswa-siswi yang menamatkan program 12 bulan di perkuliahan matrikulasi (kolej matrikulasi di dalam bahasa Malaysia) dapat mendaftar di universitas lokal. Tetapi, di dalam sistem matrikulasi, hanya 10% dari bangku yang tersedia bagi siswa-siswi non-Bumiputra dan sisanya untuk siswa-siswi Bumiputra.

Terdapat universitas publik seperti Universitas Malaya, Universitas Sains Malaysia, Universitas Putra Malaysia Universitas Teknologi Malaysia, Universitas Teknologi Mara, dan Universitas Kebangsaan Malaysia. Universitas swasta juga mendapatkan reputasi yang cukup untuk pendidikan bermutu internasional dan banyak siswa-siswi dari seluruh dunia berminat memasuki universitas-universitas itu. Misalnya Multimedia University, Universitas Teknologi Petronas, dan lain-lain. Sebagai tambahan, empat universitas bereputasi internasional telah membuka kampus cabangnya di Malaysia sejak 1998. Sebuah kampus cabang dapat dilihat sebagai ‘kampus lepas pantai’ dari universitas asing, yang memberikan kuliah dan penghargaan yang sama seperti kampus utamanya. Siswa-siswi lokal maupun internasional dapat meraih kualifikasi asing identik ini di Malaysia dengan biaya rendah. Kampus cabang universitas asing di Malaysia adalah: Monash University Malaysia Campus, Curtin University of Technology Sarawak Campus, Swinburne University of Technology Sarawak Campus, dan University of Nottingham Malaysia Campus.

Siswa-siswi juga memiliki opsi untuk mendaftar di lembaga tersier swasta setelah menamatkan pendidikan sekunder. Sebagian besar lembaga memiliki pranala pendidikan dengan universitas-universitas seberang lautan semisal di Amerika Serikat, Britania Raya, dan Australia, memungkinkan mahasiswa menghabiskan periode perkuliahannya dengan mendapatkan kualifikasi seberang lautan. Satu contoh adalah SEGi College yang bermitra dengan University of Abertay Dundee.[81] Mahasiswa Malaysia belajar di luar negara seperti di Indonesia, Britania Raya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Singapura, Jepang dan negara-negara di Timur-Tengah seperti Yordania dan Mesir. Ada juga mahasiswa Malaysia di beberapa universitas di Korea Selatan, Jerman, Perancis, Republik Rakyat Cina, Irlandia, India, Rusia, Polandia, dan Republik Ceko.

Sebagai tambahan untuk Kurikulum Nasional Malaysia, Malaysia memiliki sekolah internasional. Sekolah internasional memberi para siswa kesempatan untuk mempelajari kurikulum dari negara lain. Sekolah-sekolah ini utamanya dibuka karena bertambahnya penduduk ekspatriat di negara ini. Sekolat internasional termasuk: Sekolah Indonesia (kurikulum Indonesia), Australian International School, Malaysia (kurikulum Australia), Alice Smith School (kurikulum Britania), elc International school (kurikulum Britania), Garden International School (kurikulum Britania), Lodge International School (kurikulum Britania), International School of Kuala Lumpur (kurikulum Amerika dan Sarjana Muda Internasional), Japanese School of Kuala Lumpur (Kurikulum Jepang), The Chinese Taipei School, Kuala Lumpur and The Chinese Taipei School, Penang (Kurikulum Cina-Taipei), International School of Penang (Kurikulum Britania dan Sarjana Muda Internasional), Lycée Français de Kuala Lumpur (Kurikulum Perancis), dan lain-lain.

7.3 Kesehatan

Masyarakat Malaysia menempati tingkat kepentingan pada perluasan dan pengembangan kesehatan, 5% anggaran pembangunan sektor sosial pemerintah adalah untuk kesehatan masyarakat—penaikan lebih dari 47% dari periode sebelumnya. Ini berarti semua kenaikan lebih dari 2 miliar ringgit Malaysia (lebih dari 6,5 triliun rupiah). Dengan menaiknya harapan hidup dan bertambahnya penduduk, pemerintah berkehendak untuk memperbaiki banyak sektor, termasuk perbaikan rumah sakit yang ada, membangun dan melengkapi rumah sakit baru, pertambahan jumlah klinik umum, dan perbaikan pelatihan dan perluasan pelayanan jarak jauh (telehealth). Bertahun-tahun lalu pemerintah telah memperkuat usaha untuk memutakhirkan sistem dan menggaet lebih banyak investor asing.

Sistem kesehatan Malaysia memerlukan para dokter untuk melaksanakan tugas tiga tahun pelayanan di rumah sakit umum untuk meyakinkan sumber daya manusia rumah-rumah sakit itu tetap terjaga. Baru-baru ini dokter-dokter asing juga ditugaskan untuk bekerja di sini. Tetapi masih juga sejumlah kekurangan tenaga medis, khususnya yang berpengalaman spesialis, hasilnya pelayanan dan perawatan kesehatan tertentu hanya ada di kota-kota besar. Upaya-upaya terbaru untuk menghadirkan banyak fasilitas ke kota-kota lain dihambat oleh kurangnya ahli untuk menjalankan peralatan yang tersedia dari para investor.

Sebagian besar rumah sakit swasta berada di perkotaan, dan tidak seperti banyak rumah sakit umum, diperlengkapi dengan fasilitas diagnosis dan visualisasi terbaru. RUmah sakit swasta umumnya tidak dilihat sebagai investasi ideal—sedikitnya perlu waktu sepuluh tahun sebelum investor meraih untung. Namun, situasi itu kini berubah dan perusahaan kini melihat wilayah ini lagi, terkhusus memperhatikan kenaikan minat orang asing yang datang ke Malaysia untuk tujuan perawatan kesehatan dan fokus pemerintah terbatu untuk membangun industri pariwisata kesehatan.[82]

7.4 Kewarganegaraan

Sebagian besar orang Malaysia diberikan kewarganegaraan oleh lex soli.[83] Kewarganegaraan di negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia Timur berbeda dengan kewarganegaraan di Malaysia Barat untuk tujuan imigrasi. Setiap warga negara diberi selembar kartu identitas biometric smart chip, yang biasa disebut MyKad, pada umur 12 tahun, dan harus membawa kartu itu kapanpun.[84]

VIII. Ekonomi


Menara Kembar PETRONAS, simbol Malaysia

Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan di kawasan selama berabad-abad. Berbagai komoditas seperti keramik dan rempah aktif diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapura mengemuka.


Menara Petronas di Kuala Lumpur. Pertumbuhan cepat ekonomi dan kemakmuran Malaysia dicirikan oleh Menara Petronas, kantor pusat raksasa minyak nasional.

Pada abad ke-17, mereka didirikan di beberapa negara bagian. Kemudian, sejak Britania Raya mulai mengambil alih sebagai administrator Malaya Britania, pohon karet dan kelapa sawit diperkenalkan untuk tujuan komersial. Di dalam waktu lama, Malaya menjadi penghasil timah, karet, dan minyak sawit terbesar di dunia.[85] Tiga komoditas ini, beserta bahan mentah lainnya, mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai abad ke-20.

Sebagai ganti kebergantungan pada Suku Melayu sebagai sumber tenaga kerja, Britania membawa Tionghoa dan orang India untuk bekerja di pertambangan, perkebunan, dan mengisi kekosongan ahli profesional. Kendati banyak dari mereka kembali ke negara asal mereka setelah kontrak dipenuhi, beberapa di antaranya menetap di Malaysia.

Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan, pemerintah mulai menerapkan perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai dengan Rencana Lima Tahun Malaya Pertama pada 1955. Ketika Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan dinomori, dimulai dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965.

Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen kepada transformasi dari ekonomi yang bergantung pada pertambangan dan pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur. Dengan investasi Jepang, industri-industri berat mulai dibuka dan beberapa tahun kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin pertumbuhan primer negara ini[rujukan?]. Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7% pertumbuhan PDB disertai dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an.[86] Pada dasarnya, pertumbuhan Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kemerosotan dalam sektor teknologi informasi pada tahun 2001. KDNK pada tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3% disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan ekspor tetapi paket perangsang fiskal yang besar telah mengurangi dampak tersebut.

Pada periode yang sama, pemerintah berupaya mengurangi angka kemiskinan dengan Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang kontroversial, setelah Peristiwa 13 Mei, kerusuhan antar-etnis pada 1969.[47] Tujuan utamanya adalah menghilangkan keterkaitan ras dengan fungsi ekonomi, dan rencana lima tahun pertama mulai menerapkan NEP sebagai Rencana Malaysia Kedua. Kejayaan atau kegagalan NEP menjadi bahan perdebatan, kendati secara resmi berakhir pada 1990 dan diganti dengan Kebijakan Pembangunan Nasional (NDP). Baru-baru ini banyak debat muncul sekali lagi tentang hasil dan relevansi NEP. Sebagian pihak berdalih bahwa NEP jelas-jelas berjaya menciptakan pengusaha dan tenaga profesional Melayu kelas menengah-atas. Kendati beberapa perbaikan di dalam kekuatan ekonomi Melayu secara umum, pemerintah Malaysia memelihara kebijakan diskriminasi yang menguntungkan Suku Melayu di atas suku lain – termasuk pengutamaan penerimaan kerja, pendidikan, beasiswa, perdagangan, akses mendapatkan rumah murah dan tabungan yang dibantu.[87] Perlakuan khusus ini memicu kecemburuan dan kebencian di antara non-Melayu dan Melayu.

Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi negara yang dimiliki pihak lokal telah banyak diserahkan demi menguntungkan Bumiputra/Melayu di banyak industri strategis/penting seperti distribusi turunan minyak bumi, transportasi, pertanian, dan lain-lain. Sebagian besar profesional per kapita masih didominasi orang India-Malaysia.

Ledakan ekonomi yang cepat memicu macam-macam masalah pemasokan. Sedikitnya tenaga kerja segera dipenuhi dengan mengalirnya jutaan pekerja imigran, banyak di antaranya ilegal. PLC yang kaya akan modal tunai dan konsorsium bank-bank segera menguntungkan pertambahan dan mencepatnya pemulaian pembangunan projek-projek infrastruktur besar. Ini berakhir ketika krisis finansial Asia 1997 melanda pada musim gugur 1997, menghantarkan kejutan besar bagi ekonomi Malaysia.

Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis, terjadi penjualan singkat spekulatif mata uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada tingkatan yang berbahaya, karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari MYR 2,50 per USD ke, MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir 1.300 poin ke kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan kontroversial menteri keuangan Anwar Ibrahim, sebuah Dewan Aksi Ekonomi Nasional dibentuk untuk mengantisipasi krisis moneter. Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia pada 3,80 terhadap dolar Amerika Serikat. Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang mengejutkan analis asing.

Pada Maret, 2005, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menerbitkan sebuah makalah tentang sumber-sumber dan langkah pemulihan Malaysia, ditulis oleh Jomo K.S. dari departemen ekonomi terapan, Universitas Malaya, Kuala Lumpur. Makalah itu menyimpulkan bahwa kontrol yang ditentukan pemerintah Malaysia tidaklah memperparah tidak pula membantu pemulihan. Faktor terbesar adalah menaiknya jumlah ekspor komponen elektronik, yang disebabkan oleh menaiknya permintaan komponen di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh kekhawatiran dampak kedatangan tahun 2000 (Y2K) pada komputer dan perangkat digital lain yang lebih tua.

Tetapi, pasca-memudarnya Y2K pada 2001 tidak memengaruhi Malaysia seperti banyak negara lain. Ini menjadi bukti yang lebih jelas bahwa ada sebab-sebab dan dampak-dampak lain yang mungkin lebih bersesuaian untuk pemulihan. Satu kemungkinan adalah bahwa para spekulan mata uang mengalami kebangkrutan keuangan setelah jatuh di dalam aksi serang mereka terhadap dollar Hong Kong pada Agustus 1998 dan setelah rubel Rusia tumbang. (Lihat George Soros)

Tanpa memperhatikan sebab dan akibat klaim, peremajaan ekonomi juga bergulir dengan defisit anggaran dan belanja pemerintah besar-besaran di tahun-tahun setelah krisis. Kemudian, Malaysia menikmati pemulihan ekonomi lebih cepat dibandingkan dengan jiran-jirannya. Bagaimanapun, di banyak cara negara ini belum mengalami kepulihan pada tingkatan pra-krisis.

Sementara langkah pembangunan kini tidak secepat dulu, tetapi terasa lebih stabil. Kendati kontrol dan penjagaan ekonomi bukan menjadi alasan utama pemulihan, tidak ada keraguan bahwa sektor perbankan menjadi lebih kenyal terhadap serangan luar negara. Akun saat ini berada di surplus struktural, memberikan bantalan bagi pengambangan modal. Harga-harga aset kini, fraksi dari ketinggian pra-krisis mereka.

Malaysia mempunyai sejumlah elemen makroekonomi yang stabil (di mana tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran uang asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan Malaysia untuk tidak mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan kurang baik disebabkan kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan kompetitif.

Nilai tukar yang dipatok dibuka kembali pada Juli 2005 untuk nilai tukar mengambang yang terawasi setelah satu jam pemberlakuan yang sama oleh Cina.[88] Pada pekan yang sama, ringgit menguat satu persen dibandingkan mata uang utama lainnya dan diharapkan akan mengalami apresiasi lebih jauh. Tetapi pada Desember 2005, harapan apresiasi lebih jauh menjadi bisu karena aliran modal melampaui USD 10 miliar.[89]

Pada September 2005, Howard J. Davies, direktur London School of Economics, di dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, memperingatkan para pejabat Malaysia bahwa jika mereka ingin pasar modal fleksibel kembali, mereka harus mencabut larangan penjualan singkat. Pada Maret 2006, Malaysia mencabut larangan penjualan singkat.[90] Kini, Malaysia dipandang sebagai negara industri baru.[17][18][91]

IX. Infrastruktur


Jalur Damansara, bagian dari Jalur Cepat Lembah Klang.

Malaysia memiliki jalan-jalan besar yang menghubungkan semua kota besar di pesisir barat Semenanjung Malaysia. Pada 2006, panjang keseluruhan Sistem Jalur Cepat Malaysia adalah 1.471,6 kilometer. Jejaring itu menghubungkan semua kota besar dan sekitarnya: Klang Valley, Johor Bahru, dan Penang satu sama lain. Jalur motor utama (E1 dan E2, E1 adalah bagian Utara Kuala Lumpur, sedangkan E2 adalah bagian selatan), terentang dari ujung utara dan selatan Semenanjung Malaysia, masing-masing di Bukit Kayu Hitam dan Johor Bahru. Jalur itu bagian dari Jaringan Jalur Cepat Asia, yang juga menghubungkan Thailand dan Singapura.

Jalan di Malaysia Timur dan pesisir timur Semenanjung Malaysia relatif kurang terbangun. Semua itu berupa jalan yang sangat berkelok-kelok melewati pegunungan dan belum dilapisi aspal, jalan berkerikil. Akibatnya, sungai masih menjadi jalur transportasi penting, di samping pesawat udara sebagai modus utama atau alternatif transportasi bagi penduduk pedalaman.

Jasa kereta api di Malaysia Barat dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu dan memiliki rel cukup banyak yang menghubungkan semua kota besar dan kota kecil di semenanjung, yang juga melebar hingga Singapura. Juga ada rel pendek di Sabah yang dioperasikan oleh Sabah State Railway yang utamanya mengangkut komoditas.

Juga ada pelabuhan di negara ini. Pelabuhan besar adalah Port Klang dan Tanjung Pelepas di Johor. Pelabuhan penting lainnya dapat ditemukan di Tanjung Kidurong, Kota Kinabalu, Kuching, Kuantan, Pasir Gudang, Penang, Miri, Sandakan, and Tawau.

Bandar Udara ditemukan di pelosok negara. Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) adalah bandar udara terbesar di negara ini. Bandar udara penting lainnya termasuk Bandar Udara Internasional Kota Kinabalu, Bandar Udara Internasional Penang, Bandar Udara Internasional Kuching, Bandar Udara Internasional Langkawi, dan Bandar Udara Internasional Senai. Juga ada bandar udara di kota-kota kecil, juga pelabuhan udara perintis domestik di kawasan perkotaan Sabah dan Sarawak. Terdapat jasa penerbangan harian Timur dan Barat Malaysia, satu-satunya pilihan yang tepat bagi konsumen perjalanan dari dua belahan negara ini. Malaysia adalah rumah bagi maskapai udara murah di kawasan ini, AirAsia. AirAsia berbasis di Kuala Lumpur dan memelihara penerbangan ke Asia Tenggara dan Cina. Di Kuala Lumpur, AirAsia mengoperasikan Low Cost Carrier Terminal (LCCT) di KLIA.

Jasa telekomunikasi antarkota disediakan di Malaysia Barat terutama oleh riley radio gelombang pendek. Telekomunikasi internasional disediakan melalui kabel bawah laut dan satelit. Salah satu perusahaan telekomunikasi terpenting dan terbesar di Malaysia adalah Telekom Malaysia (TM), yang menyediakan produk-produk dan pelayanan dari sambungan tetap, sambungan bergerak, juga jasa akses Internet dial-up dan broadband. TM memiliki semi-monopoli jasa sambungan telepon tetap di negara ini.

Pada Desember 2004, Menteri Energi, Air, dan Komunikasi Lim Keng Yaik melaporkan bahwa hanya 0,85% atau 218.004 orang di Malaysia menggunakan jasa broadband. Tetapi, angka ini didasarkan pada banyaknya pelanggan, sedangkan satuan persentase rumah tangga mencerminkan situasi lebih akurat. Ini menggambarkan kenaikan 0,45% di tiga triwulan. Dia juga melaporkan bahwa pemerintah menargetkan penggunaan 5% pada 2006 dan berlipat dua menjadi 10% pada 2008. Lim Keng Yaik mendorong perusahaan-perusahaan telekomunikasi lokal dan penyedia jasa untuk membuka mil terakhir dan harga lebih murah agar menguntungkan pengguna.

X. Budaya

Seorang juru masak sedang membuat martabak telur, sejenis kue panci yang diisi telur, cincang daging dan daun bawang, di Kuala Lumpur.

Budaya Malaysia merujuk kepada kebudayaan semua masyarakat majemuk yang terdapat di Malaysia dan berbagai suku di sana, seperti:

1. Kebudayaan Melayu
2. Kebudayaan Tionghoa
3. Kebudayaan India
4. Kebudayaan Kadazan-Dusun
5. Kebudayaan Dayak, Iban, Kayan, Kenyah, Murut, Lun Bawang, Kelabit, dan Bidayuh.

10.1 Kelompok etnik di Malaysia berdasar wilayah

10.1.1 Seluruh wilayah : Banjar · Melayu · Cina · India · Bugis · Eurasia · Jawa
10.1.1.1 Semenanjung Malaysia : Baba Nyonya · Portugis Malaka · Chitty · Siam Malaysia · Minangkabau · Orang Asli
10.1.1.2 Sarawak : Bidayuh · Bisaya · Bukitan · Iban · Lun Bawang · Kayan · Kedayan · Kelabit · Kenyah · Melanau · Penan · Punan · Selako · Ukit
10.1.1.3 Sabah : Bajau · Brunei · Dusun · Ida’an · Kadazan · Lotud · Murut · Orang Sungai · Rungus · Suluk

Malaysia adalah masyarakat multi-suku, multi-budaya, dan multi-bahasa. Penduduk pada Februari 2007 adalah 26,6 juta terdiri dari 62% Bumiputera (termasuk Melayu), 24% Tionghoa, 8% India, dengan sedikit minoritas dan suku asli (Departemen Statistik Malaysia). Tegangan kesukuan terjadi tahun 2008.[92]


Tarian Zapin.

Suku Melayu, kelompok terbesar, didefinisi sebagai Muslim di dalam Konstitusi Malaysia. Suku Melayu memainkan peran dominan secara politis dan digolongkan sebagai salah satu bumiputra. Bahasa aslinya adalah Bahasa Melayu, dan dijadikan bahasa nasional Malaysia.[24]

Di masa silam, Suku Melayu menulis di dalam bahasa Sanskerta atau menggunakan alfabet berbasis bahasa Sanskerta[rujukan?]. Setelah abad ke-15, tulisan Jawi (berbasis bahasa Arab) menjadi popular.[rujukan?] Tidak lama kemudian, tulisan romawi mengambil alih peran Sanskerta dan Jawi sebagai tulisan dominan. Ini umumnya dikarenakan pengaruh sistem pendidikan kolonial, yang mengajari anak-anak tulisan romawi daripada tulisan Arab.[rujukan?]


Hindu di Kuala Lumpur.

Suku asli non-Melayu terbesar adalah Iban dari Sarawak, yang jumlahnya melebihi 600.000 jiwa. Beberapa Suku Iban masih menetap di perkampungan hutan tradisional di dalam rumah panjang di sepanjang Sungai Rajang dan Lupar dan daerah aliran mereka, kendati banyak dari Suku Iban pindah ke kota. Suku Bidayuh, berjumlah kira-kira 170.000 jiwa, berpusat di barat daya Sarawak. Suku asli terbesar di Sabah adalah Kadazan. Mereka umumnya petani yang menganut Kristen. 140.000 Orang Asli, atau aborigin, terdiri dari sejumlah komunitas suku yang berbeda-beda yang menetap di Malaysia Barat. Biasanya menjadi pemburu, peladang berpindah, dan petani, banyak dari mereka kemudian menetap dan sebagiannya berbaur ke dalam Malaysia modern.

Kaum Tionghoa di Malaysia umumnya menganut Buddha (dari sekte Mahayana) atau juga menganut Tao. Tionghoa di Malaysia mampu berbicara di dalam beberapa dialek bahasa Tionghoa, termasuk Mandarin, Hokkien, Kanton, Hakka, dan Teochew. Majoritas Tionghoa di Malaysia, terkhusus mereka dari kota-kota besar semisal Kuala Lumpur, Petaling Jaya, dan Penang mampu berbahasa Inggris pula. Terdapat pula sejumlah Tionghoa yang semakin bertambah generasi Tionghoa baru yang memandang bahasa Inggris sebagai bahasa ibu mereka. Tionghoa di Malaysia berdasarkan sejarah telah menjadi dominan di dalam komunitas perdagangan Malaysia.

Suku India-Malaysia utamanya Tamil Hindu dari India selatan yang bahasa aslinya adalah bahasa Tamil, juga ada komunitas India yang berbahasa Telugu, Malayalam, dan Hindi, menetap terutama di kota-kota besar di pesisir barat semenanjung. Banyak kalangan India menengah-atas di Malaysia juga berbahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sejumlah komunitas Tamil Muslim dengan 200.000 jiwa juga tumbuh sebagai kelompok sub-budaya yang mandiri. Juga terdapat komunitas Tamil Kristen di kota-kota besar. Juga ada komunitas Sikh di Malaysia melebihi 83.000 jiwa. Sebagian besar India-Malaysia mulanya bermigrasi dari India sebagai pedagang, guru, atau tenaga ahli lainnya. Sejumlah besar juga bagian dari kaum migran paksaan dari India oleh pihak Britania semasa zaman kolonial untuk bekerja di industri penanaman.[93][94]

Orang Eurasia, Kamboja, Vietnam, Thai, Bugis, Jawa, dan suku-suku asli ikut memperkaya keanekaan penduduk Malaysia. Sejumlah kecil orang Eurasia, campuran Portugis dan Melayu, berbahasa kreol berbasis-bahasa Portugis, disebut bahasa Kristang. Juga terdapat orang Eurasia campuran Filipino dan Spanyol, terutama di Sabah. Diturunkan dari kaum imigran dari Filipina, beberapa di antaranya berbahasa Chavacano, satu-satunya bahasa kreol berbasis-bahasa Spanyol di Asia. Orang Kamboja dan Vietnam terutama pemeluk Buddha (Kamboja: sekte Theravada, Vietnamese: sekte Mahayana). Orang Thai-Malaysia adalah kelompok besar di negara-negara bagian Perlis, Kedah, Penang, Perak, Kelantan, dan Terengganu. Di samping berbahasa Thai, sebagian besar mereka menganut Buddha, merayakan Songkran (festival air) dan dapat berbahasa Hokkien tetapi sebagian dari mereka adalah Muslim dan berbahasa Melayu dialek Kelantan. Orang Bugis dan Jawa menjadi bagian penduduk di Johor. Sebagai tambahan, ada juga banyak orang asing dan ekspatriat yang menjadikan Malaysia sebagai rumah kedua mereka, juga berkontribusi menjadi penduduk Malaysia.

Tionghoa dan Islam sangat memengaruhi musik tradisional Malaysia. Musik itu terutama didasarkan pada gendang (drum), tetapi melibatkan alat tabuh lain (beberapa di antaranya bercangkang); rebab, alat berdawai sejenis biola; serunai, alat tiup sejenis oboe dengan dua buluh; suling, dan terompet. Negara ini memiliki tradisi kuat di dalam hal tari dan sendratari, beberapa berasal dari Thai, India, dan Portugis. Baru-baru ini, dikir barat mulai memasyarakat, dan pemerintah mulai mempromosikannya sebagai ikon budaya nasional.[95] Bentuk artistik lainnya juga dipengaruhi oleh tetangganya, Indonesia, termasuk wayang kulit (teater boneka berbayangan), pencak silat (seni beladiri), dan kerajinan seperti batik, anyam-tenun, termasuk pakaian upacara pua kumbu, dan perak dan seni ukir kuningan.

10.2 Hari libur

Orang Malaysia mengenali sejumlah hari libur dan perayaan tahunan. Beberapa hari libur diumumkan diberlakukan pemerintah persekutuan dan beberapa lainnya diberlakukan oleh pemerintah negara bagian. Perayaan lainnya dibiasakan oleh kelompok suku atau agama tertentu, namun tidak dianggap hari libur.

Hari libur yang paling dirayakan adalah “Hari Merdeka” pada 31 Agustus untuk memperingati kemerdekaan Federasi Malaya pada 1957, sedangkan Hari Malaysia hanya dirayakan di negara bagian Sabah pada 16 September untuk memperingati pembentukan Malaysia pada 1963. Hari Merdeka, juga Hari Buruh (1 May), hari lahir raja (Sabtu awal bulan Juni) dan beberapa perayaan lain adalah hari libur yang ditetapkan pemerintah persekutuan.

Muslim di Malaysia merayakan hari raya Islam. Hari raya terbesar adalah, Idul Fitri. Hari raya ini dirayakan oleh Muslim sedunia menandai akhir Ramadan, bulannya puasa bagi Muslim. Ciri bulan baru menandakan berakhirnya Ramadan, berakhirnya masa puasa. Sebagai tambahan untuk Idul Fitri, Muslim Malaysia juga merayakan Idul Adha, Tahun Baru Islam, dan Maulid Nabi (hari lahir Nabi Muhammad menurut tarikh Hijriah).

Tionghoa di Malaysia turut merayakan hari-hari raya Tionghoa di dunia. Tahun Baru Cina paling dirayakan di antara hari-hari raya yang berlangsung selama lima belas hari dan diakhiri dengan Chap Goh Mei(十五瞑). Perayaan Tionghoa lainnya adalah Festival Qingming, Festival Perahu Naga, dan Festival Tengah Musim Gugur. Yang lainnya lagi adalah, penganut Buddha merayakan Waisak.

Sebagian besar orang India di Malaysia adalah Hindu dan mereka merayakan Dipawali, festival cahaya, sedangkan Thaipusam dirayakan para peziarah dari pelosok negara berkumpul di Batu Caves. Terpisah dari Hindu, penganut Sikh merayakan Vaisakhi, Tahun Baru Sikh.

Perayaan lainnya, semisal Jumat Agung (hanya di Malaysia Timur), Natal, Gawai Dayak di masyarakat Iban (Dayak), Pesta Menuai (Pesta Kaamatan) di masyarakat Kadazan-Dusun juga dirayakan di Malaysia.

XI. Pariwisata

Berikut merupakan sebagian objek wisata populer di Malaysia:

11.1 Gunung


Gunung Kinabalu

1. Bukit Bendera, Pulau Pinang
2. Cameron Highlands, Pahang
3. Genting Highlands, Pahang
4. Gunung Jerai, Kedah
5. Gunung Kinabalu, Sabah
6. Gunung Ledang, Johor
7. Gunung Tahan, Pahang

11.2 Sungai

1. Air terjun Lata Kinjang, Perak
2. Air terjun Kota Tinggi, Johor
3. Air terjun Telaga Tujuh, Kedah
4. Jeram Toi, Negeri Sembilan

11.3 Pantai


Batu Feringghi

1. Batu Ferringghi, Pinang
2. Pantai Cahaya Bulan, Kelantan
3. Pantai Cherating, Pahang
4. Pantai Desaru, Johor
5. Pantai Merdeka, Kedah
6. Pantai Morib, Selangor
7. Pantai Tanjung Aru, Sabah
8. Pantai Teluk Batik, Perak
9. Port Dickson, Negeri Sembilan
10. Rantau Abang, Terengganu
11. Teluk Danga, Johor

11.4 Pulau


Pulau Langkawi

1. Pulau Kapas, Terengganu
2. Pulau Langkawi, Kedah
3. Pulau Pangkor, Perak
4. Pulau Payar, Kedah
5. Pulau Pemanggil, Johor
6. Pulau Perhentian, Terengganu
7. Pulau Redang, Terengganu
8. Pulau Sibu, Johor
9. Pulau Sipadan, Sabah
10. Pulau Tioman, Pahang


Pemandangan pantai di Pulau Tioman.

11.5 Lainnya


KLCC (Kuala Lumpur City Centre)

1. A Famosa, Melaka
2. Batu Caves, Selangor
3. Danau Kenyir, Terengganu
4. Gedung Sultan Abdul Samad, Kuala Lumpur
5. Masjid Jamek, Kuala Lumpur
6. Masjid Negara, Kuala Lumpur
7. Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur
8. Menara Kuala Lumpur, Kuala Lumpur
9. Sumur Hang Tuah, Melaka
10. Taman Negara Malaysia, Pahang, Kelantan dan Terengganu
11. Taman Negara Niah, Sarawak
12. Zoo Negara, Kuala Lumpur

XII. Tokoh utama di Malaysia


Tunku Abdul Rahman, Bapak Pendiri Malaysia

1. Onn Jaafar
2. Tunku Abdul Rahman
3. Tun Abdul Razak
4. Hussein Onn
5. Mahathir bin Mohamad
6. Abdullah bin Haji Ahmad Badawi

XIII. Organisasi

* EAEC sebelumnya EAEG
* EAF
* ASEAN
* OKI
* Negara-Negara Persemakmuran
* Perserikatan Bangsa-Bangsa
* Kerjasama Selatan-Selatan
* GNB

XIV. Fakta lain

Kota utama : Kuala Lumpur
Hari Kebangsaan : 31 Agustus 1957
Benua : Asia, Asia Tenggara
Koordinat Geografi : 2- 30′ U, 112- 30′ T
Hujan tahunan : 2000 ~ 2500 mm
Iklim : Tropis dengan suhu 24–35° Celsius
Bunga resmi : Bunga raya
Binatang resmi : Harimau
Puncak tertinggi : Gunung Kinabalu, Pegunungan Crocker (4175m)
Puncak tertinggi di semenanjung : Gunung Tahan, Pegunungan Tahan (2187 m)
Pegunungan terpanjang : Pegunungan Titiwangsa (500 km)
Sungai terpanjang : Sungai Rajang, Sarawak (563 km)
Sungai terpanjang di semenanjung : Sungai Pahang (475 km)
Jembatan terpanjang : Jembatan Pulau Pinang (13,5 km)
Gua terbesar : Gua Mulu dan Gua Niah, Sarawak
Bangunan tertinggi : Menara Kembar Petronas (452m)
Negara bagian terbesar : Sarawak (124.450 km persegi)
Negara bagian terkecil : Perlis (810 km persegi)
Tempat paling lembap : Bukit Larut (lebih 5080 mm)
Tempat paling kering : Kuala Pilah (kurang dari 1524 mm)
Kawasan paling padat : Kuala Lumpur (6074/km², 15.543/mil persegi)
Penanaman ekspor utama : Minyak sawit dan getah

Lihat pula:

* Daftar negara di dunia
* Daftar suku di Malaysia
* Masyarakat Melayu di Malaysia
* Miss Malaysia
* Partai-partai politik Malaysia
* Polis Diraja Malaysia
* Tanda Penghargaan Malaysia
* Yang di-Pertuan Agong
* Daftar menteri, wakil menteri, dan sekretaris Parlemen Malaysia
* Daftar masakan Malaysia

Referensi:

1. ^ a b The UK Statute Law Database: Federation of Malaya Independence Act 1957 (c. 60)
2. ^ a b c d “No.10760: Agreement relating to Malaysia” (pdf). United Nations Treaty Collection. United Nations. 1 Juli 1963. http://untreaty.un.org/unts/1_60000/21/36/00041791.pdf. Diakses pada 29 Juli 2010.
3. ^ “Population (Updated 5 September 2008)”. Department of Statistics Malaysia. 5 September 2008. http://www.statistics.gov.my/eng/index.php?option=com_content&view=article&id=50:population&catid=38:kaystats&Itemid=11. Diakses pada 20 September 2008.
4. ^ a b c d “Malaysia”. International Monetary Fund. http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2009/01/weodata/weorept.aspx?sy=2006&ey=2009&scsm=1&ssd=1&sort=country&ds=.&br=1&c=548&s=NGDPD%2CNGDPDPC%2CPPPGDP%2CPPPPC%2CLP&grp=0&a=&pr.x=59&pr.y=19. Diakses pada 22 April 2009.
5. ^ The Star Online. Kembali ke Bahasa Malaysia. Diakses pada 5 Juli 2007
6. ^ Pasal 1. Konstitusi Malaysia.
7. ^ a b c d e f CIA. The World Fact Book: Malaysia. Diakses pada 9 Desember 2006.
8. ^ Yang di-Pertuan Agong biasa disebut “Raja”, “Kepala”, atau “yang Agung”
9. ^ Pasal 33. Konstitusi Malaysia.
10. ^ Pasal 43. Konstitusi Malaysia.
11. ^ Federation of International Trade Associations. Informasi Umum Malaysia. Diakses pada 7 Desember 2007.
12. ^ a b Majalah Time. A New Nation. 9 September 1957.
13. ^ a b Paragraf 22. Singapura. Jalan menuju kemerdekaan. Divisi Penelitian Federal, Perpustakaan Kongres. Seri Buku Pegangan Wilayah/Pengkajian Negara. Departemen Angkatan Darat Amerika Serikat. Diakses pada 9 Desember 2006.
14. ^ a b Majalah Time. The Art of Dispelling Anxiety. Agustus.
15. ^ Paragraf 25. Singapura. Jalan menuju kemerdekaan. Divisi Penelitian Federal, Perpustakaan Kongres. Seri Buku Pegangan Wilayah/Pengkajian Negara. Departemen Angkatan Darat Amerika Serikat. Diakses pada 9 Desember 2006.
16. ^ United Nations — Treaty No. 8029
17. ^ a b Paweł Bożyk (2006). “Newly Industrialised Countries”. Globalisation and the Transformation of Foreign Economic Policy. Ashgate Publishing, Ltd. hlm. 164. ISBN 0-75-464638-6.
18. ^ a b N. Gregory Mankiw (4th Edition 2007). Principles of Economics. Mason, Ohio: Thomson/South-Western. ISBN 0-32-422472-9.
19. ^ Kantor Perdana Menteri. Keamanan Selat Malaka dan dampaknya bagi keamanan kawasan Asia Tenggara. Diakses pada 26 November 2007.
20. ^ American University. Pertambangan Timah di Malaysia. Diakses pada 14 November 2007.
21. ^ Bank Negara Malaysia. Halaman Data Ikhtisan Nasional BNM. Diakses pada 8 November 2007
22. ^ “Biodiversity Theme Report”. Departemen Lingkungan, Air, Pusaka, dan Seni Australia. http://www.environment.gov.au/soe/2001/publications/theme-reports/biodiversity/biodiversity01-3.html. Diakses pada 24 Januari 2009.
23. ^ [1]
24. ^ a b Pasal 152. Konstitusi Malaysia.
25. ^ Pasal 3. Konstitusi Malaysia.
26. ^ Tinjauan. Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara. Diakses pada 8 November 2007.
27. ^ Daftar Negara Anggota. PBB. Diakses pada 8 November 2007
28. ^ Anggota. Sekretariat Persemakmuran. Diakses pada 8 November 2007.
29. ^ Kementerian Luar Negeri, Turki. Fakta dan Gambar D-8. Diakses pada 12 December 2007.
30. ^ The New Student’s Reference Work. 1914.
31. ^ Sakai, Manako. Menggugah kembali Pertautan Melayu di Asia Tenggara.
32. ^ Halaman 46–47. Suarez, Thomas. Early Mapping of Southeast Asia.
33. ^ Earl, George S. W. (1850). “On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations”. Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): p.119.
34. ^ “Phylogeography and Ethnogenesis of Aboriginal Southeast Asians”. Oxford Journals. http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/content/full/23/12/2480. Diakses pada 11 November 2008.
35. ^ Anggota ASEAN: Malaysia Diakses pada 29 Mei 2008.
36. ^ (id) M. Nasruddin Anshoriy Ch, angsa gagal: mencari identitas kebangsaan, PT LKiS Pelangi Aksara, 2008, ISBN 979-1283-65-6, 9789791283656
37. ^ Mahathir Mohamad. Wilayah Kita, Kita Sendiri. Majalah Time Asia. Diakses Mei.
38. ^ Majalah Time. Token Citizenship. Mei.
39. ^ Majalah Time. Siege’s End. 2 May 1960.
40. ^ Majalah Time. Hurray for Harry. Desember
41. ^ Majalah Time. Fighting the Federation. Desember
42. ^ Majalah Time. Perang Ras di Malaysia. Mei. Diakses pada Desember.
43. ^ United Nations Treaty Series No. 8809 Agreement relating to the implementation of the Manila Accord
44. ^ Republik Filipina. Departemen Luar Negeri. FAQs on the ICJ Decision. Diakses pada Desember.
45. ^ “Philippines’ Claim To Sabah”. epilipinas. http://www.epilipinas.com/SabahClaim.htm. Diakses pada 21 Juni 2010.
46. ^ Exchange of notes constituting an agreement relating to the implementation of the Manila Accord of 31 July 1963
47. ^ a b Jomo Kwame Sundaram. UNRISD Kebijakan Ekonomi Baru dan Hubungan Antarsuku di Malaysia. Diakses pada Desember.
48. ^ Anthony Spaeth. Majalah Time. Loncatan menuju Kejayaan. 9 Desember 1996.
49. ^ Anthony Spaeth. Majalah Time. Dialah Sang Pemimpin. September.
50. ^ http://asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=863&Itemid=31 Para pengusung petisi Malaysia menentang petugas polisi
51. ^ 30,000 Juru protes Hindraf melakukan rapat umum di jalanan Kuala Lumpur, Malaysiakini.com, 25 November 2007.
52. ^ OUTLAWED: Hindraf adalah ‘gangguan bagi kedamaian dan keamanan’, News Straits Times Malaysia, 16 Oktober 2008.
53. ^ MIC serah pada PM guna ISA – (Hindraf sedang berusaha dapatkan bantuan pengganas).
54. ^ Mahkamah tolak permohonan habeas corpus lima pemimpin Hindraf.
55. ^ Pasal 32. Konstitusi Malaysia.
56. ^ a b Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Malaysia. Diakses pada Desember.
57. ^ Pasal 44. Konstitusi Malaysia.
58. ^ Pasal 45. Konstitusi Malaysia.
59. ^ Pasal 46. Konstitusi Malaysia.
60. ^ “MALAYSIA (Dewan Rakyat)”. Inter-Parliamentary Union. 29 September 2008. http://www.ipu.org/parline/reports/2197.htm.
61. ^ Pasal 43 (2). Konstitusi Malaysia
62. ^ Pasal 43 (1). Konstitusi Malaysia
63. ^ Leow Chiah Wei. Travel Times. New Straits Times. Asia’s southernmost tip. Diakses pada Desember.
64. ^ Sager Ahmad. Travel Times. New Straits Times. Tanjung Piai, the End of Asia. Diakses pada Desember.
65. ^ Andrew Marshall. Time Magazine. Waterway to the World. Diakses pada Desember.
66. ^ Petronas 1H profit up 7.7% to RM26.6b
67. ^ a b c CIA World Factbook – Menurut taksiran 2004 [2]
68. ^ “All Sabahans must Fight BN and UMNO”. Malaysia Today. 15 Agustus 2006. http://www.malaysia-today.net/Blog_surat1/2006/08/all-sabahans-must-fight-bn-and-umno.html.
69. ^ a b “World Refugee Survey 2008”, U.S. Committee for Refugees and Immigrants, 19 Juni 2008.
70. ^ “Population and Housing Census” Press statement, Department of Statistics, Malaysia. Accessed 3 April 2007.
71. ^ a b General Report of the Population and Housing Census 2000. Putrajaya: Department of Statistics, Malaysia. 23 Desember 2010. hlm. 60–64. ISBN 9839044265.
72. ^ Pasal 160 (2). Konstitusi Malaysia.
73. ^ Inter Press Service: Temple Demolitions Spell Creeping Islamisation. Diakses pada 4 Juni 2006.
74. ^ BBC : Pressure on multi-faith Malaysia. Diakses pada 4 Juni 2006.
75. ^ http://www.bernama.com/bernama/v5/newsindex.php?id=466965 Leaders Condemn Church Burning Incident In Desa Melawati
76. ^ http://www.msnbc.msn.com/id/34640583 Church attacks in Malaysia deepen racial tension
77. ^ http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/news/stories/201001/s2788719.htm 4 gereja di Malaysia dibakar
78. ^ http://www.sinarharapan.co.id/berita/read/gereja-malaysia-dibakar-polisi-tingkatkan-keamanan/ GEREJA MALAYSIA DIBAKAR, POLISI TINGKATKAN KEAMANAN
79. ^ Ninth Schedule. Constitution of Malaysia.
80. ^ World Education Forum. UNESCO. http://www2.unesco.org/wef/countryreports/malaysia/rapport_1.html Education for All 2000 Assessment Report. Malaysia.] Diakses pada Desember.
81. ^ “Information for Applicants from Malaysia”. University of Abertay Dundee. http://www.abertay.ac.uk/Applicants/OS/Malaysia.cfm?Key=003.004.013.003. Diakses pada 27 Oktober 2008.
82. ^ Health Tourism, Portal Pemerintah Malaysia. Diakses pada 12 Oktober 2007.
83. ^ Pasal 14. Konstitusi Malaysia
84. ^ The Star Online. Lebih daripada sekadar kartu. Diakses pada 26 November 2007.
85. ^ Time Magazine. Rubber from Malaya. 1 March 1943.
86. ^ “How can Sri Lanka be transformed into Malaysia and Singapore? by Rajkumar Kanagasingam”. Wijeya Newspapers Ltd, Sri Lanka[Daily Mirror]. 17 November 2005. http://www.dailymirror.lk/2005/11/17/ft/14.asp. Diakses pada 28 Maret 2008.
87. ^ Goh, Melissa (Nov. 21, 2006). Para pendidik di Malaysia menilai bahwa NEP dapat menyebabkan polarisasi ras. Malaysia Today.
88. ^ “Malaysia scraps ringgit peg”, The Edge Daily, 2005-07-22.
89. ^ Departemen Statistik. Malaysia. Quarterly Balance of Payments Performance October – December, 2005. Diakses Desember.
90. ^ Financial Times. Malaysia mengendurkan larangan penjualan singkat. Diakses pada 28 Maret 2006.
91. ^ Boulton, William; Michael Pecht, William Tucker, Sam Wennberg (May 1997). Malaysia. Electronics Manufacturing in the Pacific Rim, World Technology Evaluation Center. Diakses pada 26 September 2007
92. ^ International Herald Tribune. Ethnic anger on the rise in Malaysia. Diakses pada 30 Januari 2008.
93. ^ “Non-resident Indian and Person of Indian Origin”. NRIOL. NRIOL. http://www.nriol.com/indiandiaspora/indians-abroad.asp. Diakses pada 27 November 2008. “Most Indians migrated to Malaysia as plantation laborers under British rule” .
94. ^ “Indian Fulbright scholar honored by Malaysian PM”, India Post.com. Diakses pada 27 November 2008Kutipan: “The British encouraged many Indians to migrate from India to Malaysia, and they were mostly lower caste groups so the British took advantage of that,” says Ramanujan, adding that thousands of Indians, especially from Tamil Nadu, came as indentured labor to work the plantations, with only a few coming over as plantation managers or more skilled labor..
95. ^ Portal Kementerian Penerangan Malaysia. “National Dikir Barat Competition To Be Expanded Next Year”, 2006. Diakses pada 2009-01-30.

Pustaka

* 1911 Encyclopædia Britannica. Malay States.
* Zainal Abidin bin Abdul Wahid; Khoo, Kay Kim; Muhd Yusof bin Ibrahim; Singh, D.S. Ranjit (1994). Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 2. Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN
* Jeong Chun Hai. (2007). Principles of Public Administration: An Introduction. Kuala Lumpur: Karisma Publication.ISBN 978-983-195-253-5.
* Osborne, Milton (2000). Southeast Asia: An Introductory History. Allen & Unwin. ISBN

Pranala luar

Pemerintahan

* Portal Pemerintah Malaysia
* Kantor Perdana Menteri Malaysia
* Departmen Statistik Malaysia
* Pimpinan dan Kabinet Malaysia
* situs resmi parlemen Malaysia
* http://www.4dw.net/royalark/Malaysia/malaysia.htm

Informasi umum

* Malaysia di Encyclopedia Britannica
* Malaysia pada CIA World Factbook.
* Malaysia from UCB Libraries GovPubs
* Malaysia pada Proyek Direktori Terbuka
* Gnome-globe.svg Wikimedia Atlas of Malaysia
* (en) Peta-peta Malaysia

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia
http://lib.utexas.edu/maps/malaysia.html